Sabtu pertama berarti Forbidden Saturday, rubrik di Jurnal Otaku Indonesia yang membahas tentang Boys’ Love, begitu juga dengan kehidupan fujoshi dan fudanshi di Jepang, bersama saya, Angela. Edisi bulan lalu sepertinya memberikan pukulan yang cukup telak ya untuk pembaca JOI yang bukan penggemar BL, hehehe, 誠に申し訳ございませんでした。
Namun tenang, khusus untuk edisi bulan ini, Forbidden Saturday sangat aman dibaca oleh khalayak umum. Dan untuk fujodanshi, saya mohon maaf karena artikel kali ini rating-nya turun menjadi SU (Semua Umur), bahkan tulisan saya kali ini terkesan agak melankolis. Tapi tenang aja, di Forbidden Saturday berikutnya, rating-nya kembali jadi R18 PG15 kok.
Ziarah: mencoba meresapi jejak Yuuri Katsuki
Kesedihan karena Yuri!! on Ice sudah tamat, membuat saya dan dua sahabat saya, Irene dan Izaia, memutuskan untuk ziarah ke tempat-tempat nyata yang dijadikan referensi untuk membuat anime bersejarah tersebut. Memang sih, it is almost impossible to heal our sadness, but we hoped this pilgrimage would ease our yearnings for Yuri!! on Ice.
Perjalanan dimulai pada tanggal 24 Desember pukul 10.30 pagi dari asrama kami menuju stasiun terdekat, Kyuudai Gakkentoshi-eki, dengan menggunakan Showa Bus. Dari stasiun, kami akan menaiki kereta Japan Railways menuju prefektur sebelah, Saga-ken. Atau lebih tepatnya, kami akan menuju Karatsu-shi, kota yang menjadi referensi kampung halaman Yuuri Katsuki, Hasetsu-shi.
Penampakan luar Kyuudai Gakkentoshi-eki. Gambar yang ini saya ambil dari internet sih, soalnya saya gak pernah punya niat ambil foto stasiun deket rumah
Tempat pertama: Karatsu-eki a.k.a. Hasetsu-eki
Di dalam kereta yang melaju ke barat, kami bertiga melihat pemandangan di luar berubah dari suasana pedesaan menjadi suasana perkampungan (maksudnya makin ndeso gituh). Namun, bukan pemandangan pedesaan yang menjadi perhatian utama kami, melainkan betapa jauhnya tempat yang akan kami datangi.
Kereta yang kami naiki berada di atas Karatsu-sen dan Kuukou-sen, sebuah jalinan rel yang menghubungkan Fukuoka-kuukou di ujung timur (bandara internasional di prefektur tempat kami tinggal, Fukuoka-ken) dengan Nishi Karatsu-eki di ujung barat. Jadi, Kyuudai Gakkentoshi-eki berada di tengah line tersebut, sementara Karatsu-eki adalah satu stasiun sebelum Nishi Karatsu-eki.
Yuuri, please jangan nangis, saya juga jadi ikut nangis
Perjalanan kami yang hanya dimulai dari tengah line saja sudah terasa sangat jauh, apalagi Yuuri yang harus menempuh perjalanan dimulai dari Fukuoka-kuukou. Bahkan lebih dari itu, perjalanannya sudah dimulai dari Detroit. Dia harus menahan sedih kekalahan dan tangis keputusasaan selama perjalanan yang panjang itu. Membayangkan hal itu, hati saya benar-benar terasa sangat sakit.
Versi anime: ke kiri Noda dan Oozuka, ke kanan Nishi Hasetsu. Mirip banget kan sama aslinya
Sampai di Karatsu-eki, kami disuguhkan suasana yang kampung banget dan sangat sepi, serta terlihat betapa sempitnya stasiun tersebut, bahkan line keretanya hanya ada sebuah. Jika kita menonton ulang episode pertama, Minako-sensei, guru baletnya Yuuri, memang pernah menjelaskan bahwa semakin sedikit orang yang tinggal di Hasetsu. Tampaknya, hal itu memang terjadi di dunia nyata.
Untungnya, kepedihan hati kami tergantikan dengan pekik kebahagiaan ketika kami keluar dari gerbang tiket, karena kami mendapati betapa miripnya keadaan versi anime dengan real life, terutama bagian Ekimachi. Sekalipun kami harus menahan malu, kami pun berfoto sambil membentangankan poster-poster YoI yang kami punya. Bahkan saya yang memang dulu belajar balet, melakukan pose arabesque meniru Minako-sensei, dengan wajah memerah (foto tersebut hanya untuk konsumsi pribadi).
