Yoko Taro + Platinum… Sudah satu setengah tahun sejak kolaborasi mereka di game Nier Automata diumumkan dan saya masih tidak percaya kalau ini bukan mimpi. Yoko Taro terkenal dengan seri-seri Drakengard dan Nier buatannya yang gila, emosional, atau keduanya sekaligus, tetapi seringkali gameplay-nya kurang bagus. Sementara itu, Platinum Games terkenal salah satu developer game action terbagus (if not the best) dengan karya-karyanya seperti Bayonetta dan Metal Gear Rising. Jadi, kalau mereka berdua berkolaborasi, berarti harusnya gamenya SEMPURNA dong!? Well, akhirnya saya berhasil mencoba demo Nier Automata (setelah merengek berminggu-minggu ke boss Randy) di PS4, dan berikut pendapat saya mengenai demonya.
It’s a darn good Platinum game
Satu hal yang sempat dikhawatirkan adalah bahwa Platinum Games belakangan ini terlalu banyak mengerjakan banyak game sekaligus, dan hal tersebut mempengaruhi kualitas gamenya. Meski sebelumnya pernah membuat beberapa game action yang bisa dibilang terbaik pada masanya, game-game Platinum saat itu seringkali terkena beberapa halangan, seperti Bayonetta 2 dan Wonderful 101 yang hanya dirilis di Wii U, dan Metal Gear Rising yang tidak tersedia di Steam di kawasan Asia. Meski game-gamenya luar biasa, nampaknya ini tidak memberikan mereka banyak pemasukan, karena Platinum nampak tergesa-gesa dan menerima banyak orderan dari berbagai publisher, sampai-sampai mengerjakan 3-5 proyek sekaligus di waktu bersamaan.
Contoh hasilnya adalah game The Legend of Korra di tahun 2014 yang dicap sebagai “game jelek pertama Platinum.” Transformers Devastation di tahun 2015 untungnya cukup bagus, tetapi Star Fox Zero (co-develop bersama Nintendo) dan Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutants in Manhattan yang dirilis di 2016 terhitung sebagai 2 game terburuk yang Platinum pernah kerjakan. Bahkan saat penulisan ini, selain mengerjakan Nier Automata, Platinum juga sedang mengerjakan Scalebound, Granblue Fantasy Project Re:Link, dan Lost Order.
urgh…Untungnya kekhawatiran tersebut langsung lenyap ketika saya memainkan demonya. Meski demonya hanya menampilkan 1 dungeon dan tidak menampilkan banyak fitur di luar
action gameplay-nya seperti segmen
open world, quest, level & stats, skill set, dan lain-lainnya, saya cukup yakin
Nier Automata memiliki potensi untuk menjadi game Platinum terbaik sejauh ini.
Basic gameplay-nya cukup mirip dengan game-game Platinum lainnya. Light & heavy attack (yang mana senjata langsung di-equip ke masing-masing tipe dan akan menghasilkan moveset yang berbeda ketika ditukar) dan juga sistem dodge & counter yang terasa lebih mudah dilakukan dibandingkan di beberapa game Platinum lainnya. Tentunya juga ada banyak variasi mulai dari combo, launcher (heavy attack + jump), running attack, dan hal-hal lain yang bisa jadi sangat berguna atau sekedar hiasan seperti menggesek touch pad PS4 untuk mengelus pod (robot kecil yang membantu menembak).
Ngomong-ngomong soal menembak, sama seperti di Nier pertama, pemain juga bisa menembak, meski kali ini menggunakan pod ketimbang grimoire. Tipe pod yang ada di demo hanyalah tipe gatling yang mana bisa menembak terus menerus tanpa batas dengan damage kecil, yang mana berarti di full game-nya nanti akan ada tipe-tipe tembakan lain. Seperti di Nier pertama, terkadang sudut kamera terkadang akan berubah otomatis menjadi fixed sidescroller/top-down di mana kontrol untuk menembak juga berubah hingga lebih mirip ke game twin-stick shooter ketimbang TPS.
Ada juga sentuhan kecil yang sangat membantu seperti kamera yang otomatis menunjuk ke arah musuh baru/pintu keluar setelah menghabisi semua musuh yang ada
Di akhir demonya, ada bos raksasa yang akan menghadang dengan
multi-phase seperti di game Platinum biasanya. Sayangnya untuk demo ini agak terasa terlalu
event-based ketimbang benar-benar boss battle, tapi untungnya ada banyak variasi di dalam pertarungannya, termasuk minigame di mana pemain menggunakan robot terbang untuk menembaki bosnya.
