Diumumkan pada hari Rabu kemarin, Warner Bros. dikabarkan akan memproduksi seri pendek orisinal mengenai Babymetal, grup yang menggabungkan idol dan heavy metal.
Warner Bros. mendeskripsikan seri tersebut sebagai berikut:
Penonton akan diajak masuk kedalam dunia musik heavy metal yang sedang diserang. Seorang dewa bernama Kitsune membentuk band BABYMETAL untuk menyelamatkan dunia. Pada seri tersebut, SU-METAL, YUIMETAL, dan MOAMETAL bahu membahu untuk membentuk ulang genre heavy metal. Seri ini akan menampilkan aksi live-action terbaru dari BABYMETAL, yang masuk kedalam dunia animasi melalui sebuah portal rahasia.
Seri ini akan mengabungkan live-action dan animasi. Studio Ribbon Content milik Warner Bros., AMUSE Amerika (anak perusahaan Amuse Inc. Jepang), dan manajer Babymetal, Key Kobayahasi; akan menjadi produser untuk seri pendek ini.
Sega telah mengumumkan bahwa cetakan perdana dari “Yakuza 0” versi Inggris akan hadir dalam bentuk “The Business Edition.” Selain itu, mereka juga merilis trailer baru yang berfokus pada Kazuma Kiryu.
The Business Edition hanya tersedia untuk kalian yang melakukan pre-order dan membeli cetakan perdana game-nya. Paket ini berisikan tempat kartu nama dari bahan stainless steel yang berisikan kartu nama bilingual dari Kazuma Kiryu dan Goro Majima serta kartu spesial bergambarkan para hostess. Sedangkan untuk versi digital, kalian akan mendapatkan static theme yang bertemakan Kiryu dan Majima apabila melakukan pre-order.
Yakuza 0 versi Inggris akan rilis pada tanggal 24 Januari 2017 untuk PlayStation 4.
“Yowamushi Pedal,” sebuah manga karangan Wataru Watanabe yang telah diadaptasi menjadi serial anime sebanyak dua season dan live action ini merilis video promosi terbaru untuk menyambut season ketiganya yang berjudul Yowamushi Pedal: New Generation pada hari ini.
Yowamushi Pedal yang berkisah mengenai Sakamichi Onoda, seorang otaku yang baru duduk dibangku SMA. Semasa SMP, Onoda tidak memiliki teman satu pun yang bisa ia ajak berbicara mengenai hobinya, dan berharap bisa berubah dengan bergabung di klub anime di SMA. Namun, harapannya kandas saat mengetahui bahwa klub anime di SMA telah dibubarkan. Kemudian ia bertemu dengan Shunsuke Imaizumi, yang mencoba meyakinkan Onoda untuk bergabung dengan klub sepeda balap.
Video promosi berdurasi sekitar 35 detik ini menampilkan kelima anggota SOUHOKU diiringi suara Onoda yang mengatakan “Generasi baru Souhoku akan segera dimulai!” dan ditutup dengan ucapan dimulainya penayangan pada Januari 2017!
Sebelum ini, sebuah rumor merebak mengenai seri Overlord bahwa mereka akan mendapatkan pengumuman penting. Namun sayang, tweet resmi dari akun Twitter resminya juga sudah dihapus, untung beberapa netizen yang cepat tanggap masih sempat mengabadikan isinya. Sebuah pengumuman penting akan diumumkan berbarengan dengan perilisan light novel edisi ke 11 pada tanggal 10 September.
Spekulasi para Netizen saat itu pun bermunculan, dan di antara spekulasi tersebut tentu season kedua merupakan spekulasi paling populer. Tapi tidak hanya itu saja, pendapat-pendapat lain seperti film layar lebar, OVA, game smartphone, dan juga buku baru.
Namun sebuah foto beredar di dunia internet yang memperlihatkan sebagian dari pengumuman tersebut tersebar. Sayangnya, film layar lebar Overlord kali ini diumumkan akan menjadi sebuah film Soushuuhen, atau yang lebih terkenal dengan sebutan kompilasi. Ya, film recap. Hal ini membuat banyak netizen yang mengekspresikan kekecewaan mereka sampai menyebut Kadokawa pelit.
Apakah masih ada harapan untuk season kedua dari Overlord? Setidaknya sekarang penggemarnya bisa melihat seri ini dengan kualitas film layar lebar.
Meneruskan kesuksesan album-album sebelumnya, crafTUNER merilis album kompilasi ketiganya pada tahun 2016 ini. Hadir dalam format mini album, “LUMINACE” menandai tiga tahun eksisnya crafTUNER di skena musik doujin tanah air.
Berisikan track-track unggulan dari para producer in-house crafTUNER, seperti aoWAVE, Farhan, idoyklik, Mixtrelle, PG2125, REDSHiFT, Vamaera, serta Vesuvia. “LUMINACE” mencoba memberikan warna baru dalam kancah permusikan doujin Indonesia, sekaligus menyalurkan kreatifitas para kreator yang tergabung di circle crafTUNER.
Mini album “LUMINACE” terdiri atas 9 track, dalam Bahasa Indonesia, Inggris maupun Jepang. Tidak hanya menggunakan VOCALOID, beberapa track merupakan kolaborasi produser crafTUNER dengan para utaite dalam negeri seperti Friday dan Rachie. Tentunya juga dengan sebaran genre yang cukup luas sebagai showcase tahunan karya para produser crafTUNER.
Tracklist
farhan – ~ intro ~ KRiSTALiZE
farhan x Vesuvia ft Rachie – Mukanjou no Graph
idoyklik – Once Upon a Judgement Day
PG2125 – Broken Record Player
Mixtrelle – Nefirim
farhan – Nasuta Keeki wa Suki Da Yo!
Vamaera x Friday – Rocket Heart
aoWAVE – ~ outro ~ Noir et Blanc
REDSHiFT – Skytears (Bonus Track)
Physical copy mini album “LUMINACE “akan tersedia di booth crafTUNER pada Indonesia Comic Con 2016 yang akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center, tanggal 1-2 Oktober 2016. Sama seperti album-album sebelumnya, album ini juga akan dijual seharga Rp. 75.000 dengan jumlah yang terbatas.
