Seperti yang sudah kamu ketahui, belakangan ini semakin banyak film Jepang yang masuk ke dalam bioskop-bioskop lokal Indonesia. Mulai dari anime-anime besar seperti Kimi no Na wa dan Yu-Gi-Oh! The Dark Side of Dimensions, adaptasi live-action seperti Boku dake ga Inai Machi dan Death Note Light up the New World yang baru saja diputar belakangan ini. Hal ini memicu penggemar anime yang biasa menonton di layar laptop, kini bisa berangkat keluar menonton filmnya di layar lebar.
Namun tentu, berbeda dengan nobar yang biasa dilakukan denganmu dan teman-teman, bila kamu biasanya bisa menonton sambil teriak-teriak tentu ada hal-hal yang harus diperhatikan bila kamu menonton bersama publik di ruang publik pula. Karena itu, untuk JOI Weekend kali ini kami ingin menuliskan 5 hal yang harus kamu perhatikan saat kamu menonton film Jepang di bioskop.
Tahan spoiler
Rapatkan situ punya mulut.
Saya sering menerima curhatan rekan-rekan, terutama yang tidak sengaja terkena spoiler saat sedang menonton film Jepang di bioskop. Kadang kekesalan mereka tidak tanggung-tanggung karena mereka juga sudah berusaha sekuat mungkin untuk menghindari spoiler yang ada di media sosial. Namun kenikmatan menonton mereka hilang begitu saja karena insan-insan yang tidak bertanggung jawab seenaknya ceplas ceplos mengenai plot point atau klimaks dari film tersebut.
Saya tahu, kebanyakan film Jepang yang masuk ke Indonesia tentu diangkat dari karya-karya terkenal, beberapa diangkat dari seri manga atau anime, ada juga yang diangkat dari sebuah light novel. Mungkin ada juga beberapa dari kamu yang sudah sempat menonton film tersebut di bioskop Jepang jauh sebelum penayangannya mulai di Indonesia. Karena, selain film SAO: Ordinal Scale yang akan tayang serentak di seluruh dunia, mayoritas film Jepang yang masuk Indonesia pasti sudah ditayangkan dari jauh hari di negara asal.
Bagi beberapa orang, kenikmatan menonton dan terbayarnya pengorbanan mereka itu tergantung apakah kamu bisa menahan diri untuk membicarakan spoiler atau tidak. Karena itu, diharapkan untuk tidak seenaknya mengumbar spoiler, apalagi saat filmnya sedang berlangsung.
Cosplay sewajarnya saja
Datang ke bioskop sambil cosplay tentu menyenangkan. Apalagi bila kamu mendandani dirimu seperti salah satu karakter dalam seri tersebut. Namun harap diingat kalau bioskop adalah sebuah ruang publik, jadi jangan cosplay dengan kostum yang mungkin membuat orang lain tidak nyaman, kenakan cosplay yang sewajarnya saja.
Gimana nontonnya kalau kamu cosplay Jinouga?
Misalnya, jangan menggunakan cosplay Ryuuku saat datang menonton Death Note, cukup cosplay sebagai L saja. Jangan cosplay menggunakan kostum Blue Eyes White Dragon saat menonton film Yu-Gi-Oh!, cosplay sebagai Honda saja yang tidak makan tempat. Saat kamu menonton Rurouni Kenshin, janganlah kamu bawa pedang asli ke dalam bioskop, bisa ditangkap kamu nanti.
Kecuali bila kamu memang diundang oleh pihak penyelenggara untuk datang dengan kostum yang spesifik, tentu hal tersebut bisa menjadi sebuah pengecualian. Namun selain itu, kalau kamu mau datang dengan mengenakan kostum cosplay, harap jangan lebay.
Hargai sesama pengunjung, jangan berisik saat menonton
Bila kamu menonton anime bersama teman, normalnya kamu akan mendiskusikan sesuatu setiap ada adegan menarik ditayangkan dalam film tersebut. Apalagi kalau kamu juga fanboying/fangirling kepada karakter yang spesifik, tidak jarang saya mendengar lengkingan penuh gairah dari kursi belakang saya saat melihat adegan Kaiba agak homo sama Yugi.
Sebelum dihajar Hedoro, lebih baik kita diam.
