Tidak terasa sudah lebih dari satu tahun saya dan rekan-rekan di JOI bermain game jurang duka derita nestapa Fate/Grand Order. Game ini merupakan satu-satunya mobage yang aktif saya mainkan selama satu tahun terakhir, and boy has it been a good year for us players. Banyak pengalaman dan cerita-cerita yang unik saat memainkan game ini, dan mungkin akan saya bagikan semua di JOI Weekend kali ini.
Satu tahun lalu, Etherlite sudah pernah menuliskan impresi pertama kami saat memainkan F/GO, dan saya yakin sudah cukup banyak perubahan terjadi dalam game dengan tema franchise Fate ini selama setahun terakhir. Kenapa? Gachanya masih ampas juga? Yang itu sih sepertinya tidak akan berubah kalaupun dunia ini sempat kiamat 2 kali.
Tidak semua game mobile yang pernah saya mainkan bertahan lebih dari 6 bulan. Kebanyakan game mobile dibuat dengan gameplay yang cukup monoton, dengan event-event yang kebetulan adalah carbon copy dari event sebelumnya dan menawarkan kartu dengan skill yang mirip tanpa ada perubahan yang berarti. Apalagi bila kamu sudah menemukan tim meta yang membuatmu invincible dalam game tersebut maka pada akhirnya kamu tidak akan menemukan alasan lain untuk memainkannya.
Tapi tidak dengan F/GO, walaupun daily login streak saya memang sudah terputus, tapi tercatat kalau saya sudah bermain game ini lebih dari 400 hari, and that’s quite an achievement for a mobage.
Kenapa saya bisa memainkan game penuh garam ini sampai begitu lama dan apa saja yang telah saya pelajari dari game ini akan saya jabarkan di bawah ini:
It’s a Fate game
Menurut saya salah satu daya tarik dari game ini tentunya nama besar seri Fate di belakangnya. Franchise milik Type-Moon yang terus berkembang dan menjadi populer di antara penggemarnya dari berbagai kalangan ini tentu menarik banyak pemain potensial yang mau mencobanya. Bahkan nama Fate cukup terkenal untuk menarik mereka yang belum pernah melihat seri tersebut sebelumnya seperti yang digambarkan oleh komik Riyo berikut ini.
Daya tarik dari servant-servant yang akan kamu dapat, baik yang sudah pernah muncul dalam game, anime, novel atau media cerita Nasu lain sebelumnya, dan di masa mendatang membuat game ini tetap hidup. Munculnya waifu servant-servant yang sudah dikenal oleh para pemain dari franchise-nya serta prospek servant baru di masa mendatang juga menjadi alasan kuat bagi beberapa orang. Walau sayang, banyak yang tidak dibekali dengan luck yang mumpuni.
It’s playable on many levels
The term of pay 2 win doesn’t apply to Fate/Grand Order. I probably trigger a quite large group of people by saying that. Tapi tentu, saya pun memiliki alasan yang logis untuk mengatakan hal tersebut.
Sama seperti game lain, game ini memiliki beberapa tingkatan rarity servant, dan tentu makin tinggi rarity dari kartu/servant yang kamu inginkan, semakin kecil pula kemungkinan kamu mendapatkannya. Namun, kamu tidak perlu memakai kartu dengan rarity tertinggi untuk bisa menang dalam game ini. Hanya dengan bermodalkan kartu *1 sampai *3 pun kamu masih bisa memainkan game ini. Some people even made it look easy.
Well not that easy perhaps, but doable even without grail ascend.
Pernahkah kamu melihat Hodgepodge bermain? Dia hampir selalu bermain dengan servant kelas bronze, walaupun dia memiliki beberapa servant SSR. Kalau dia saja bisa, apa yang menahanmu untuk tidak bisa bermain sepertinya?
Cara ini memang mungkin susah dilakukan dalam challenge-challenge quest baru yang diberikan dalam event Colloseum kedua. Bahkan Hodgepodge pun kesusahan untuk menyelesaikannya sampai saat ini. Namun quest-quest tersebut memang memiliki level kesusahan yang sangat tinggi, sampai punya servant gold pun tidak menjamin kemenangan.
Tapi, bila kamu yang hanya bermain demi mengejar waifu saja maka chances are you’re not that interested to the gameplay mechanics. Kalau sejak awal bermain tujuanmu hanya untuk mencari waifu semu semata, kecuali kamu lucksack dari surga, lebih baik kamu main game lain saja.
Dapet SR di Deresute lebih gampang loh. Tapi mana Fumika saya. Thank you CinFes.