Digital copy akan tersedia setelah Indonesia Comic Con melalui iTunes, AmazonMP3, Google Music, Bandcamp serta Spotify di seluruh dunia.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi social media crafTUNER di link berikut.
Hello wazzapmyfriend!!! Hai, kembali lagi di reviewanime ala JOI! Di sini saya akan review anime yang sudah melewati 2 cour dan mendapatkan impresi yang baik terhadap penonton dan membuat hype. Ya, anime itu adalah Re:Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu yang berikutnya saya singkat jadi Re:Zero saja.
Re:Zero merupakan adaptasi novel karya Nagatsuki Tappei yang selain menjadi anime, karya beliau diadaptasi juga menjadi manga. Berkisah tentang Subaru yang terlempar ke dunia lain dan mempunyai kemampuan khusus demi menyelamatkan seorang wanita.
Apakah Re:Zero benar-benar merupakan anime yang bagus atau hanya sekadar hype yang tinggi?
Another isekai but is actually more than that
Tema Re:Zero memang merupakan isekai, sebuah tema dimana sang MC terlempar ke dunia lain. Dalam kasus ini Subaru, seorang hikkikomori, terlempar ke dunia lain sehabis dari mini market. Dunia yang didatangi Subaru merupakan sebuah dunia fantasi yang memiliki berbagai ras, seperti tema isekai pada umumnya. Kemudian Subaru menemui dirinya dalam masalah yang akhirnya diselamatkan oleh seorang perempuan half elf, Emilia.
Subaru bersama Emilia kemudian bertualang bersama mencari sebuah benda milik Emilia yang hilang dicuri. Kemudian mereka kembali menemui masalah yang berakhir dengan kematian Subaru dan Emilia. Tetapi cerita tidak selesai, Subaru menyadari bahwa ia memiliki kemampuan untuk reset ke checkpoint tertentu setiap kali ia mati.
Sekilas memang seperti tema isekai pada umumnya, tetapi di sini Subaru tidak mempunyai keahlian yang hebat seperti Kirito atau kepintaran seperti Shiro. Subaru sama seperti Kazuma, tetapi keadaan Kazuma lebih beruntung karena terjebak di dunia lawak. Dunia yang Subaru datangi jauh lebih serius dan mempunyai berbagai macam konflik dan peristiwa, dan Subaru hanya memiliki kemampuan reset-nya untuk melewati berbagai macam peristiwa.
Pada episode satu pun sudah disuguhi adegan berdarah
Masalahnya, peristiwa yang ada tidak semudah itu. Peristiwa tersebut terkadang melibatkan sesuatu yang tidak mungkin Subaru hadapi sendirian karena ketidakmampuannya dalam bertarung atau bahkan melibatkan bala tentara dan seorang musuh besar yang kejam.
Di sinilah menariknya Re:Zero. Para penonton selalu dibuat penasaran bagaimana Subaru melewati berbagai macam peristiwa yang mungkin para penonton rasakan bahwa peristiwa tersebut terlalu berat untuk Subaru hadapi seorang diri.
Great story with a good pace
Re:Zero mempunyai total 3 arc yang bahkan ada 1 arc yang memakan 1 season sendiri. Pembawaan cerita tersebut sangatlah bagus karena penonton selalu dibuat pensaran dengan apa yang terjadi dan bagaimana arc tersebut bisa selesai. Selain itu tiap arc juga mengenalkan karakter-karakter baru yang menarik tentunya.
Pace tiap arc juga bisa dibilang nyaris sempurna karena tidak terburu-buru, bahkan sang studio pun hingga memperpanjang waktu tayang mereka dalam 1 episode dan tidak jarang memotong opening dan ending-nya sehingga konteks cerita Re:Zero sangatlah padat. Alur ceritanya dibuat sedemikian rupa dan tidak monoton karena kalau kalian perhatikan, pola setiap arc itu memang mirip: Subaru bertemu orang baru -> sedikit event komedi atau heart warming -> Subaru mati dan berusaha mencari solusi. Meskipun polanya sama, racikan tiap arc sangatlah bagus sehingga tidak berasa seperti CTRL + C, CTRL + V.
Selain itu Re:Zero juga menggambarkan suasana dengan sangat baik sehingga atmosfir tegang dan intens sangat terasa hingga ke penonton. Penggambaran betapa putus asa Subaru ketika terjabak pada loop yang tidak bisa ia lewati juga membuat penonton iba dan kesal dengan sukses. Mungkin puncak emosi penonton terjadi pada arc terakhir saat Subaru benar-benar pada titik putus asa yang parah sehingga menjadi tidak bisa mengambil keputusan yang tepat dan gegabah.
Character development!
Saya bisa bilang perkembangan karakter pada seri ini dieksekusi dengan sangat baik. Meskipun tidak semua mendapatkannya, tetapi beberapa karakter kunci mempunyai perkembangan yang sangat bagus. Pertama tentu saja best girl seri ini: Rem. Pada awalnya Rem mempunyai sifat yang sangat dingin dan tidak segan-segan melakukan apapun demi majikannya. Setelah diusut, ternyata masa lalu Rem lah yang membuatnya menjadi seperti itu. Pertemuan dengan Subaru dan peristiwa yang dialaminya membuat sifat Rem menjadi lebih lunak dan jatuh cinta dengan Subaru (mending sama saya, mbak).
Selain Rem, satu lagi karakter yang mempunyai perkembangan yang sangat baik adalah main hero seri ini, Subaru. Sebenarnya saya agak tidak ikhlas, tetapi saya harus mengakui bahwa perkembangan Subaru sangat terasa di sini. Kita akan menyaksikan perkembangan karakter Subaru dari yang mudah putus asa dan menyedihkan hingga menjadi Subaru yang tegar. Pada arc terakhir seri ini, Subaru berada pada posisi paling menyedihkan karena harus bersujud kepada Crusch, direndahkan oleh Priscilla, hingga ditipu oleh Anastasia. Bagaimana tidak, Subaru menghadapi masa yang sangat sulit karena harus menghadapi kematian Rem yang sangat sadis dan Emillia berulang kali. Setelah menghadapi loop berulang kali, pada akhirnya Subaru berhasil membuat negosiasi antara Crusch dan Anastasia untuk melancarkan serangan ke witch cult untuk mencegah kematian Emillia, bahkan hingga memimpin pasukan tersebut setelah mengalahkan paus putih.
