Kalau kamu sudah menonton anime Psycho-Pass pastinya kamu sudah tahu dengan band yang populer berkat “CAUSE I FEEEEEEEEELLLLLLLLLLLLLL” yang diambil dari lagu pembukanya yaitu “Out of Control”. Minggu ini JOI Music akan menghadirkan band alternative rock asal Jepang bernama Nothing’s Carved In Stone.
Nothing’s Carved In Stone merupakan sebuah band yang terdiri dari Taku Muramatsu (vokal), Shinichi Ubukata (gitar), Hidekazu Hinata (bass), dan Takanori Ookita (drum). Mereka terbentuk pada tahun 2009 sebagai proyek musik sampingan dari Shinichi Ubukata ketika grupnya Ellegarden menyatakan hiatus pada tahun 2008. Personil dari grup yang disingkat NCIS ini merupakan personil band lainnya juga seperti Muramatsu yang berada di ABSTRACT MASH, Hinata yang berada di Straightener, killing Boy, FULLARMOR, ART-SCHOOL, dan ZAZEN BOYS; serta Ookiya yang berada di FULLARMOR.
Kekuatan dari musik mereka adalah nada-nada alternative rock yang catchy serta kemampuan vokal dari Muramatsu yang fasih menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris dan tidak terdengar seperti orang Jepang ketika menyanyi dalam bahasa Inggris yang biasanya suka kacau. Bahkan ketika saya pertama kali mendengar “Out of Control” saya mengira bahwa band ini dari Inggris bukan dari Jepang. Kemampuan bahasa Inggris dari Muramatsu membuat band ini mendapat fanbase yang besar di luar Jepang. Permainan bass dari Hinata yang ikonik dan menyatu dengan nuansa alternative rock juga menjadi kekuatan dari grup ini.
Era awal
Ketika grup pop punk legendaris Ellegarden menyatakan hiatus, sang gitaris Ubukata langsung berbicara kepada Hinata dan mereka berdua memutuskan untuk bermain bersama. Hinata mengajak rekan satu band-nya di FULLARMOR bernama Ookiya untuk bergabung dalam grup baru yang dibuatnya dan melakukan session bersama. Mereka terus bermain tanpa ada vokalis selama setengah tahun. Ketika akhirnya mereka mencari vokalis, mereka menemukan suara dari Muramatsu melalui band-nya ABSTRACT MASH di MySpace. Ubukata langsung datang ke gigs ABSTRACT MASH dan menyukai suaranya. Setelah bernegosiasi dengannya, Muramatsu setuju untuk mengisi vokalnya dan band baru telah terbit. Pada 12 Januari 2009, ia langsung mengumumkan nama band barunya beserta para personilnya. Kini Nothing’s Carved In Stone siap untuk mengarungi skena musik Jepang.
Era Indie Label
Tanpa perlu waktu lama mereka merilis album pertama mereka dibawah label yang pernah menaungi Ellegarden bernama Dynamord Label. Album yang mereka namai PARALLEL LIVES ini langsung mendapat respon yang positif berkat diisi oleh mantan personil Ellegarden yang sudah mempunyai fanbase kuat sebelumnya. Album yang dirilis pada 5 Mei 2009 berhasil duduk di peringkat 11 di Oricon Album Chart. Mereka langsung menjalankan tur pertama mereka bernama “PARALLEL LIVES TOUR”. Mereka juga langsung mendapat tempat di festival besar seperti ROCK IN JAPAN FESTIVAL dan SUMMER SONIC di tahun pertama karir mereka. Pada 23 Desember 2009 sampai 30 Januari 2010 mereka melaksanakan tur mereka sendiri bernama “Rigid Clocks Tour”. Album ini menghadirkan lagu “Isolation” yang bisa dikatakan menjadi dasar bermusik di karya mereka berikutnya.
Sebelum merilis album kedua mereka terlebih dahulu merilis single pertama berjudul “Around The Clock” pada 9 Desember 2009 dan menjadi juara di Oricon Indie Chart serta mendapat posisi 21 di Oricon Single Chart. Mereka merilis album kedua mereka Sands of Time pada 9 Juni 2010 dan berisi sebelas lagu termasuk lagu “Around The Clock”. Album ini masuk di posisi ke-14 di Oricon Album Chart. Setelah itu, mereka mengadakan tur sendiri bernama “Sands of Time Tour” pada 10 Juli – 17 Agustus 2010.
Mereka merilis video klip “Chain Reaction” pada 20 Mei 2011 di YouTube mereka dan menjadi lagu promosi untuk album ketiga mereka berjudul echo yang dirilis pada 8 Juni 2011. echo menghadirkan lagu “Chain Reaction” yang menjadi lagu promosi pertama mereka yang dinyanyikan dalam bahasa Jepang dengan pengaruh electro dan world music. echo masuk ke posisi 14 di Oricon Album Chart dan bertahan selama tujuh minggu di chart. Mereka langsung melanjutkan tur untuk album mereka pada 18 Juni – 3 September 2011.
