Artikel ini merupakan bagian kedua dari Artikel Verdict sebelumnya. Kali ini kami akan mencoba menyelesaikan pembicaraan tentang game yang playtimenya bisa mencapai 80 jam ini, dan memberi jawaban dari pertanyaan awal artikel sebelumnya.
Kaptain
Next up. Bartholomew Fatima. The standard issue hot-blooded sidekick
Pengisi suaranya Tomokazu Seki, itu harusnya udah cukup untuk ngejelasin sifatnya. Satu-satunya karakter selain Fei, Elly, & Citan yang beruntung keberadaannya masih nyambung ama cerita setelah arc perkenalan dia lewat.
Mostly because he owns the most bloody awesome ship in all JRPG history.
The Yggdrassil. It swims, it flies, it’s a superdimensional fortress. Yang terakhir sayangnya cuma dipake sekali buat battle.
It was glorious. We actually gets to do a squash match just to show how awesome it was.
Anyway, back to Bart himself.
Seorang pangeran yang tahtanya direbut saat masih kecil, lalu jadi bajak laut (atau tepatnya, bajak pasir) untuk ngerebut kembali tahtanya. Kebetulan matanya cedera, jadi pas banget dia jadi makai penutup mata. What’s a pirate without an eyepatch.
Kaptain
Tournament plotline solves everything. Senjata api juga nggak guna di kebanyakan JRPG, kecuali kalau dipake party member.
bukan_randy
Kita masih di jaman di mana tiap karakter JRPG ga boleh pakai senjata yang sama ya, kecuali kalau karakternya non-human.
Kaptain
On that note, detail tambahan untuk sang “adik.” Maggie sendiri agaknya playable character pas di awal development
The Perfect Works seems to imply so.
Kaptain
Di versi akhir sayangnya cuma kebagian jadi pemandu sorak.
bukan_randy
…yang entah kenapa bisa manggil tikus.
Kaptain
Dan berhubung lagi di lingkup plotline Fatima castle, saatnya mengenali sang “rival” Ramsus & Miang
Ramsus: The slightly better written Seifer of the game.
Miang: The “Holyhell stop making everything so convoluted” character. Salah satu sumber perkara di game ini, dan untuk ngejelasin penuh tentang dia kayaknya bakal butuh dua artikel. Kami setuju cuma ndeskripsiin dia dengan kalimat tadi.
bukan_randy
Trust me, it’s complicated.
Kaptain
Balik ke sang rival, Ramsus juga karakter yang awalnya playable tapi dipangkas dari build finalnya
bukan_randy
Dan entah kenapa Ramsus & Miang punya sprite & portrait telanjang yg cuma dipakai buat satu scene. Gwa rasa itu adegan udah dikerjain sebelum developmentnya kena budget cut.
Dan ketika pertama kali ngelawan Ramsus & Miang, itulah momen ketika gwa nyadar kalau BGM boss battle ini game keren banget.
Kaptain
Sebagai rival di genre mecha, sebenernya juga posisinya lebih kayak Jerid Messa, ada cuma untuk dilaknat sang protagonis.
bukan_randy
wkwkwk. Sebenernya karakternya cukup oke, tapi sayang momen2 akhir dia (akhir CD 1 sampai penampilan terakhirnya), dia jadi loony banget.
Kaptain
Next up, Ricardo Banderas.
AKA Wrestler Blanka.
Kaptain
Karakter yang disunat habis-habisan akibat budget, Build up banyak banget jadi mubazir
bukan_randy
Karakter yg ga penting keberadaannya di game setelah arc perkenalannya di game.
Kaptain
Belum lagi dia juga dikenalin pas di bagian terlemah game ini, Kislev.
bukan_randy
Sebenernya ada lagi karakter yang ga penting, tapi Rico dan satu karakter lagi itu paling disayangkan karena secara gameplay itu kedua karakternya cukup menarik. Sayangnya deathblow di mana dia nangkep dan nge-piledrive musuh itu ga dianimasiin saat ngelawan musuh2 3D raksasa. Jadi momen epik kayak ketika Sabin nge-suplex satu kereta utuh di FF VI ga kembali terjadi.
Gameplay-wise, the powerhouse of the game. Sayangnya itu juga berarti serangannya paling banyak miss.
Kaptain
Udah gitu dia juga karakter paling lambat, output damage dia nggak bagus-bagus amat.
bukan_randy
Tapi tetep bukan karakter terburuk di game ini.