Menyenangkan sekali menyaksikan perubahan Subaru
Sebenarnya memang dari awal saya cukup membenci karakter Subaru, tetapi lewat perkembangan ini, rasanya saya tidak bisa menaruh benci lagi kepadanya. It’s way too cool and great!
Despair everywhere
Seperti yang saya bilang sebelumnya, anime ini bernuansa sangat gelap. Jangan tertipu dengan perkenalan tiap arc-nya karena tidak ada arc yang tidak mengandung despair! Apalagi jika kalian terlalu menaruh emosi kepada anime ini. Emosi kalian akan dimainkan ibarat sudah diangkat tinggi-tinggi ke langit untuk bahagia, kemudian dihempaskan ke bawah. Sama seperti lagi gacha yang dikira dapat emas di awal, tidak tahunya dapat ampas.
Sebuah ekspresi ketika mengetahui tanganmu putus dan jadi lumpuh
Meskipun level despair-nya tidak separah Madoka Magica atau Danganronpa karena masih ada adegan heart warming-nya, tetapi Re:Zero sukses membuat para penonton tegang dan terbawa dengan gelapnya anime ini, apalagi melihat ekspresi Subaru yang sedang putus asa total. Selain itu lagu opening keduanya seakan seperti mimpi buruk yang merupakan pertanda betapa gelapnya anime ini.
Still have a lot of mysteries and holes
Meskipun menghadirkan cerita yang baik, sayangnya Re:Zero masih menyisakan misteri yang cukup banyak. Penjelasan mengenai dunia yang didatangi Subaru nyaris tidak ada. Para penonton hanya dihadirkan petunjuk-petunjuk untuk menggambarkan dunia tersebut. Padahal menurut saya hal ini krusial untuk sebuah anime dengan tema isekai.
Selain itu masih banyak misteri seperti hubungan sesungguhnya antara Emilia dan Puck, apa itu witch cult, mengapa hanya Subaru yang memiliki kekuatan untuk loop, apakah ada orang lain selain Subaru, apakah benar Felix seorang pria, dan masih banyak misteri lainnya. Biarpun begitu saya masih memaklumi karena Re:Zero sendiri masih lanjut di light novel-nya yang semoga saja dijelaskan ke depannya. Selain itu hal ini menimbulkan banyak spekulasi dan perdebatan di dunia maya yang tentu saja menarik untuk diikuti.
Verdict: Rem still best girl/100
Sudah lama saya tidak menonton anime yang seru seperti ini dan sukses membuat saya selalu on time mengikuti anime ini tiap minggunya. Re:Zero sukses memainkan emosi penonton dengan permainan pace yang sangat baik antara adegan heart warming dan despair sehingga tidak selalu membuat para penonton menjadi bosan atau terus menerus menjadi putus asa dan gagal move on. Saya bisa jamin kalian tidak akan bosan menonton Re:Zero tiap episodenya, dan yang berniat maraton, kabar buruk bagi kalian karena saya jamin kalian tidak akan bisa berhenti menontonnya. Bagaimana tidak, tiap episodenya bisa dibilang diakhiri dengan cliffhanger yang membuat tidak bisa menahan hasrat untuk menonton lanjutannya. Selain itu sangat menarik menyaksikan Subaru yang bisa dibilang mempunyai kemampuan apapun nyaris nol untuk dapat mengubah takdir yang mungkin tidak bisa diprediksi tiap orang.
Jadi apakah recommended untuk ditonton? Bagi kalian yang menyukai anime dengan cerita yang intens dan gelap, Re:Zero wajib ditonton. Tetapi buat kalian yang mencari animehealing, maka Re:Zero tidak disarankan karena bukannya healing malah akan membuat kokoro kalian lelah sendiri.
Pada akhirnya saya akan merindukan anime ini. Saya akan rindu rant mingguan baik dari teman saya dan saya sendiri saat menontonnya, dan membahas lebih dalam bersama teman-teman. Tidak lupa saling lempar spoiler.
Tim manakah kalian?
Signum
I have to admit, I belittled the series and its hype for awhile back. I stopped watching it from episode 10 and picked it all up again on episode 24, I believe. Paradigma kalau sebuah seri yang over hype itu pasti ceritanya gitu-gitu doang sedikit banyak memberikan kesan kalau Re:Zero juga merupakan seri yang gitu-gitu doang. Tapi setelah saya maraton sampai episode 24, rasanya saya salah.
Tidak bisa dipungkiri lagi, center piece dari seri ini adalah Subaru, and they make a really, really good use of him. Dalam seri ini saya bisa merakan all sorts of emotions kepada sang protagonis. Mereka membuatnya sangat konyol, mereka juga membuatnya sangat menyebalkan. Kadang Subaru jadi seperti anak kecil, namun di episode berikutnya dia sudah bisa menjadi dewasa.
It’s normal to hate him sometimes, but please bear with him.
Cerita yang disuguhkan oleh Re:Zero sampai saat ini pun sangat menarik. Mereka tidak hanya memberikan sebuah protagonis yang sudah disukai oleh setengah wanita di seluruh dunia, they gave us one that’s sought for her. Juga bukan protagonis yang gampang terlena dengan wanita lain, although I think his intention on making Rem his number 2 is already clear as a day.
Re:Zero is good, very good, kamu tidak akan rugi waktu untuk menontonnya. Mungkin membaca novelnya juga akan jadi jauh lebih menarik. Also, I beg to differ, Rico. Emilia is the best girl, thank you.