Selain bermain hanya dengan bermodalkan kekuatan otot dari servant milikmu saja, ada juga opsi-opsi lain untuk memperkuat tim, seperti adanya Craft Essence yang bisa dipasangkan ke setiap servant untuk tambahan status tertentu atau memberikan skill tambahan. Ada juga skill-skill setiap servant yang bisa ditingkatkan untuk menjadikannya exponentially lebih baik. Selain itu kamu juga bisa meningkatkan tingkat Noble Phantasm untuk membuat serangan spesial makin kuat, dan jangan lupakan Master Skill yang juga datang dengan variasi skill dan baju sesuai kebutuhan.
Variable events
As I was saying, banyak game-game lain yang selalu menawarkan event-event yang merupakan pengulangan dari event-event sebelumnya; sering kali membuat saya malas untuk bermain. Apalagi bila sudah memiliki tim meta yang tidak bisa di-upgrade lebih jauh lagi/butuh kekuatan whaler (baca: duit) untuk menjadikannya lebih kuat lagi walaupun sebenarnya kamu tidak perlu melakukannya.
These recurring events happened a lot on my previous games, namun hal tersebut belum (terasa) terjadi di game yang satu ini. Walaupun F/GO sendiri juga sudah melaksanakan cukup banyak event selama setahun belakangan ini. Event dan campaign yang mereka lakukan bermacam-macam, mulai dari mengenalkan servant baru sampai ke memberikan servant gratis.
Tipe event-nya pun bermacam-macam, pada awalnya hanya ada event dungeon clearing seperti biasa, namun kemudian dipadu dengan berbagai macam twist seperti point ladder, event gacha, dan yang baru-baru ini diperkenalkan, sistem raid.
Memang tidak semua event-nya berjalan mulus, beberapa juga sempat dihujat karena pemain merasa reward dari event tersebut tidak sesuai. But most of the times, I feel happy about these events. Banyak yang dapat dilakukan dan didapatkan dari event-event tersebut. Kamu bisa farming untuk material, point-point yang didapat dalam event juga lebih tinggi dari quest normal, dan terkadang kalau kamu hoki, kamu juga dapat drop Craft Essence.
It gave Nasu a reason to write something
I’m the type that presses skip button first and do the reading later, on Reddit, after I cleared most of the events. Jadi untuk poin ini, saya berikan waktu sepenuhnya pada saudara Etherlite yang baru saja menarik Illya dari gacha.
If there is anything keeping me from uninstalling F/GO, that’s Nasu Kinoko’s story. Saya tidak akan menjelaskan ceritanya panjang lebar di sini karena saya tahu ada banyak situs lain yang sudah memuatnya, saya hanya bisa bilang bahwa it’s really good, with emphasis on Camelot (Go read it, Mashu & Bedivere’s story were amazing). Tapi seperti yang kita ketahui, Camelot adalah chapter ke 6 dari 7 chapter F/GO, which means Babylonia yang akan muncul sebentar lagi akan menjadi chapter terakhir… Selanjutnya bagaimana? Hanya DW dan Nasu yang tahu. Sejujurnya saya berharap tidak dipanjang-panjangkan lagi karena Nasu masih harus menulis Tsukihime remake & Mahoyo 2.
That paragraph above is presented to you by Etherlite.
Pretty waifus
WHERE’S MY TAMAMO DELIGHT WORKS
Yang ini sepertinya tidak perlu dijelaskan panjang lebar, waifu is definitely a serious business. Waifu sering kali juga menjadi alasan kenapa banyak pemain yang kemudian rage quit karena tidak tahan dipermainkan Tuhan RNG. Yang bilang Jodoh ada di tangan Tuhan mungkin harus memikirkan kembali kalimatnya untuk diganti menjadi Jodoh ada di tangan RNG.
Now if only finding the right partner in real life is that simple…
Namun memang tidak semua waifu bisa disukai, kebanyakan sih akan disukai, namun beberapa desain seperti Sanzo sempat diperbincangkan karena dirasa ‘tidak pantas’ memakai busana yang sedikit, ‘menantang’ seperti itu.
Jodoh ada di tangan Tuhan, SSR ada di tangan RNG
If you haven’t realized it already, the gacha rate sux ballz, 1% untuk SSR, dan 3% untuk SR, harap jangan marah kalau ada yang kesal kepadamu saat mendapatkan SSR. Karena kamu butuh banyak sekali luck untuk mendapatkannya. Belum lagi kalau ada temanmu yang saat ngupil saja bisa dapat SSR, tingkat-tingkat luck yang seperti ini pasti membuat asin banyak orang.