NCIS merilis single terbaru mereka “Pride” pada 18 Juli 2012 dan menjadi lagu pembuka untuk anime Kingdom. Single ini duduk di posisi 33 di Oricon Single Chart dan merupakan single terakhir mereka di bawah indie label karena mereka dikontrak oleh Epic Record Japan yang merupakan sublabel dari major label Sony Music Japan.
Era Major Label
Sebagai debut major mereka, NCIS merilis album keempatnya “Silver Sun” yang dirilis pada 15 Agustus 2012 dan duduk di posisi 11 dan bertahan selama tujuh minggu. Setelah album ini dirilis, mereka mengeluarkan single “Spirit Inspiration” yang diambil dari album “Silver Sun”. “Spirit Inspiration” menjadi lagu pembuka untuk anime Zetsuen no Tempest dan menjadi lagu kedua mereka yang menjadi lagu tema untuk anime. “Spirit Inspiration” masuk ke Billboard JAPAN Hot Animation di peringkat 6 dan posisi 22 di Oricon Album Chart.
Nama mereka semakin dikenal di dunia musik internasional berkat menyanyikan lagu tema untuk anime Psycho-Pass yang ikonik yaitu “Out of Control”. Lagu yang terkenal berkat reff-nya dan mengecoh pendengar bahwa band ini adalah band Jepang masuk ke posisi 9 di Oricon Single Chart dan menjadi lagu terlaris sepanjang karir NCIS serta menjadi lagu pertama mereka yang masuk ke 10 besar di Oricon Single Chart. Tiga bulan setelah “Out of Control” rilis mereka merilis album kelima mereka REVOLT dan duduk di posisi ke-17 di Oricon Album Chart dan bertahan selama delapan minggu. NCIS melaksanakan tur untuk album REVOLT pada 25 Juli – 20 September 2013.
Selang enam bulan dari perilisan album baru, mereka merilis single baru mereka berjudul “Shibame Crimson” pada 18 Desember 2013 dan duduk di posisi ke-18 di Oricon Single Chart. Pada 6 Agustus 2014 mereka merilis album keenam mereka Strangers In Heaven dan menjadi album pertama mereka yang masuk ke posisi 10 besar di Oricon Album Chart dan duduk di posisi ke-10 pada minggu pertama dirilis. Mereka langsung melaksanakan tur untuk album mereka pada 20 Agustus – 25 Oktober 2014. Mereka merilis single “Gravity” pada 14 Januari 2015 dan menjadi single perpisahan mereka dengan major label Epic Records/Sony Music Japan dan kembali ke label lama mereka Dynamord Label.
Kembali Ke Indie Label
Rilisan pertama mereka setelah mereka “pulang kampung” ke label lama mereka adalah album ketujuh yang diberi nama MAZE dan dirilis pada 27 Agustus 2015 yang berisi 11 lagu dan menampilkan “Gravity” yang mereka rekam ulang. Mereka merilis video klip “YOUTH City” dan “Milestone” yang menjadi lagu promosi untuk album ketujuh di akun YouTube mereka. Mereka mengadakan tur selama 16 hari mulai dari 8 – 24 Oktober 2015 untuk mempromosikan album MAZE. Album ini dirilis dalam bentuk piringan hitam pada 6 April 2016. MAZE menjadi album kedua mereka yang masuk di posisi 10 besar Oricon Album Chart dan menjadi album mereka yang mencapai posisi paling tinggi dengan berada di posisi 8.
Mereka merilis single ketujuh mereka berjudul In Future pada 6 April 2016 dan mencapai posisi 22 di Oricon Single Chart. Dilanjutkan dengan single kedelapan mereka yang dibawakan dengan gaya akustik dan mellow berjudul “Adventures” pada 2 November 2016 dan mencapai posisi 37 di Oricon Single Chart.
Sebelum mereka merilis album kedelapan, mereka merilis video klip “Like A Shooting Star” pada 7 Desember 2016 yang menggunakan animasi dengan sound yang mirip dengan “Out Of Control”. Mereka merilis album kedelapan mereka Existence pada 14 Desember 2016 dan berhasil duduk di posisi ke-13 di Oricon Album Chart. Mereka akan melaksanakan tur untuk promo album terbaru mereka dari 15 Januari – 1 April 2017.
Terbukti jika Nothing’s Carved In Stone bukan hanya “CAUSE I FEEEEEEEELLLLLLLLLLLL” dan mereka punya banyak lagu keren yang bisa kamu coba. Jangan takut karena kamu tidak mengerti bahasa Jepang karena hampir semua lirik dalam lagu mereka dinyanyikan dalam bahasa Inggris. Sudah siap untuk berpetualang bersama Nothing’s Carved In Stone?
Website Resmi
YouTube
Facebook
Twitter
Instagram
The post [JOI Music] Nothing’s Carved In Stone appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.