Ryuukikun
Satu hal yang awalnya saya sangat benci dari seri ini adalah sang protagonis. Subaru memang sangat menyebalkan terutama pada episode-episode awal, tetapi saya tidak bisa berhenti menontonnya karena ceritanya yang membuat penasaran dan saya juga penasaran dengan bagaimana cara Subaru bisa mencari cara yang terbaik untuk menyelamatkan semua orang.
Seperti yang dikatakan Signum dan Rico, perkembangan karakter untuk anime ini sangatlah baik, terutama untuk Subaru. Kelakuannya pada awalnya yang sangat egois, mementingkan diri sendiri yang pada akhirnya bisa disadarkan dan menjadi seorang pria yang bisa diandalkan. Isu-isu yang diangkat dalam anime ini juga cukup menarik, seperti betapa rasisnya para penduduk kepada Emilia yang merupakan half-elf, persaingan para putri demi memperoleh takhta kekuasaan yang dipenuhi dengan intrik politik, dan yang paling menarik bagi saya adalah penceritaan anime ini layaknya menyelesaikan sebuah teka-teki. Setiap kali Subaru mengulang loop kematiannya, ia mendapatkan suatu fakta baru yang bisa ia gunakan untuk loop selanjutnya, terus berulang sampai akhirnya ia bisa menyelesaikan teka-teki tersebut.
Re:Zero sangat saya rekomendasikan, tapi mungkin agak tidak cocok untuk orang-orang yang tidak kuat menonton sesuatu yang membuat depresi. Adegan-adegan yang disuguhkan sering kali cukup sadis, sekaligus menggambarkan kebrutalan di dunia lain tersebut.
Oh, and definitely Rem is the best girl.
Randy
Bisa dibilang saya mulai menonton Re:Zero karena saya melihat hype di timeline FB saya dan di antara beberapa staf JOI. Walaupun sudah dengan hype segitu banyaknya, saya baru mulai menonton Re:Zero saat anime ini sudah tayang 16 episode. Ekspektasi saya cukup tinggi dan ternyata memang memuaskan.
Sama seperti yang dikatakan Ryuukikun, pada awalnya saya sangat membenci Subaru karena sifatnya yang indecisive dan bodoh. Tetapi semakin ke depan, perkembangan Subaru menjadi karakter yang lebih percaya diri membuat saya menjadi menyukainya. Ceritanya bisa dibilang cukup gelap walaupun masih banyak yang lebih gelap dari anime ini. Endingcliffhanger di setiap episodenya pun membuat saya semakin penasaran setiap satu episode selesai.
Mungkin untuk poin-poin jelek dari anime ini tidak dapat saya pikirkan. Bukan berarti tidak ada, tetapi saya menonton anime sebagai hiburan saja dan tidak terlalu mau memusingkan hal-hal negatifnya, kecuali memang benar-benar parah sampai tanpa saya pikirkan pun dapat terlihat sangat jelas.
Re:Zero sangat saya rekomendasikan kepada para penonton yang ingin menonton anime yang cukup serius. Di luar gaya gambarnya yang moe dan hype yang luar biasa, anime ini memberikan nuansa cukup segar bagi saya. Saya sendiri terakhir menonton anime serial TV sekitar dua tahun yang lalu, karena itu saya merasa sangat puas dengan keputusan saya untuk menyelesaikan Re:Zero.
Jadi siapa yang masih belum bisa move-on dari serial anime yang pernah tayang di TPI beberapa tahun silam ini? Mungkin ada beberapa dari pembaca JOI yang pernah menyaksikan Cardcaptor Sakura di TPI, bersyukurlah kalian karena saya tidak merasakan momen tersebut.
Seperti yang sudah kita ketahuiCardcaptor Sakura kembali mendapatkan serial manga yang mana kemudian saya dan banyak orang lainnya berharap kalau serial manga tersebut dijadikan serial anime.
Anggap saja harapan saya, teman-teman saya, dan kalian akan segera terkabul. Pada edisi November majalah mangashoujoNakayoshi yang akan terbit pada 3 Oktober mendatang ini terdapat tulisan mengenai pengumuman penting mengenai Cardcaptor Sakura, yang akan diumumkan secara detil pada edisi Desember yang terbit pada 3 November.
Cardcaptor Sakura kembali dikerjakan oleh CLAMP dalam rangka hari jadi ke-20 yang memperkenalkan kembali Sakura Kinomoto yang duduk dibangku kelas satu SMP. Sebuah proyek anime terbaru pun diumumkan namun tidak terdapat rincian, spekulasi seperti detil lebih lanjut untuk adaptasi anime-nya bermunculan seiring tulisan pengumuman penting pada edisi November majalah manga Nakayoshi tersebut.
Foto diatas merupakan hasil jepretan NanaMiku di sebuah toko terbatas Cardcaptor Sakura yang berlokasi di Shinjuku Marui ANNEX Tokyo saat dirinya liburan ke Jepang beberapa waktu lalu.
Setelah lihat banyak berita mengenai lakunya “Kimi no Na wa,” pastinya kalian makin penasaran dengan film terbaru dari Makoto Shinkai ini. Bahkan mungkin ada di antara kalian yang meminta beberapa bioskop di Indonesia untuk menayangkan film ini agar bisa dinikmati dalam layar besar.
Mungkin di antara kalian yang sadar bahwa saya menghilang selama 2 pekan kemarin. Selama 2 pekan kemarin, saya pergi ke Jepang untuk meliput Tokyo Game Show 2016, menonton konser Nana Mizuki, dan juga menikmati berbagai keindahan dan makanan Jepang. Tentunya saya menggunakan kesempatan ini untuk menonton Kimi no Na wa yang laku keras di Jepang.
Kisah Khas Makoto Shinkai
Dari sinopsis saja, kalian bisa tahu bahwa Kimi no Na wa menghadirkan cerita khas Makoto Shinkai tentang sepasang remaja laki-laki dan perempuan yang sulit untuk bertemu. Kimi no Na wa mengisahkan Taki yang tinggal di Tokyo dan Mitsuha yang tinggal di suatu desa. Ketika tidur, kadang tubuh mereka berdua tertukar. Hal ini membuat kehidupan mereka pun menjadi kacau karena kelakuan yang berbeda ketika bertukar tubuh. Karena itu, mereka berdua pun berjanji untuk mencatat seluruh kegiatan demi menjaga kehidupan mereka masing-masing.