Kamu juga mungkin mulai berpikir kalau luck-mu disedot olehnya, fear not, itu tidak mungkin terjadi. Mungkin kamu saja yang sial sejak lahir memainkan game ini.
Hal ini juga diperburuk dengan beberapa hal, seperti misalnya Craft Essence. CE adalah cara DW untuk memberikan ilusi equipment dalam game. Di satu sisi banyak CE yang membantu pemain dalam menyelesaikan banyak quest, namun di sisi lain membuat pemain darah tinggi kalau isi roll-nya CE semua.
Verdict: Long live Delight Works
Even when some portion of your players hate Delight Works. The game itself is enjoyable, kamu bisa bermain dengan cukup santai atau serius, itu semua tergantung bagaimana kamu mau memainkannya. Game ini juga tidak terlalu grind heavy sampai kamu harus bersimbah darah bersama pemain-pemain lain untuk memainkannya. Apakah kamu juga baru saja bersimbah darah dalam event Love Letter Deresute? My condolences.
Kalau kamu memang penggemar seri Fate, atau Type-Moon, bermain game ini mungkin bisa menguras sanity kamu. Tapi bisa juga memberikan kebahagiaan yang tiada tara saat kamu mendapatkan servant yang kamu inginkan. I waited a year, a whole year to finally get my hands on Saber Nero. I still haven’t got my Tamamo or Bride DW, I want them, and I want them now.
Game ini juga cukup murah hati dengan memberikan welfare-welfare servant yang begitu baik seperti Rider Kintoki dan Santa Alter. Nikmat dunia mana lagi yang mau kamu dustakan?
Etherlite:
Kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan game ini adalah garam. Saya termasuk orang yang luck-nya paling ampas di game ini, dimana saya baru mendapat servant *5 setelah selesai America (dapat Cu Alter). Mungkin sebagian salah saya yang tidak melakukan reroll maraton, servant yang pertama saya roll adalah Mephistopheles. Saya tidak reroll karena waktu itu tidak lama langsung unlimited maintenance works dan dari apologemsnya saya dapat 2 Saber Alter sekaligus. Yah, saya memang tidak pay to win jadi tidak bisa protes juga (tapi kalau nanti kolaborasi dengan Tsukihime dan Mahoyo memberikan Arcueid dan Aoko dari gacha kayaknya bakal khilaf juga).
Game ini sendiri mengalami evolusi yang semakin lama menjadi semakin baik, perubahan sistem game dan detail-detail yang terus dipoles selama satu tahun ini menurut saya pantas membuat mereka menjadi #1 earning app di google play store/apple store Japan. Puncak perubahan terbesar mungkin terasa ketika DW memotong cost gacha dari 4 menjadi 3 quartz dan memberikan 300 storage slot secara cuma-cuma. Mereka juga berani mengkritik diri mereka sendiri melalui manga yang dibuat oleh riyo, which gives an interesting insight on the game itself.
Paling tidak kadar garam di darah berkurang sedikit setelah dapat Illya kemarin.
Ricoricorii
I had a fun, really! Biasanya game mobage model FGO ini tidak bertahan lama di device saya dan surprisingly sudah setahun saya memainkan game ini. Mungkin buat saya faktor yang menarik dan membuat orang bertahan memainkan FGO adalah kumpulan para servant yang beragam yang bisa dijadikan waifu atau husbando dengan pengisi suara yang high budget, mekanisme game yang menarik yang terkadang membutuhkan strategi tertentu dan equip yang digunakan (Craft Essence) untuk melawan musuh, event yang beragam yang terkadang dengan baik hati diberikan servant gratis, hingga tingkat kesulitan yang menantang dan newbie friendly.
Selain itu kadar garam di game ini memang tergolong tinggi, tetapi bisa dibilang DW cukup bermurah hati apalagi setelah pengurangan jumlah quartz yang digunakan untuk gacha dan seringnya pembagian tiket gacha secara cuma-cuma. Intinya game gacha apapun desire sensor tetap bekerja, jadi berhati-hatilah atau kalian akan darah tinggi. Saya masih ingat event summer kemarin yang menghabiskan 17 tiket dan 180 quartz untuk mengincar Martha yang diakhiri dengan darah tinggi karena beberapa rekan saya dengan mudah mendapatkannya.
setidaknya jumlah SSR saya lebih banyak dari etherlite
Disc-Co
Saya sudah menjadi fans Type-Moon sedari zaman Tsukihime dan Kagetsu Tohya di beberapa tahun silam, namun saya akan berbohong apabila saya menjadikan itu sebagai alasan untuk bermain FGO. Alasan utama saya sebenarnya tidak jauh dari kebanyakan pemain pada umumnya: ingin mengoleksi waifu. Waifu saya diantara lain adalah Mashu, Mordred, Jack, dan Jeanne. Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan semesta alam karena dengan rahmat-Nya saya telah mendapatkan semua waifu saya kecuali Mordred, ditambah pula dengan bonus versi Alter dari Jeanne.