Hal-hal seperti ini mungkin lumrah dilakukan bila kamu ada di rumah masing-masing, saya juga bisa mengerti seberapa semangatnya kamu saat impian menjadi kenyataan. Namun ingat, kamu menonton bersama orang-orang lain yang juga sama-sama membayar untuk nonton bioskop. Mereka memiliki hak yang sama denganmu, untuk menonton film tersebut dengan damai.
Karena itu, harap kurang-kurangi lengkingan atau obrolanmu sampai film tersebut akhirnya selesai. Juga ingat poin pertama artikel ini, jangan seenaknya membicarakan spoiler di luar bioskop, karena kita tidak tahu hari siapa yang akan kita rusak dengan spoiler tidak bertanggung jawab kita.
Give the film a chance
Sebuah film layar lebar tentu memiliki limitasi-limitasi tersendiri, terutama limitasi waktu dimana seorang sutradara harus bisa memadatkan suatu cerita dalam batasan waktu yang biasanya hanya berkisar antara 1 sampai 3 jam. Syukur-syukur dia dapat 3 jam, bagaimana kalau budget-nya hanya cukup untuk 1 jam saja? Kadang ada saja orang yang tidak sabar dan langsung melabeli film tersebut jelek tanpa menonton sampai akhir.
Coba untuk nikmati filmnya.
Tentu harus ada perubahan-perubahan yang dilakukan, harus ada pengorbanan-pengorbanan yang mungkin memiliki dampak langsung kepada cerita tersebut. Jadi, sebagai penonton kita harus lebih bijak dalam mengkritisi film-film yang tayang di bioskop. Jangan hanya karena film tersebut tidak sesuai dengan harapan maka film tersebut langsung kamu cap jelek. Selera setiap orang itu berbeda, a man’s trash might be another man’s treasure.
Kecuali bila memang film itu diberikan budget yang besar, tayang sepanjang 2 film, tapi masih juga membuat para penontonnya kecewa. Kalau itu memang namanya mengecewakan.
Jangan lupa bayar
Nobar di bioskop artinya kamu harus bayar untuk menikmati film tersebut di layar lebar. Terkadang, ada 1 orang yang harus mengorbankan sedikit hartanya untuk membelikan tiket bagi teman-temannya yang terlambat datang. Atau ada juga mereka yang membelikan tiketnya duluan demi dapat posisi menonton yang sempurna. Tidak jarang hal ini dibebankan kepada 1 orang dermawan saja.
Seringnya, setelah kita semua selesai menonton dan filmnya kebetulan bagus, semua penontonnya akan terjebak dalam sebuah euphoria yang membuat mereka lupa sesaat dengan dunia. Kalau filmnya kebetulan repulsive dan tidak sesuai selera, mungkin penontonnya akan keluar bioskop dengan perasaan hampa, seringnya ngamok kalau diganggu. Yes, Bokumachi live-action, I’m talking about you.
Terkadang, sebuah film memang dapat membuat perasaan kita terbang ke dunia lain, membuat kita melupakan apa yang ada di dunia nyata. Escapism, sebuah bentuk pelarian dari realitas dunia yang pahit dan asin yang menggembleng kita setiap harinya. Namun semudah-mudahnya kamu lupa dengan dunia nyata, harap jangan pernah lupakan kalau kamu masih berhutang kepada teman kamu yang membelikan tiket.
Sejujurnya, saya pun sering bersemangat menonton film-film yang ada di bioskop, apalagi feature film sekelas Rurouni Kenshin dan Kimi no Na wa yang membuat para penontonnya terjun ke dalam dunia mereka. Pengalaman yang immersif tersebut jarang didapatkan dalam seri-seri TV yang biasanya tidak dikerjakan dalam level yang sama dengan film-film tersebut.
Diharapkan dengan memperhatikan 5 hal di atas, kamu dapat menikmati film-filmnya dengan lebih santai dan yang terpenting, kamu membuat pengalaman menonton orang lain lebih baik. Kalau penontonnya dapat bersikap dengan baik, respons penonton lain akan menjadi lebih positif terhadap film tersebut. Bukan tidak mungkin hal tersebut menjadi bahan pertimbangan dari para distributor dan produser film Jepang untuk menayangkan lebih banyak film ke tanah air tercinta kita ini.
The post [JOI Weekend] 5 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Menonton Film Jepang di Bioskop appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.