Sebisa mungkin saya tidak ingin memberi spoiler agar kalian bisa menonton film ini dengan puas. Dari segi durasi, film ini cukup panjang yaitu berdurasi 1 jam 46 menit. Durasinya lebih panjang dari Kumo no Mukou, Yakusoku no Basho dan lebih pendek dari Hoshi wo Ou Kodomo. Meski begitu, Makoto Shinkai sepertinya sudah belajar dari film-film yang dia kerjakan sebelumnya. Meski durasinya panjang, pacing kali ini jauh lebih baik sehingga membuat penonton tidak bosan.
Meski kali ini durasinya cukup panjang, Shinkai menggunakan seluruh waktunya dengan efisien untuk membuat kalian menjadi lebih dekat dengan Taki dan Mitsuha. Ceritanya pun disampaikan dari masing-masing sisi karakter, jadi kalian tahu bagaimana kehidupan di sekitar masing-masing karakter utama dan bagaimana pertukaran tubuh mulai mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
Berkat ini, Kimi no Na wa benar-benar menghadirkan cerita yang lebih baik karena Shinkai menghabiskan waktu lebih banyak untuk kedua karakter utama sehingga penonton menjadi lebih peduli dengan keduanya dan penasaran bagaimana nasib mereka berdua di akhir film ini.
Penanganan karakter dan pacing cerita yang lebih baik ini membuat Kimi no Na wa menjadi lebih baik dibandingkan film-film Shinkai sebelumnya. Karya-karya Shinkai yang paling dikenal adalah Hoshi no Koe, Byousoku 5 cm, dan Kotonoha no Niwa. Ketiganya lebih sukses karena berdurasi lebih pendek yang sudah biasa ditangani oleh Shinkai. Sedangkan untuk Kumo no Mukou, Yakusoku no Basho dan Hoshi wo Ou Kodomo kurang begitu terkenal. Menurut saya pribadi, masalah yang ada dalam kedua film itu adalah penggunaan waktu yang kurang efisien untuk membuat kita peduli dengan karakter-karakternya.
Kualitas Animasi yang Tidak Perlu Diragukan
Selain cerita yang bikin kalian galau, anime yang dikerjakan oleh Makoto Shinkai selalu berupa eye-candy. Tentu Kimi no Na wa menghadirkan animasi yang sangat indah. Meski tema kali ini bukan hujan seperti di Kotonoha no Niwa, Kimi no Na wa masih menghadirkan adegan hujan yang sangat menakjubkan. Gerakan karakter pun sangat mulus, terutama pada saat adegan yang berhubungan dengan Mitsuha dan desanya.
Meski sudah menghadirkan animasi yang indah, detil gambar pun tidak dilupakan. Masing-masing adegan terlihat dengan jelas dan kalian bisa mengenali seluruh obyek dengan mudah. Bahkan, pada saat di bagian akhir film-nya, teman saya yang ikut nonton mengenal daerahnya yang katanya berada di dekat kantornya di Jepang.
Verdict: Harus Nonton Lagi/10
Kenapa film ini bisa sangat laku di Jepang? Ternyata setelah menonton film ini saya jadi mengerti. Hype-nya sendiri pun tidak bohong. Pada awalnya, saya dan teman-teman ingin menonton siang hari atau malam, tetapi ternyata sudah penuh. Jadi terpaksa harus menonton jam pertama yaitu pada pukul 09:40. Meski jamnya masih pagi, ternyata penayangan pada jam pertama pun dipenuhi oleh penonton.
Kalau kalian merasa review ini kurang detil, saya mohon maaf. Saya sendiri sebenarnya ingin menulis lebih detil tetapi takut spoiler karena saya merasa ini adalah karya terbaik Makoto Shinkai sejauh ini. Jadi saya ingin kalian bisa menonton film ini tanpa terlalu tahu banyak informasi mengenai filmnya agar kalian bisa menikmati filmnya secara maksimal. Pacing dan karakter jauh lebih baik dan menarik membuat film yang berdurasi hampir 2 jam ini tidak terasa selama itu. Saking bagusnya, saya ingin menonton film ini lagi, baik di bioskop atau dalam bentuk Blu-ray. Mudah-mudahan bioskop-bioskop di Indonesia ada yang mau menayangkan film ini.
Salah satu studio media terdepan di Jepang, Rhizomatiks menciptakan sebuah video live-action berdurasi 8 menit yang berjudul Gundam behind the Front. Video tersebut memperlihatkan keadaan fiksional mengenai apa yang terjadi setelah One Year War, atau peperangan yang merupakan latar dari seri Mobile Suit Gundam pada tahun 1979 lalu. Studio Sunrise kemudian menayangkan film tersebut dalam waktu yang terbatas pada hari Rabu lalu.
Film live-action pendek ini ditayangkan pada Sunrise Festival 2016, saat sebuah penayangan marathon dari seri Gundam: Tekketsu no Orphans sedang ditayangkan pada tanggal 21 Agustus. Film tersebut berputar di kisah 2 orang insinyur dari Earth Federation dan Zeon. Video tersebut juga memperlihatkan banyak properti yang kemudian dipamerkan di area Gundam Front Tokyo.
Spike Chunsoft akhirnya mengumumkan tanggal rilis untuk “Cyber Danganronpa VR: Class Trial” yang akan bisa dimainkan dengan menggunakan PlayStation VR. Game ini akan dirilis secara gratis untuk pelanggan PlayStation Plus pada tanggal 13 Oktober, bersamaan dengan rilisnya PlayStation VR.
Dalam pengalaman virtual reality ini, kalian akan berada di dalam Class Trial yang menjadi ciri khas Danganronpa. Kalian harus mencari perkataan mencurigakan dari teman sekelas kalian dan menembaknya dengan “Truth Bullet.” Class Trial dalam pengalaman ini akan terlihat sibuk. Kalian juga harus memperhatikan “hukuman” yang menyeramkan di akhir Class Trial.