Namun mengenyampingkan hal itu, beberapa aspek yang membuat saya tahan bermain FGO adalah beragamnya event yang mereka suguhkan dan banyaknya strategi yang bisa kita ciptakan dikarenakan jumlah total servant yang begitu banyak dalam game ini. Saya adalah tipe pemain yang sangat suka bereksperimen dengan berbagai macam game plan dan strategi, dan menurut saya FGO telah menyediakan media tersebut untuk memuaskan saya. Pendapat saya tentang garam dalam game ini? Yah selain saat summer event kemarin dimana saya gagal mendapatkan Surfer Mordred, saya rasa kadar garam dalam game ini masih dalam taraf batas wajar.
Untuk saat ini slot Mordred diisi oleh sang papa terlebih dahulu
Nugrahadi
Di tengah kesibukan baru saya yang bahkan membuat saya harus hiatus dari menulis di JOI, FGO tetap setia senantiasa ada di ujung jari saya tiap hari dan tanpa terasa, 400 hari lebih sudah saya lewatkan bersama pabrik garam rasa ketek Nasu beraroma Saberface ini. Kalau ditanya apa yang membuat saya bertahan sedemikian lama bahkan diantara mobage lain yang saya mainkan (Grindblue Fantasu, Terra Battle, V*liant Forc*s) lalu hiatus gak pake lama, ya jawabannya simpel; Waifus
Pada dasarnya saya juga adalah budak TYPE-MOON yang nge-Hype bahkan sebelum game ini dirilis. Dengan dorongan seperti itu, wajar jika antusiasme saya mungkin ada di level lebih tinggi daripada pemain mobage casul lainnya (sama sekali bukan pernyataan elitis btw) tapi yang membuat saya bertahan memainkan FGO lebih lama dari game lain adalah memang, gameplay yang cukup bersahabat tapi cukup “dalam” serta kadar garam yang tinggi kandungan Yodium berperan besar.
Kasarnya, main FGO itu tetap perlu mikir. Berbeda dengan kebanyakan mobage lain yang menyediakan fitur skip dan battle berjalan otomatis, mencerminkan pandangan developernya yang mungkin ada di garis “sebodo amat soal gimana lo maen, yang penting lo beli Quarts/Gem gw buat gacha!”, FGO memaksa gamernya menseriusi tiap aspek permainan sehingga kita senantiasa merasa tertantang. Seperti yang diutarakan Signum di salah satu status FB pribadinya, event in-game FGO yang sedang berjalan saat artikel ini ditulis dapat kembali memuaskan hasrat pemain yang haus tantangan setelah gak tahu mesti ngapain lagi sehabis puas menaikkan level karakternya hingga maksimal.
Lalu soal garam ber-Yodium, saya itu orang yang sensitif. Saya merasakan suatu bentuk kewajiban menyelesaikan game gacha disaat saya ternyata memiliki beberapa Servant yang orang lain itu sampai berdarah untuk mendapatkannya tapi tetap gak dinotis RNG. Tanpa maksud menebar garam dapur, ini sejumput jajaran Servant saya.
Setelah melangkahi mayat para pemburu Scat, Bride, etc yang ternyata bisa saya dapatkan dengan “kebetulan”, merasa bersalah gak sih kalau saya tiba-tiba berhenti main?
Nanamiku
Main demi Saori Hayami (sama kaya Deresute), tapi ternyata gachanya bikin hati dan dompet sakit. Sebagai pemain yang tidak serius pun saya masih bisa bermain di event Kuro sebelum ini. Bagi saya lebih parah struggling di bagian gacha-nya. Saya berdoa suatu hari gacha-nya bisa dipisah antara servant dan CE.
Karena game-nya juga tidak dioptimisasikan, mainnya jadi cukup mendou dan loading-nya masih lemot meski sudah setahun + the game runs like shit even on powerful phone.
*Nanamiku menggunakan Nexus 6P
The post [JOI Weekend] Satu Tahun Bersama Fate/Grand Order appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.