Salah satu sahabat saya, Izaia, dengan poster Viktor-Yuuri-Yurio miliknya di depan Ekimachi Icchou-me, pusat perbelanjaan di dalam Karatsu-eki
Tiba-tiba saat saya sedang membereskan poster saya, seorang Obaa-san (nenek) mengajak saya mengobrol dan bertanya-tanya tentang datang dari mana kami dan apa yang kami lakukan (ini hal yang biasa di Jepang, seorang nenek mengajak bicara tiba-tiba). Saya yang merasa tak enak langsung meminta maaf jika tingkah kami bertiga mengganggu, tetapi ternyata Obaa-san justru senang kami datang ke Karatsu, karena kota kecil ini memang semakin hari semakin sepi. Bahkan sebelum pergi, beliau memberikan kami beberapa snack sebagai ucapan selamat datang.
Even the orange ball billboard in front of FamilyMart were same, wow. Anyway, you can see YoI poster pasted on at the right side of FamiMa
Setelah itu, kami memeriksa jika ada spot lain yang muncul di anime. Tanpa disangka-sangka, ternyata Karatsu-eki ditempeli poster YoI di mana-mana. Tampaknya mereka tahu bahwa kota ini muncul di anime legendaris tersebut.
Saya dengan booklet Miracle!!! on Ice milik saya di depan gerbang tiket (posenya Viktor×Yuuri oke banget). Di sebelah kanan terlihat poster YoI dipajang di kantor stasiunnya juga
Saat kami akan keluar stasiun, kami mendapati ada dua Onee-san Jepang yang cekikikan dengan cara yang sama dengan kami, juga sambil mengambil foto di spot yang sama dengan kami. Kami tahu, kami bertemu peziarah lain, teman sesama nista seperjuangan yang lain.
Ini salah satu Onee-san sesama peziarah yang baru saja memotret poster YoI di dekat boneka balon Father Chistmas, masih di dalam stasiun
Keluar stasiun, seperti yang kami duga, berdiri dengan gagah patung yang jadi icon Karatsu-eki. Memang versi anime-nya berbeda jauh dengan versi real life, tetapi jika kamu memeriksa kanji yang tertulis di bawah patung Hasetsu, tertulis はせつ平和宣言 (Hasetsu Heiwa Sengen: Hasetsu Peace Declaration). Sementara di bawah patung Karatsu, tertulis 唐津曳山 (Karatsu Hikiyama: Karatsu Festival Float) yang merupakan festival untuk memperingati bersatunya beberapa kota menjadi Karatsu-shi. Saya yakin, ada sejarah yang cukup dalam yang menghubungkan dua tulisan tersebut.
Habis berfoto berkali-kali, kami memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan yang sempat dikunjungi Yuri Plisetsky. Namun, kami tidak tahu harus ke arah mana, bahkan kami tidak tahu nama tempat tersebut. Akhirnya, dengan berani saya menyapa dua Onee-san sesama peziarah yang juga sedang memotret patung Karatsu.
Izaia di depan patung Karatsu. Maaf ya, wajahnya saya sensor
Saat saya bertanya apakah mereka tahu 商店街 (shoutengai: shopping street) yang dikunjungi Yurio, salah satu dari mereka mengeluarkan setumpuk kertas yang ternyata adalah print out lengkap tempat-tempat YoI di seluruh dunia (gila banget, persiapan luar biasa). Mereka berkata nama tempat tersebut adalah Kyomachi, tetapi sayangnya mereka juga tidak tahu di mana, ini pertama kalinya mereka di Karatsu.
Tiba-tiba seorang Oba-san (ibu-ibu) berlari mendatangi kami dari arah stasiun, menanyakan apakah ada yang bisa beliau bantu. Saya pun bertanya apakah di dekat stasiun ada shoutengai yang cukup terkenal, dan Oba-san itu menjawab dengan “‘Yuuri!!! on Ice’ desu ne?” yang membuat kami berlima takjub. Dengan sigap beliau berlari kembali ke dalam stasiun dan membawakan dua lembar peta, lalu mencoret-coret memberi tanda sambil menjelaskan arah mana yang harus kami tuju.
Ternyata di sinilah kantor Oba-san, seakan-akan ini adalah Yuuri!!! on Ice Tourist Information Center
Beliau yang tertarik dengan kami bertiga karena kami adalah 外人 (gaijin: orang asing) bertanya-tanya seperti Obaa-san tadi. Beliau merasa senang karena bahkan ada orang asing jauh-jauh datang dari Indonesia ke Karatsu dan berbicara Bahasa Jepang karena anime ini (saya sengaja tidak memberitahu bahwa kami sebenarnya tinggal di prefektur sebelah), dan beliau juga berharap kami senang selama di Karatsu.