Masih belum diketahui apakah Spike Chunsoft akan merilis pengalaman ini untuk kalian yang tidak berlangganan PlayStation Plus atau tidak.
Sony Interactive Entertainment America akhirnya mengumumkan jadwal untuk acara PlayStation Experience 2016 yang diadakan setiap tahun. Untuk tahun ini, acaranya akan diadakan pada tanggal 3-4 Desember di Anaheim Convention Center, California.
Acara ini akan menghadirkan berbagai macam hal yang bisa kalian nikmati secara langsung. Beberapa contohnya adalah mencoba PlayStation 4 Pro di TV 4K, berbagai demo PlayStation VR, presentasi PlayStation Showcase yang mengumumkan banyak game, panel oleh developer, merchandise, dan lainnya. Acaranya akan dimulai pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 01:00 WIB dengan presentasi PlayStation Showcase.
Capcom Cup juga kembali hadir di PlayStation Experience. Finalnya akan diadakan pada tanggal 4 Desember pukul 09:00 WIB. Dalam final ini, berbagai pemain terbaik di dunia yang terpilih melalui Capcom Pro Tour akan bertarung untuk memperebutkan hadiah yang nilainya lebih dari 250.000 Dolar dan gelar juara dunia Street Fighter V.
Tiketnya sudah bisa dibeli dalam link berikut. Kalau masih sama seperti dengan PlayStation Experience sebelumnya, presentasi PlayStation Showcase juga akan ditayangkan di internet melalui livestream.
D3 Publisher telah merilis trailer baru untuk “Idol Death Game TV.” Trailer kali ini cukup unik karena memperlihatkan berbagai adegan yang direkam dari demo yang bisa dimainkan dalam Tokyo Game Show 2016.
Dalam trailer-nya, kalian bisa melihat bagaimana ke-7 idol yang mengikuti Dream of Dreams untuk menentukan idol posisi center, tetapi malah terlibat dalam permainan mematikan Dream or Death. Tujuan utamanya masih sama, yaitu menentukan posisi center. Tetapi kali ini, para idol bisa menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan saingan mereka. Idol yang kalah akan diberi kesempatan terakhir berupa Death Live. Apabila masih gagal, maka sang idol yang kalah akan mati. Permainan yang mematikan ini ditayangkan di televisi tanpa sensor.
Idol Death Game TV akan rilis di Jepang pada tanggal 20 Oktober untuk PlayStation Vita.
Bandai Namco telah mengungkapkan detil terbaru untuk “SD Gundam G Generation Genesis” yang memperkenalkan sistem game-nya. Selain sistem yang sudah kalian kenali, mereka juga menghadirkan beberapa fitur baru.
Pengenalan Sistem Seri G Generation
Fitur development, planning, dan exchange yang menjadi ciri khas seri G Generation akan hadir kembali.
Development
Dengan mengembangkan mecha hingga ke level tertentu, mecha tersebut bisa berubah jadi mecha lain.
Planning
Dengan menggabungkan 2 mecha yang kalian miliki, kalian akan bisa mendapatkan mecha yang benar-benar berbeda.
Exchange
Dengan menukarkan mecha yang kalian miliki dan sejumlah uang, kalian bisa mendapatkan mecha baru
Sub-Flight System (SFS)
Sub-Flight System kembali hadir di SD Gundam G Generation Genesis. Dengan membuat mecha kalian masuk ke mode sub-flight, jarak gerakan menjadi lebih luas dan bisa bergerak di terrain yang sebenarnya tidak cocok. Contohnya adalah Acguy yang merupakan Mobile Suit amfibi, tetapi akan bisa menjadi digunakan di luar angkasa dengan menggunakan SFS.
Elemen Baru: Get Gauge
Dalam SD Gundam G Generation Genesis, kalian akan bisa menggunakan guest mecha secara efektif. Kali ini guest mecha memiliki “Get Gauge” yang akan terisi setiap kali mengalahkan musuh. Apabila Get Gauge penuh, guest mecha akan masuk ke daftar produksi kalian. Setelah stage selesai, kalian akan bisa membuat guest mecha tersebut.
Sistem Baru: Serang Musuh dengan Group Attack
Sekarang kalian akan bisa melakukan Group Attack. Ini berbeda dengan serangan support biasa karena merupakan kombinasi antara battleship dan Mobile Suit.
Mengenai Group Attack
Group Attack adalah salah satu aksi yang bisa dilakukan oleh battleship yang akan mengaktifkan serangan kombinasi dengan Mobile Suit yang ada di sekitarnya. Serangan ini menggunakan Energy dan kalian akan bisa menargetkan musuh sebanyak Mobile Suit rekan kalian yang ada di sekitar battleship. Kali ini, battleship akan bisa naik level dan diperkuat, sama seperti mecha.
Bonus Pre-Order
Bonus pre-order untuk SD Gundam G Generation Genesis di Jepang adalah “DLC Pass.” yang berisikan 4 DLC yang akan hadir setelah game-nya rilis. Berikut adalah isi-isi DLC-nya:
DLC #1 (Desember 2016, 800 Yen): Additional Title Pack: Mobile Suit Gundam: Hathaway’s Flash
DLC #2 (Desember 2016, 100 Yen): Additional Unit Pack: Mobile Suit Gundam: The Origin
DLC #3 (Januari 2017, 200 Yen): Additional Unit Pack: Advance of Zeta: The Flag of Titans
DLC #4 (Februari 2017, 100 Yen): Additional Unit Pack: Mobile Suit Gundam Thunderbolt
SD Gundam G Generation Genesis akan rilis di Jepang pada tanggal 22 November untuk PlayStation 4 dan PlayStation Vita. Versi Asia yang dilengkapi dengan teks Inggris akan rilis di hari yang sama.
Koei Tecmo akhirnya merilis DLC kolaborasi perdana untuk “Dead or Alive Xtreme 3” yaitu dengan serial manga Keijo!!!!!!!!. Rilis ini sangat tepat karena sebentar lagi adaptasi anime dari Keijo!!!!!!!! akan mulai tayang.
