Suksesnya sebuah film anime atau film layar lebar sepertinya secara langsung dapat mempengaruhi kesejahteraan dari para pembuatnya. Seri-seri terkenal pencetak film hit seperti Naruto, One Piece, Gintama, sering kali diawasi bahkan dibantu oleh para mangaka orisinalnya masing-masing. Namun apakah benar mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai atas kerja keras mereka?
Topik inilah yang sedang marak dibahas di dunia Twitter Jepang, lewat sebuah tweet dari Hideaki Sorachi, mangaka Gintama yang membahas mengenai pendapatan para mangaka. Tweet tersebut juga sudah dibagikan lebih dari 60.000 kali oleh para netizen, jadi diskusi yang lahir dari hal tersebut tentu sangat banyak.
Di tahun 2013, film Gekijouban Gintama Kanketsu-hen: Yorozuya yo Eien Nare mendapatkan keuntungan sampai hampir sebanyak 2 milyar Yen atau sekitar 226 milyar Rupiah. Film ini bahkan menempati film animasi kedelapan terlaris di tahun 2013. Namun sayangnya tidak sepeserpun keuntungan film itu didapatkan oleh Sorachi, seperti yang dijabarkannya lewat tweet di bawah ini:
実写でもおなじなんかな
— 透司 (@beasty__baby) November 16, 2016
Pertanyaan:
Aku punya pertanyaan. Sebelum ini ibuku mendengar kalau film animasi Gintama menjadi sebuah sensasi besar, dan berkomentar kalau “Dia (Hideaki Sorachi) pasti tinggal di daerah elit Roppongi Hills karena film itu populer sekali. Benarkah?
Jawaban:
Sejujurnya, tidak peduli berapa banyak orang yang menonton film atau betapa tinggi pendapatannya, tidak sepeserpun uang itu masuk ke kantung mangaka. Kami hanya dibayar biaya lisensi di depan. Jumlah bayaran kami itu seperti kacang dibandingkan dengan keuntungan box office. Mayoritas keuntungan tersebut secara tidak adil masuk ke kantung perusahaan seperti Shueisha dan Sunrise. Merilis manga sendiri lebih menguntungkan bagi kami.
Namun alasan kenapa aku berkorban untuk adaptasi film ini, sampai aku kencing darah, adalah karena ada tempat yang lebih luar biasa dibandingkan mansion di Roppongi Hills. Dan tempat itu adalah, di dalam hatimu, ibu.
Kalau Gintama bisa mencapai hati masyarakat, aku rela tinggal di bukit yang terbuat dari kardus. Mangaka adalah mereka yang mempunyai tujuan mulia dengan kreasi mereka masing-masing.
Jadi bu, kalau ibu merasa kasihan pada kami, jangan hanya nonton filmnya, tapi juga beli buku kami jadi kami bisa hidup di Roppongi Hills dengan keuntungan dari para penerbit.
Lelucon khas Sorachi tidak lupa memberikan sebuah uplifting mood di akhir tweet tersebut setelah kata-katanya yang cukup membawa feels. Apalagi saat dia membahas mengenai bagaimana mencapai hati masyarakat lebih penting daripada rumah mewah di Roppongi Hills.
Sumber: Crunchyroll
The post Mangaka ‘Gintama’ Berbicara Mengenai Pedihnya Pembagian Upah Kepada Mangaka appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.