Tahun 2016 adalah tahun dimana penjualan CD secara global mulai menurun drastis dan semua orang sudah mengonsumsi musik secara digital entah itu dari Spotify, iTunes, Apple Music, Deezer atau Joox. Menurut data dari International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) pada tahun 2014 penjualan CD secara global meraup US$6.82 miliar (Rp. 89,5 triliun) sedangkan penjualan musik digital meraup US$ 6.85 miliar (Rp. 89,9 triliun).
Tetapi ada satu negara yang masih sangat mencintai kepingan silver yang mungkin hanya jadi pajangan di kamarmu yaitu Jepang. Memang Jepang terkenal dengan negara yang super maju dari teknologi dan banyak menciptakan teknologi yang “WTF”, tetapi menurut data Asosiasi Industri Rekaman Jepang (RIAJ) pada tahun 2015 kemarin penjualan CD berkontribusi memberikan keuntungan sebanyak 84% sementara penjualan musik digital hanya 16%.
Tentu saja kita bertanya-tanya kenapa Jepang masih memilih CD sebagai sarana untuk mendengarkan musik ketimbang musik digital? Kali ini JOI Weekend akan memberikan alasan kenapa orang Jepang masih suka CD dan bukan streaming, iTunes, atau download bajakan.
1. CD Untuk Barang Koleksi
Kamu pasti masih bela-belain beli CD hanya untuk dikoleksi atau disimpan di rak setelah di-rip untuk menjadi FLAC atau WAV. Jika kamu berpikir seperti itu berarti kamu sama dengan orang Jepang. Mereka masih menyimpan CD untuk menjadi barang koleksi sekaligus memorabilia mereka.
2. Orang Jepang Membeli Rilisan Fisik Sebagai Bentuk Dukungan Atas Musisi
Kalau kamu adalah fans seorang artis belum afdol rasanya jika belum punya CD-nya sama seperti belum afdol kalau belum punya figma/nendo waifu-nya. Orang Jepang juga berpikiran seperti ini juga. Mereka masih membeli CD sebagai dukungan dan ingin melihat artis yang mereka suka terus membuat karya. Tidak dapat dipungkiri bahwa untung dari penjualan CD merupakan untung terbesar dari industri musik dan dengan membeli CD secara tidak langsung mereka memberikan motivasi untuk terus berkarya karena yang mereka lakukan ada hasilnya dan ada uangnya.
3. Toko CD di Jepang Masih Banyak
Kapan sih kamu terakhir kali mengunjungi toko CD dan kaset di daerahmu? Mungkin sekali sebulan, sekali setahun atau bahkan tidak pernah dalam lima tahun terakhir. Hal ini wajar mengingat penjualan CD dan kaset di Indonesia semakin menurun tiap tahunnya ditambah pembajakan di Indonesia seolah tak terkendali lagi, toko CD besar mulai dari Disc Tarra, Aquarius, Musik Plus satu persatu mengurangi jumlah tokonya bahkan sampai menyudahi bisnisnya.
Berbeda dengan Jepang, negara ini masih mempunyai ribuan toko CD yang tersebar di seantero negeri dengan nama yang paling utama tentunya Tower Records, HMV dan Tsutaya. Bahkan toko CD Tower Records di Shibuya mempunyai gedung sendiri dengan sepuluh lantai sebagai bukti bahwa penjualan CD di Jepang masih perkasa.
4. Beli CD di Jepang Banyak Bonusnya dan Bisa Berbeda Di Setiap Toko
Beberapa artis biasanya menyematkan bonus tertentu setiap pembelian CD terbarunya entah itu berupa stiker, trading card yang berisi muka masing-masing personil, kartu pos, poster, sampai clear file. Bonus di setiap toko juga berbeda-beda misalnya jika membeli di HMV akan mendapatkan poster gaya A sedangkan jika membeli di Tsutaya akan mendapatkan clear file dan lain sebagainya.
5. Ada Edisi Limited Edition Berisikan Konten Eksklusif
Rilisan baru suatu CD di Jepang (terutama untuk artis domestiknya) biasanya mengeluarkan dua edisi yaitu edisi biasa dan edisi limited edition atau first pressing. Edisi limited edition biasanya diincar lebih dulu dan hanya muncul beberapa minggu setelah CD itu pertama kali dirilis. Selain CD edisi limited ini biasanya menampilkan konten eksklusif seperti video klip, preview dari konser artis tersebut, video spesial untuk penggemarnya atau bahkan kode yang bisa ditukar pada sebuah game.
6. Beli CD Bonus Handshake dan Tiket Pemilihan Idol
Ini berlaku untuk idol group terutama keluarga 48 Family beserta antek-anteknya. Setiap CD single baru dari idol tersebut terselip satu buah kertas voting yang bisa dipakai untuk mendukung idol kesukaannya dan voting bisa dilakukan berkali-kali oleh satu orang asalkan ia membeli CD yang sama untuk mendapatkan hak voting tersebut. Jangan heran jika terkadang penjualan CD idol dalam minggu pertamanya bisa mencapai angka yang tidak masuk akal karena satu orang bisa membeli lebih dari satu CD bahkan bisa sampai 30 ribu keping CD bisa dibeli oleh satu orang.
Setiap pembelian CD juga menyertakan kupon handshake dengan idol dan satu CD hanya berdurasi 5 – 10 detik jadi untuk bisa mengobrol panjang dan merasakan lembutnya tangan idol mereka harus membeli CD yang banyak.
7. Beli CD Bisa Pesan Tempat Duluan di Konser Mereka
Ini pengalaman nyata teman saya yang berada di Jepang. Ia ingin menonton konser artis favoritnya dan syarat agar mendapatkan tempat duluan adalah dengan membeli edisi limited edition dari sebuah CD dan memasukkan kode yang tertera dalam CD tersebut. Teman saya tidak menghiraukan hal tersebut dan ingin seperti di Indonesia dimana konser tiket masih tersedia banyak meski sudah mendekati hari H. Ternyata begitu hari penjualan di outlet biasa telah dibuka tiket tersebut ludes terjual dalam waktu 10 menit saja dan harga calonya bisa 10 kali lipat dari harga normal.
8. Mereka Belum Mengetahui Ada Layanan Streaming Musik
Layanan streaming musik tidak begitu mulus di Jepang. Beberapa nama besar seperti Line Music dan AWA harus menelan kerugian karena masih banyak pendengar di sana yang tidak tahu ada layanan streaming. Spotify juga baru bisa dinikmati di Jepang setelah lebih dari 2 tahun berjuang untuk mendapatkan lisensi dari label Jepang yang seolah menutup mata akan streaming musik. Bahkan beberapa artis Jepang tidak mengetahui kalau lagunya bisa dinikmati via layanan streaming di Indonesia.
Itulah delapan alasan kenapa di era yang serba digital ini masyarakat Jepang seolah stuck in time dan masih memilih medium CD sebagai cara mereka dalam menikmati musik. Banyaknya konten eksklusif dan bonus membuat penjualan CD masih dielu-elukan di negeri Sakura ini.
Header: LA Times
The post [JOI Weekend] 8 Alasan Kenapa CD Masih Laris Manis Di Jepang appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.