DLC ini sudah tersedia di PlayStation Store dan bisa kalian dapatkan secara gratis. Kolaborasinya menghadirkan pakaian renang dari serial Keijo!!!!!!!! yang bisa digunakan oleh ke-9 karakter. Berbeda dengan kostum-kostum sebelumnya yang hanya bisa lepas saja, pakaian renang dari Keijo!!!!!!!! ini bisa hancur, sama seperti di karya aslinya.
Dead or Alive Xtreme 3 sudah bisa dimainkan di PlayStation 4 dan PlayStation Vita. Versi Asia dilengkapi dengan teks Inggris.
Sesuai dengan janjinya, Koei Tecmo berkolaborasi dengan Famitsu untuk menghadirkan survey yang mencari tahu apa yang diingikan oleh gamers untuk game “Musou Stars” yang mempertemukan karakter-karakter dari berbagai game keluaran Koei Tecmo.
Q1. Tolong tulis hingga 3 karakter yang berasal dari game-game yang dirilis oleh Koei Tecmo yang kalian inginkan hadir dalam Musou Stars.
Game #1
Karakter #1
Game #2
Karakter #2
Game #3
Karakter #3
Q2. Tolong tulis hingga 3 sistem gameplay dari game-game yang dirilis olkeh Koei Tecmo yang kalian inginkan digunakan dalam Musou Stars.
Sistem gameplay #1
Sistem gameplay #2
Sistem gameplay #3
Nickname
Umur
Jenis Kelamin
Lokasi (bebas pilih)
Survey ini akan ditutup pada tanggal 16 Oktober pukul 21:59 WIB. Hasil surveynya akan dikirim ke tim yang mengerjakan game ini. Famitsu mengatakan, “Mungkin opini tertinggi akan diimplementasikan ke game-nya?”
Musou Stars dijadwalkan rilis di Jepang pada tahun 2017 untuk PlayStation 4 dan PlayStation Vita.
Kemarin, Gust mengadakan presentasi khusus untuk “Atelier Firis: The Alchemist of the Mysterious Journey” yang juga ditayangkan di internet.
Presentasi yang berdurasi 1 jam ini memperkenalkan Atelier Firis dan juua menampilkan berbagai bintang tamu yaitu pengisi suara dan desainer karakter dalam game ini. Tetapi yang paling spesial dari presentasi ini adalah banyak video gameplay yang dipamerkan. Total porsi gameplay-nya mencapai 17 menit.
Gameplay yang diperlihatkan dibagi berdasarkan kategorinya:
Menit 11:00 hingga 17:00: Eksplorasi, synthesis, kostum, dan pertarungan
Menit 28:57 hingga 34:20: Berfokus pada karakter Firis
Menit 46:53 hingga 52:12: Berfokus pada karakter Liane
Atelier Firis adalah proyek pertama dari Bishoujo Matsuri yang diadakan oleh Gust. Game ini akan rilis di Jepang pada tanggal 2 November untuk PlayStation 4 dan PlayStation Vita. Versi Inggris sudah diumumkan tetapi tanggal rilisnya masih belum diketahui.
Weekly Shonen Champion edisi ke-44 baru saja mengumumkan bahwa OAD dari “Baki” yang akan rilis dalam waktu dekat akan meliputi arc “Most Evil Death Row Convicts” dari manga-nya
Setelah kemarin sebuah video trailer dirilis untuk memperkenalkan kisah terbaru Baki dimana Baki yang telah memenangkan turnamen bela diri bawah tanah berhasil kabur dari tempat ia dikurung. Dia kembali ke kehidupan biasanya hingga pada suatu hari ia mendengar kabar mengenai lima orang narapidana yang kabur dari kurungan mereka, dan para pembunuh tersebut sedang menuju Jepang.
Arc yang tergambarkan pada manga Baki tersebut menampilkan pertarungan bawah tanah tanpa peraturan yang melibatkan para napi yang dihukum mati. DVD-nya akan menampilkan komentar dari Keisuke Itagaki, dan menampilkan beberapa potongan foto animasi dari adegan-adegan terkenal serial manga Baki. OAD ini akan di-bundling secara terbatas bersama volume ke-14 manga-nya pada tanggal 6 Desember 2016.
Seri yang dibuat oleh Keisuke Itagaki ini menceritakan mengenai Baki Hanma, seorang pelajar yang ceria tapi memiliki hobi yang tidak biasa, ia suka berkelahi. Ia menyalurkan kemampuan berkelahinya dengan mengikuti turnamen bela diri rahasia yang mengumpulkan para petarung hebat dari seluruh dunia dan mengadu mereka dalam pertarungan yang licik.
“Koe no Katachi sepertinya tetap akan menjadi salah satu film animasi tersukses walaupun film Kimi no Na wa memiliki prestasi yang luar biasa. Adaptasi manga buatan Yoshitoki Oima tersebut dilaporkan sudah melampaui angka penjualan 1 miliar Yen hanya dalam 12 hari di box office Jepang. Film ini sudah menjual lebih dari 770 ribu tiket.
Sebelumnya, film Koe no Katachi juga sudah meraup angka 283 juta Yen dalam 2 hari perdana penayangannya. Sayangnya angka ini belum bisa mengalahkan penjualan film layar lebar K-On! .
Film ini akan menampilkan Miyu Irino sebagai Shouya Ishidadan Saori Hayami sebagai Nishimiya Shouko, gadis tuna rungu yang di-bully oleh Shouya di masa kecil. Di masa mendatang, keduanya bertemu kembali, dan bibit-bibit cinta sepertinya tidak ayal lagi tumbuh di antara keduanya.
Berikut ini adalah daftar para staf yang mengerjakan film layar lebar tersebut:
Lewat situs resmi agensinya, Megumi Toyoguchi mengumumkan bahwa dia akan mengambil masa hiatus “untuk sementara” sehingga dia bisa mempersiapkan diri untuk melahirkan. Toyoguchi mengumumkan kalau sebenarnya dia menikah “beberapa tahun lalu” dan sekarang sudah hamil. Seiyuu pengganti sudah dipersiapkan untuk menggantikan Toyoguchi selama masa hiatus-nya. Dia akan kembali bekerja saat keadaan memungkinkan.