Dan diakhiri dengan referensi ke boss battle Metal Gear Excelsus dari Metal Gear Rising
Smoother controls & movements
Sebagai fast-paced action game, tentunya Nier Automata memiliki kontrol yang responsif. Meski begitu, game ini nampak memiliki balance yang memuaskan antara responsif dan smooth dibanding game-game Platinum sebelumnya. Gerakan 2B tidak hanya terjadi dengan cepat, tetapi juga indah untuk dilihat. Saya selalu merasa game di mana bergerak saja terasa begitu menyenangkan itu patut dipuji, dan game ini adalah salah satunya.
Awalnya saya agak bingung mengapa untuk berlari, pemain harus melakukan dodge terlebih dahulu lalu tombol arah. Namun, saya langsung merasa terbiasa dalam sekejap. Memencet satu tombol saja terasa lebih nyaman daripada harus menahan satu tombol terus-menerus, apalagi mengingat full game-nya adalah open world.
Animasi gerakan karakternya juga dilakukan dengan sangat baik. Gerakan ayunan senjatanya halus dan indah, dan transisi dari satu serangan ke serangan lain juga sangat bagus. Bahkan ada detil-detil tambahan jika pemain berhenti bergerak di tengah/akhir combo. Dan sebagai fanservice, beberapa gerakan 2B juga memamerkan paha dan bokongnya. speaking of that…
Banjir fanart 2B
Sumber: RA – PixivOh hey, congrats. Semenjak pengumumannya di E3 2015,
Nier Automata berhasil mendapatkan lebih banyak diketahui oleh mata umum dibandingkan semua game-game Yoko Taro sebelumnya, baik karena keterlibatan Platinum Games, penampilan Yoko Taro di E3 tersebut yang unik, atau juga karena reaksi
fans. Kini setelah demonya dirilis,
Nier Automata semakin dikenal tidak hanya karena
gameplay-nya, tetapi juga karena “daya tarik” 2B. Semenjak demonya,
fanart 2B di Pixiv dan media gambar sejenisnya langsung melonjak, terutama
fanart mesumnya. Tidak hanya para penggemar yang kerajingan, tapi
Yoko Taro sendiri juga.
Di Drakengard 3, karakter-karakter di sana juga memiliki desain-desain yang sangat menarik. Sayangnya kualitas model 3Dnya tidak bagus-bagus amat. Kali ini hasilnya malah nampak hampir terbalik. Desain-desainnya sekilas nampak lebih sederhana dengan kebanyakan karakter memiliki set warna monokromatik, tapi model 3Dnya dibuat sebaik mungkin, dan hasilnya berhasil menambah popularitas game ini.
Glimpes of the full game
Dari demo-nya, tampak beberapa hal yang hanya tampil sekilas, namun bisa ditebak hasil akhirnya di full game-nya. Ada beberapa jalan pintas yang dapat dibuka yang menghubungkan jalan ke tempat-tempat yang pernah dilalui seperti di seri Dark Souls, meski jauh lebih tersembunyi dibandingkan di sana.
Di menunya, ada beberapa hal yang tidak banyak dijelajahi di demonya, seperti quest, level & stats karakter, dan salah satu yang paling penting adalah plugin. Plugin chips adalah berbagai chip yang dapat di-equip untuk mengatur berbagai hal, mulai dari sekedar UI seperti melihat bar HP, map, dan lain-lainnya; hingga kurang lebih fitur easy mode seperti auto dodge dan auto attack untuk mereka yg merasa kesulitan dengan gamenya. Saya yakin di full game-nya nanti ada berbagai macam chip yang penting untuk cerita, seperti chip untuk memahami bahasa para robot, mungkin di second playthrough-nya…
Conclusion: 2Bぺろぺろ/10
Demo Nier Automata berhasil meyakinkan saya sebagai penggemar Yoko Taro dan Platinum Games kalau game ini berpotensi menjadi game terbaik mereka (dan juga tersukses). Paling siap-siap saja akan berbagai collectible gila-gilaan kayak di game Platinum lainnya, dan juga siap-siap di-troll Yoko Taro lagi, siapa tahu kalau tamat, gamenya bakalan langsung di-uninstall/hapus data.
Atau barangkali final bossnya bakalan jadi danmaku rhythm game
Nier Automata akan dirilis di PS4 pada 23 Februari 2017 di Jepang dan 7 Maret 2017 di Barat, dengan versi PC-nya menyusul.
Sumber Gambar: ChipCheezum – Youtube
The post [First Impression] Nier Automata Demo appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.