Tempat kedua: Kyomachi a.k.a. Kyumachi
Kami pun berpisah, Oba-san kembali ke kantornya, dua Onee-san fujo itu melanjutkan berfoto di patung Karatsu, dan kami bertiga menuju Kyomachi. Hanya sebentar berjalan kami sudah menemukan tempat itu, dan lagi-lagi kami terpekik girang, terutama Izaia yang seorang penggemar berat Yurio.
Versi anime namanya Kyumachi. Sedang sepi karena mungkin H-1 natal
Hal yang paling mengejutkan kami di sini adalah, kami menemukan banyak sekali print out Yurio tertempel di berbagai tempat spesifik yang pas banget. Sepertinya fans Yurio bekerjasama dengan toko-toko di sini untuk menempelkan print out tersebut, seakan-akan mereka ingin berkata, 「ユリオはここにいたよ」 (“Yurio wa koko ni ita yo”: “Yurio ada di sini lho”).
Salah satu print out tertempel di tiang di depan pintu masuk Kyomachi
Another one. Sayangnya kami tidak menemukan toko yang menjual jaket harimau Yurio
Di tengah Kyomachi, kami bertemu lagi dengan dua Onee-san tadi. Saya pun mengobrol dengan salah satu dari mereka. Ternyata mereka datang dari Osaka berdua saja hanya demi YoI. Mereka sudah mengunjungi tempat YoI lainnya di Tokyo, ngiri deh.
Yurio di depan toko obat, serta toko aslinya di dunia nyata menggunakannya sebagai sarana promosi
Bahkan kantor pengelola Kyomachi juga menempelkan poster YoI. Sayang sedang tutup
Ditengah obrolan kami berdua, lagu natal yang mengalun di shoutengai tersebut selesai. Dan tanpa kami duga, ternyata lagu berikutnya yang dimainkan adalah 「愛について:エロス」 (‘Ai ni tsuite: Erosu’: ‘About Love: Eros’) yang dilanjutkan dengan History Maker oleh Dean Fujioka. Tentu kami berlima terkesima dan terkikik senang. Kyomachi sudah mendedikasikan diri mereka untuk YoI rupanya.
Tempat Minako-sensei dan si kembar tiga menempelkan poster Onsen on Ice di episode ketiga. Lagi-lagi ada print out tertempel di tiang
Lihat gambar kecil di bagian kanan bawah dan gambar di bagian atas
Tempat ketiga: Karatsu-jou a.k.a. Hasetsu-jou
Sekali lagi berpisah dengan Onee-san ramah tadi, kami bertiga melangkahkan kaki menuju salah satu tempat paling iconic di YoI, Karatsu-jou alias Hasetsu-jou, sebuah kastil yang menurut cerita Yuuri ke Viktor Nikiforov, sebenarnya adalah sebuah markas ninja. Namun, sepertinya itu cerita bohong.
Karatsu-jou dari kejauhan
Sebelum menuju Karatsu-jou, kami menyempatkan diri mengunjungi jembatan besar di dekat sana yang biasa digunakan Yuuri dan Yurio untuk jogging. Dan sekali lagi kami dikejutkan oleh detail yang mirip di jembatan tersebut, termasuk lekukan jembatan dan kursi-kursi di sana.
Pas banget ada nenek naik sepeda lewat, coba ada yang mancing juga
Jika ditanya siapa tokoh yang paling saya suka, saya akan memilih Yuuri. Jadi, jembatan ini adalah spot utama yang sangat saya nantikan untuk dikunjungi, karena saya ingin mencoba berlari dari ujung jembatan ke ujung lainnya seperti Yuuri. Apalagi kebetulan rambut saya sedang dipotong pendek, saya benar-benar ingin mencoba rasanya menjadi Yuuri. Saya langsung melepas winter coat saya agar lebih mudah bergerak, kemudian mulai berlari.
Untungnya saya pakai stocking hitam tebal, jadinya saya nggak kedinginan
Kami pun berjalan menuju Karatsu-jou, menaiki tangga batu untuk mendaki bukit tempat kastil tersebut. Di tangga batu tersebut kami bertemu klub baseball SMA lokal yang sedang berlari naik-turun tangga, seperti yang dilakukan oleh Yuuri untuk menurunkan berat badannya. Sayangnya saya lupa mengambil foto saat itu.
