“Touken Ranbu” awalnya merupakan sebuah game web browser yang dibuat oleh Nitroplus untuk platform game DMM. Namun seiring waktu, serial ini telah mendapatkan banyak adaptasi dengan cerita berbeda, baik itu manga, pentas musikal, maupun anime.
Saat berbicara pada acara Anime Festival Asia Singapore 2016 di hari Jumat kemarin, CEO Nitroplus, Digitarou, mengungkapkan alasannya.
Pada game aslinya sendiri Touken Ranbu tidaklah memiliki plot cerita yang jelas, pemain sendiri berperan sebagai Saniwa, dan menurut Digitarou setiap Saniwa pasti memiliki imajinasi yang berbeda atas masing-masing Honmaru (Citadel), tempat Saniwa tinggal bersama para Touken Danshi.
Karena itulah setiap adaptasi memiliki cerita yang berbeda-beda karena Digitarou ingin menghargai imajinasi sebanyak mungkin Saniwa. Dia juga tidak keberatan dengan banyaknya doujinshi Touken Ranbu yang ada, karena menurutnya doujinshi tersebut merupakan gambaran dari imajinasi para Saniwa atas masing-masing Honmaru mereka. Selain itu, doujinshi juga dapat menjadi gerbang bagi seseorang untuk masuk ke industri anime dan game.
Di akhir acara penonton melontarkan satu pertanyaan tambahan, “Dimana Ookanehira?” lalu hanya dijawab “Tunggu saja, mungkin nanti akan ada.” Mari kita tunggu saja sembari menikmati dedek Awataguchi yang terus bertambah.
The post CEO Nitroplus Ungkap Alasan ‘Touken Ranbu’ Memiliki Cerita Bervarisi di Berbagai Media appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.