Toyoguchi adalah seorang seiyuu yang berpengalaman dan telah menjadi suara dari banyak heroine penting sebelumnya. Peran-perannya antara lain adalah:
Winry Rockbell dari Fullmetal Alchemist
Sola-Ui dari Fate Zero
Kazuki Kuwanomi dari Plastic Memories
Revy dari Black Lagoon
Sei Satou dari Maria-sama ga Miteru
Klan Klang dari Macross Frontier
dan masih banyak lagi.
Dalam seri anime-anime terbaru, Toyoguchi mengisi suara Junko Enoshima dan Mukuro Ikusaba dalam seri Danganronpa 3. Dia juga menyuarakan suara dari Tomoko Higashikatadalam seri Jojo’s Bizarre Adventure: Diamond is Unbreakable. Selain itu dia pun menyuarakan suara Jepang dari Pyrrha Nikos dalam seri versi Jepang RWBY.
Ternyata selama saya di Jepang kemarin, Kyoto Animation mulai menayangkan film anime“Koe no Katachi“. Tentunya saya menggunakan kesempatan ini untuk menontonnya langsung di bioskop.
Hampir bernasib sama dengan Kimi no Na wa, saya dan teman-teman saya cukup kesulitan untuk mendapatkan kursi karena banyak waktu tayang yang sudah penuh. Tetapi kali ini sedikit lebih mudah karena jumlah rombongan lebih sedikit dan masih ada beberapa kursi kosong meski posisinya kurang bagus.
Adaptasi Cerita yang Lebih Padat
Ketika Kyoto Animation mengumumkan adaptasi Koe no Katachi sebagai film anime, saya sedikit cukup kaget. Memang manga-nya sendiri tidak terlalu panjang jumlah volumenya, hanya 7 volume, tetapi apakah cukup untuk dijadikan 1 film saja? Ternyata Kyoto Animation tidak tanggung-tanggung mengerjakan adaptasinya. Mereka mengadaptasi manga tersebut menjadi film yang berdurasi 130 menit, atau setara dengan 2 jam 10 menit.
Koe no Katachi menceritakan tentang Shoya Ishida, seorang remaja yang waktu SD sering melakukan bully kepada murid pindahan bernama Shoko Nishimaya yang ternyata tuna rungu. Karena suatu kejadian, Shoya ketahuan dan kemudian teman-teman sekelasnya pun mulai melakukan hal yang sama kepadanya, yaitu bullying. Setelah kejadian ini, waktunya dipercepat ke masa SMA dan Shoya mulai menutup hatinya dan selalu merasa bersalah. Tetapi suatu hari, Shoya kembali bertemu dengan Shoko. Pertemuan ini pun membuat diri Shoya mulai berubah.
Untuk versi film ini, Kyoto Animation melakukan banyak perubahan agar ceritanya bisa selesai dalam 1 film. Mungkin beberapa di antara kalian ada yang kecewa karena perubahan ini, tetapi saya merasa ini adalah hal baik karena ceritanya menjadi lebih padat dan tidak terasa bertele-tele.
Hal yang sedikit dikecewakan adalah pacing-nya. Alur cerita terasa lambat yang kadang membuat film jadi terasa datar, meski pada saat sudah mencapai klimaks. Belum lagi durasi filmnya cukup panjang. Mungkin karena sudah capek karena saya menonton film ini di hari terakhir saya di Jepang, saya sempat ketiduran sebentar di satu bagian.
Di satu sisi, saya mengerti karena ini adalah sebuah kisah drama, jadi tidak perlu menyampaikan cerita dengan “wah.” Tetapi saya cukup kaget karena bisa merasa pacing film ini cukup lambat padahal ceritanya sudah diringkas dan saya membaca manga-nya maraton hingga tamat.
Desain yang Setia dengan Karya Aslinya
Beberapa serial anime yang dikerjakan oleh Kyoto Animation akhir-akhir ini memiliki desain karakter yang serupa meski berasal dari berbagai seri yang berbeda, coba saja liat K-ON!, Tamako Market, dan lainnya. Untungnya untuk di Koe no Katachi, Kyoto Animation masih setia dengan desain karakter yang masih serupa dengan seri manga-nya. Tidak hanya dari desain saja, cara penggunaan warnanya pun serupa dengan karya aslinya.
Tetapi yang saya sedikit bingung adalah ketika saya menonton film ini, saya merasa animasinya terasa biasa saja. Padahal biasanya film anime menghadirkan animasi yang jauh lebih baik. Tidak hanya itu, Kyoto Animation juga biasanya menghadirkan animasi yang luar biasa untuk serial TV mereka. Makanya saya sedikit merasa janggal. Meski begitu, hal ini seharusnya tidak menganggu pengalaman menonton kalian.
Performa Seiyuu yang Mengagumkan
Untuk Koe no Katachi, Kyoto Animation memilih berbagai seiyuu yang sudah ternama seperti Miyu Irino sebagai Shoya Ishida, Saori Hayami sebagai Shoko Nishimiya, Aoi Yuuki sebagai Yuzuru Nishimiya dan lainnya. Jadi performa masing-masing seiyuu-nya tidak perlu diragukan lagi. Tetapi bagi saya, performa Saori Hayami dalam film ini benar-benar bersinar (mungkin sedikit bias karena saya fans berat). Karena Shoko adalah tuna rungu, tentunya Shoko tidak bisa berbicara dengan lancar karena tidak pernah mendengar kata-katanya. Di sini, Hayami berhasil memerankan Shoko dengan sempurna.
Verdict: Siapkan Hati/10
Meski ada beberapa kekurangan yang saya sebutkan, Koe no Katachi tetap adalah film anime yang sebaiknya tidak kalian lewatkan. Kekurangan-kekurangannya bisa dibilang tidak terlalu menganggu dan kalian bisa menikmati kisah drama yang cukup menyedihkan. Saya sendiri sempat meneteskan air mata ketika menonton film ini.