Toko sake yang kami temukan di tengah perjalanan. Di sana tertulis bahwa mereka menyediakan sake khas Saga-ken yang muncul di YoI. Mereka juga menjual wine Romanée Conti tahun 1985
Baru saja sampai ke puncak, kami sekali lagi bertemu dengan dua Onee-san peziarah yang ternyata sudah selesai meng-explore kastil. Saya mengobrol sebentar dengan mereka dan menyempatkan bertanya tentang tempat untuk makan katsudon YoI. Ternyata kami harus menaiki kereta sebentar sampai ke Niji no Matsubara-eki, beberapa stasiun sebelum Karatsu-eki. Akhirnya kami berpisah, berharap bisa bertemu lagi di restoran.
Izaia dan Irene di depan Karatsu-jou. Exterior kastilnya benar-benar serupa
Di pekarangan Karatsu-jou, kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Sayangnya saat ini bukan musim semi, sehingga kami tidak bisa melihat keindahan sakura yang mengelilingi kastil. Saya tadinya berpikir akan ada poster YoI atau beberapa spot yang ditempeli print out scene YoI, tetapi ternyata tidak ada sama sekali. Mungkin karena ini adalah monumen nasional, sehingga hal tersebut dilarang.
Postcard Viktor×Yuuri milik Irene di pekarangan kastil. Coba perhatikan kursinya, sayangnya kami mengambil dari angle yang salah
Karena hari Sabtu dan mendekati malam natal, kastil cukup ramai dikunjungi oleh keluarga, pasangan, dan juga turis-turis asing. Serta tentu saja, peziarah YoI lainnya.
Tempat keempat: Kagamiyama Onsen
Kembali ke Karatsu-eki lalu menuju Niji no Matsubara-eki, kami mendapati stasiun tersebut benar-benar kecil. Bahkan menurut saya, tempat itu lebih mirip pos kamling dibanding stasiun.
Saya ingat saat itu sekitar pukul 3.30 sore, dan kami bertiga sudah lapar karena belum makan siang, sehingga kami bersemangat untuk menuju restoran. Sayangnya, kami salah mengambil rute sehingga kami tersesat sangat jauh. Apalagi tempat kami tersesat tampak begitu terpencil karena dikelilingi hutan.
Niji no Matsubara berarti Hutan Pinus Pelangi
Di tengah keputusasaan, tanpa sengaja kami menemukan sebuah toko souvenir yang memajang poster YoI. Dengan harap-harap cemas, kami memasuki toko tersebut dan disambut ramah oleh anak pemilik toko. Saya berkeliling toko, mencari sesuatu yang cukup unik untuk dibeli, lalu berencana menanyakan arah saat nanti ke kasir. Akhirnya, saya mengambil sebuah jimat yang dari namanya jelas bahwa ini benda yang YoI banget.
Di kasir, saya mengumpulkan keberanian untuk bertanya. Baru saja saya mengatakan 「カツ丼を食べたら,,,」 (“Katsudon o tabetara…”: “Kalau saya mau makan katsudon…”), si anak pemilik toko tersenyum 「鏡山温泉ですか?」 (“Kagamiyama Onsen desuka?”) dan langsung mengambil peta serta menjelaskan bahwa kami salah jalan.
Nama jimatnya ‘Shouri no Katsudon’. ‘Shouri’ artinya ‘Kemenangan’, yang dalam Bahasa Rusia adalah ‘Viktor’. Jadi, 「勝利のカツ丼」 = ‘Viktor’s Katsudon’ = ‘Yuuri Katsuki’ = 「勝生勇利」
Aji mumpung, saya pun bertanya tentang tempat terakhir yang ingin kami kunjungi, pantai Niji no Matsubara. Si anak pemilik toko tertawa kecil sambil berkata 「シャワーの場所ですね」 (“Shawaa no basho desune”: “Tempat shower kan”) lalu menjelaskan tempatnya. Dengan penuh rasa terima kasih, kami kembali berjalan ke arah yang benar, lalu menemukan restoran katsudon yang sudah kami nanti.
Ini dia Kagamiyama Onsen. Oji-san (paman) penjaga parkirnya juga sangat ramah, beliau tahu bahwa kami peziarah YoI dan dengan senang hati mengambil foto kami bertiga
Sekalipun eksteriornya tidak begitu mirip, tetapi interiornya sangat mirip. Namun, saya tidak bisa masuk onsen terbuka untuk laki-laki, betapapun inginnya saya mengambil foto tempat Viktor dan Yuuri berendam bersama. Di dalam restoran pun kami bertemu peziarah lain. Sayangnya kami tidak bertemu dua Onee-san ramah sebelumnya.