Kaptain
Berikutnya, Billy Lee Black, The Gun Priest. Paling banyak digunakan saat Fei “koma.”
Nasibnya ga separah Rico karena pas arc dia, dia berperan banget. Dan juga sedikit berperan di beberapa adegan lain setelahnya. Also, he’s a freaking gun priest. Dia jalan2 sambil bawa 2 pistol revolver, 2 senapan elemen yang masing2 disembunyiin di lengannya, dan satu shotgun segede gaban.
Kaptain
Dan karena ini JRPG, agama bukankatolik dia itu Jahaaaaaaaat~
bukan_randy
wkwkwkw. Stats-wise, dia salah satu karakter terbaik karena bisa main elemen dan punya skill2 guna kayak heal & haste.
Secara sifat, a good kid trying to do good, especially for his mute sister. Yang tentunya sering salah ketika bapaknya yang semerawut itu ternyata lebih bener (dan lebih keren) dari dia. Kinda wished Jessie was playable instead of Billy.
Kaptain
Ah ya, Kita lupa sama Darth Vader.
bukan_randy
Darth Vader/Master Asia
Grafh, kurang lebih “Nemesis” game ini dan hobi teriak POWER lebih banyak daripada Jeremy Clarkson.
bukan_randy
Dan dari dulu gwa selalu ngira anting di portraitnya itu hidung panjang dengan ingus di ujungnya.
Untungnya penampilannya yang aneh dan sulit ditangkap dengan kemampuan grafis jaman itu berhasil dilupakan dengan seberapa AWESOME dia. Dia juga karakter yang punya theme music sendiri, dan saat pertama kali kita ngelawan dia, kita naik robot raksasa sementara dia ninju kita dengan tangan kosong. Itu salah satu momen bagus di mana gamenya nunjukin seberapa seremnya musuh kita dengan cara berantem dengan mereka langsung.
Singkatnya, antagonis yang sangat efektif. Walaupun bisa dibilang sumber perkara game ini tuh gara-gara dia nggak ngerti metafora.
bukan_randy
Iya sih wkwkwk. “Live” -> “I’m gonna be a immortal and kill God”
Kaptain
Balik ke party member, Maria Balthasar AKA Miss “Why are you here again?”
Satu dari dua karakter yang bener-bener ga guna di battle karakter, karena mereka nggak punya deathblow sama sekali, entah apakah karena memang direncanakan begitu atau karena budget cut, dan ohmygod itu battle pose-nya. Mau joget mbak?
Di cerita juga cuma arc singkat, habis itu ga ada peran sama sekali. Tapi dia punya satu nilai positif. Satu doang, tapi lumayan gede.
Seib-F’ing-zehn
Kaptain
Design wise. My personal favorite.
bukan_randy
Yeah, it looked great too. A bulky knight with two gigantic rocket on it’s back that will wrestle you to hell. Gwa masih bermimpi suatu saat bakal ada plamo/figure dari Gear2 Xenogears, tapi karena masalah lisensi, kemungkinan besar nggak akan pernah terjadi.
Kaptain
Seibzehn menyenangkan untuk dipakai, sayangnya storywise relevansinya dikit banget.
Next up.
Oh God.
Kaptain
What the hell square.
bukan_randy
Seriously, what the hell.
Kaptain
Kayaknya tim developernya dimandat buat bikin karakter maskot.
bukan_randy
But it’s the worst mascot ever in any Square game, and that’s an achievement.
Kaptain
Karakter yang gampang banget diilangin dan storynya nggak akan berubah.
bukan_randy
Story-wise ga relevan, gameplay-wise juga sampah.
Kaptain
Cuma kalau sudi grinding stat-boost bisa aja dia jadi “gear” terkuat
bukan_randy
Tapi tetep aja ga bisa deathblow.
Oke, untuk makhluk ini Chu Chu, kayaknya kita mesti jelasin dikit kenapa kita ampe trauma gitu ama dia.
Lalu tiba-tiba di arc Maria/Seibzehn yang udah pendek, tiba2 dia nyempil masuk.
Lalu dia kurang lebih menghilang dari cerita. Tapi dia akan terus menghantuimu…
Portraitnya akan terus menatapmu tiap kali kamu mau mengatur party member…
Oh dan kayaknya staffnya mau ngelawak dengan ngemasukkin dia ke adegan penyaliban di CD 2. Serius itu moodnya ancur banget gara2 ada dia.
Singkatnya, ChuChu is a blight upon this game.
Next. Emeralda Kasim.