Saya dengan poster YoI yang juga ditempel di dalam restoran. Irene maaf, wajahnya saya sensor
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya katsudon datang. Betapa terharunya kami setelah tersesat beberapa lama hanya untuk menuju ke sini. Terutama Irene, yang memang sudah menunggu menyantap katsudon Yuuri layaknya seorang Viktor. Dan menurut Irene, ini katsudon terenak yang pernah dia makan.
Itadakimasu, ViktUuri!!!
Tempat terakhir: Pantai Niji no Matsubara
Setelah menyantap makanan lezat, saatnya kami menuju tujuan terakhir, tempat Viktor dan Yuuri take a shower bersama di pantai Niji no Matsubara. Dari sini kami memilih naik kereta ke stasiun sebelah, Hamasaki-eki, agar kami tidak perlu berjalan terlalu jauh.
Sekalipun baru pukul 5.30, tetapi langit sudah sangat gelap karena winter. Dan sesampainya di pantai, keadaan di sana sudah sangat sepi, karena memang sebenarnya tidak baik pergi ke laut saat gelap. Untungnya sekalipun gelap, kami bisa dengan mudah menemukan tempat shower yang khusus itu. Such a bliss, akhirnya perjalanan kami selesai.
One of the most romantic shot for me in YoI, actually. Saya bersyukur banget bisa ke sini (nangis terharu)
Ada hal lucu saat kami kembali, kami menemukan sebuah love hotel di pantai tersebut. Saya yang sudah cukup lama tinggal di Jepang sudah bisa membaca ciri-cirinya. Kami bertiga pun mengeksplor gerbang depannya, terkikik geli sambil bertanya-tanya, apakah setelah keramas-keramasan, Viktor dan Yuuri menginap di sini. Well, I think so. They’re grown up men afterall, with human desire, fufufu.
Ada tulisan 18+, dan malam ini sudah full-booked, malam natal soalnya
Tempat yang belum dikunjungi
Sebenarnya ada beberapa tempat lain yang kami rencanakan akan kami kunjungi, tempat yang masih bisa kami jangkau karena masih berada di sekitar Fukuoka-ken. Namun, karena keterbatasan waktu, kami berencana akan mengunjunginya Februari ini, saat kami akan pergi ke Animate Cafe Fukuoka yang memang sedang bertemakan YoI. Dan, jika seandainya saya punya sangat banyak uang, saya ingin sekali berziarah ke tempat referensi YoI lainnya di Tokyo dan juga seluruh dunia. (Gambar perbandingan di bawah ini saya ambil dari internet, bukan hasil kamera kami)
Iiizuka Ice Palace a.k.a. Hasetsu Ice Castle. Saya dengar di sini dijual piroshky katsudon
Terminal internasional Fukuoka-kuukou yang muncul di adegan paling mengharukan YoI (ep.9). Sebenarnya saya sudah belasan kali ke sini
Nakasu Kawabata, red light district di Fukuoka-shi, tempat banyak hiburan dewasa serta love hotel kelas atas. Apa yang dilakukan Viktor dan Yuuri di sini? We already know the answer though ಸ‿ಸ
地下鉄 (chikatetsu: subway) dengan kursi loreng-loreng. Saya juga sudah ratusan kali menaikinya, tetapi saya tak pernah sadar ini muncul di YoI
Aftermath
Di akhir perjalanan, kami bertiga merasa benar-benar bersyukur memiliki kesempatan merasakan kisah perjalanan Yuuri. Kami juga bahagia bisa menerima keramahan dan bantuan penduduk Karatsu-shi selama perjalan kami. Saya harap, dengan bantuan YoI, kota sepi Karatsu-shi bisa semakin ramai dikunjungi turis. Jika kalian mengunjungi Kyuushu, sempatkanlah datang ke sana.
Mengintip sedikit koleksi YoI saya di kamar, poster favorit saya yang paling bawah
Baiklah, sekian Forbidden Saturday bulan ini. Saya benar-benar mohon maaf karena artikel kali ini sangat panjang. Saya harap, ini bisa sedikit menyembuhkan kerinduan kalian juga akan YoI, dan memberikan motivasi agar kalian datang ke Jepang (motivasinya agak salah sih).
Untuk saudari Yena Yuda Fatwa Rahima, terima kasih sudah request OnoD×Kamiyan, saya juga shipper mereka. Sayangnya untuk alasan tertentu, saya tidak bisa menuliskan artikel tentang mereka. Namun, jika kamu punya request yang lain, sangat dipersilakan.
Terakhir, sekalipun terlambat, С Днем Рождения, Виктор! (Happy Birthday, Viktor!). Please send me the invitation for your wedding
The post [Forbidden Saturday] Ziarah Yuri!! on Ice appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.