Best girl, gameplay-wise.
Sayangnya juga punya battle voice paling berisik di game ini.
Kaptain
Untuk story arcnya sendiri mungkin malah lebih banyak ngejelasin karakter lain, yang untungnya cukup menarik.
bukan_randy
Backstorynya sendiri lebih ke gimana dia diciptakan. Karena secara teknis dia baru “hidup” di pertengahan game.
“Anak kecil” yang seluruh badannya terdiri dari nanomachine, alias shapeshifter character before it was cool.
Kaptain
Kemunginan besar karakterisasinya lebih banyak ditunjukin di disk dua yang sayangnya kepotong, berhubung ada dungeon khusus buat dia.
Dengan adanya desain omnigear buat dia di buku Perfect Works yang ga ada di gamenya, yeah, kayaknya dia korban budget cut yang cukup gede. Desain gearnya juga unik. Ga punya tangan tapi ada sayap gede di kepalanya, yang dipakai buat gebuk/banting musuh2nya.
Could’ve been a lot more, but what was in there was pretty good.
Kaptain
Dan itulah karakter game ini. Saatnya masuk ke final verdict.
FINAL VERDICT
Kaptain
Pacing berantakan, desain dungeon yang bener-bener sampah, cerita yang dibabat keterbatasan budget, dan tentunya penyakit umum JRPG (dan kebanyakan anime manga) yaitu “Pake istilah latin/kristen/gnostik asal-asalan, soalnya bahasa asing itu keren” juga merajalela disini.
Dengan segala kegagalan tersebut, setidaknya game ini gagal karena kelewat ambisius.Walaupun disc 2 sendiri kualitasnya turun drastis masih terdapat beberapa adegan menakjubkan yang membuat segala penderitaan dari kualitas produksi yang pas-pasan terbalas.
Apakah masih pantas untuk dimainkan? Jujur saja, sini juga sudah males menghabiskan 60-80 jam untuk JRPG lama, itu juga sudah menggunakan cheat untuk mangkas waktu grinding. Bagi mereka yang tidak punya banyak waktu luang atau kurang bisa menolerir grinding yang lambat dan pacing yang berantakan tapi tetap penasaran dengan game ini boleh saja melihat Let’s play-nya.
Yang jelas saya senang sudah menghabiskan ratusan jam untuk game ini. Akibat game ini juga saya jadi males dengan anime/game dengan tema sejenis (psikologi, gnosticism, dsb). Kalau sebuah seri ingin sini tertarik dengan tema tersebut, It better involve Kungfu robot fighting against dinosaurs.
bukan_randy
Xenogears tetap menjadi satu seri yang terus gwa impiin untuk dapet remake di mana potensi CD2nya bisa dibuat sesuai tujuan aslinya. Tapi karena staffnya sudah kabur semua sementara lisensinya masih di tangan Square Enix, harapan impian remake dan figure/plamo Gear hanyalah impian belaka. Spiritual sequel-nya sendiri, Xenosaga, itu ngebosenin. Waktunya beli Xenogears di PSN.
Sebagai orang yang udah ngulang-ngulang namatin ini game setengah lusin kali lebih, baik ketika masih kecil, maupun ketika sudah jadi mahasiswa yang harusnya ngerjain skripsinya, gwa masih sangat suka dengan game ini. Tentunya ada banyak banget kekurangannya, mulai dari balance-nya, sistem combo yang ga penting-penting amat (deathblownya keren sih), banyaknya karakter yang keberadaannya ga penting setelah arc perkenalan mereka, dan tentunya CD 2-nya yang sangat rushed dan berantakan karena budget cut-nya.
Xenogears adalah game RPG yang pertama kali gwa mainkan dan masih tetap menjadi salah satu yang terbaik untuk gwa. Tentu gwa dengan rela akan memainkannya lagi suatu saat dan juga terus berharap dapet remake.
Kaptain
Masih banyak aspek game ini yang bisa diomongin, cuma ya, ngeliat panjang artikel ini mungkin kita harus nyari format yang lebih cocok biar lebih “nampung” semua topiknya.
bukan_randy
Kalau masih dikasih bikin lagi ya.
Kaptain
Untuk sekarang, itulah verdict kami untuk sebuah game dari era dimana game gagal karena kelewat ambisius dan bukan karena dibuat setengah hati. Mungkin dalam waktu dekat kami akan mengulas seri lain untuk rubrik ini.
The post [Verdict] Xenogears Part 2 appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.