Quantcast
Channel: Jurnal Otaku Indonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 16409

[Review] 91 Days

$
0
0

Apa yang kamu harapkan ketika menonton sebuah anime? Setting Jepang masa kini, dunia fantasi, atau setting luar angkasa/masa depan dengan robot raksasa? Cerita pertarungan seseorang/suatu grup, kehidupan sehari-hari, atau romantika? Meski ada berbagai tema yang unik di macam-macam anime, nampaknya industri anime sudah terkondisi untuk berpikir bahwa kebanyakan anime yang bisa mencapai kesuksesan tingkat tinggi seringkali harus “bermain aman” dengan tema yang sudah terbukti sukses. Sayangnya nampaknya hal tersebut kembali terbukti di anime 91 Days yang memiliki tema unik ini, di mana nampak sedikit sekali orang yang menonton anime ini meskipun memiliki salah satu cerita terkuat di season tayangnya.

rev91d1

Sebagai hasil karya studio Shuka yang sebelumnya menggarap Durarara!! X2, 91 Days ber-setting di Lawless, sebuah kota fiktif di negara bagian Illnois, Amerika pada tahun 1930an di tengah masa Prohibition ketika minuman keras dilarang beredar. Kemungkinan 91 Days di judulnya menandakan kalau ceritanya terjadi dalam selang waktu 91 hari terakhir masa Prohibition karena di dalam anime-nya sendiri tidak disebut masa waktu jelasnya ataupun referensi apapun ke masa 91 hari.

Fokus utamanya adalah Angelo Lagusa, anak seorang anggota kelompok mafia yang seluruh keluarganya dibunuh saat ia masih kecil. 7 tahun setelah pembunuhan keluarganya, Angelo mendapat sebuah surat yang memberi tahu para identitas pembunuh keluarganya, yang mana adalah pemimpin kelompok Mafia Vanetti dan anak-anaknya. Kini Angelo, dengan nama samaran Avilio Bruno, menyusup ke dalam kelompok Vanetti untuk membalaskan dendamnya.

The unexpected plot twists

Alasan mengapa saya menganggap 91 Days sebagai salah satu anime terbaik di season lalu bisa ditujukan langsung ke satu poin saja: plot twist di tiap episodenya.

rev91d3

91 Days mengambil setting di mana kematian, pengkhianatan, dan perubahan status bisa terjadi kapan saja, dan hal-hal ini terus terjadi sepanjang cerita. Berkat pacing yang cepat tapi efektif, tiap episodenya memiliki perkembangan cerita penting yang seringkali tidak bisa saya duga. Meskipun bisa diduga kalau salah satu karakternya akan mati, kapan, oleh siapa, dan bagaimana mereka mati seringkali sangat mengejutkan.

rev91d2

Avilio (Angelo) adalah karakter yang dingin dan memiliki banyak akal saat menjalankan balas dendamnya dan saat bertindak sebagai anggota kelompok Vanetti, tapi bukan berarti semuanya berjalan sesuai rencana. Malah saat rencana Avilio gagal karena ada hal yang tidak terdugalah yang menghasilkan momen-momen paling menarik dan menegangkan di 91 Days. Kegagalannya pun bukan hanya sekedar salah paham/kecurigaan sederhana yang bisa selesai dengan 1-2 adegan saja, tetapi berefek besar seperti menjadi buronan, berubah/hancurnya kelompok mafia lain, kematian karakter penting, hingga kesalahan akhir yang menyebabkan seri ini tidak bisa mendapatkan good ending.

The colorful cast

Tentunya twist-twist besar tidak akan berpengaruh seandainya kita tidak peduli dengan karakter-karakternya. Untungnya karakter-karakter penting di 91 Days cukup likable, atau malah sangat menghibur tiap kali muncul.

Pertama-tama Nero Vanetti, anak tertua dari pemimpin kelompok Vanetti dan juga salah satu target balas dendam Avilio. Nero bisa dibilang “protagonis #2” dari 91 Days, karena ia mendapat screentime kedua terbanyak setelah Avilio. Meskipun ia berada di posisi yang paling memungkinkan untuk menjadi penerus ayahnya, Nero bisa adalah salah satu karakter yang paling “waras” dan baik hati, tapi juga tidak ragu untuk menjalankan tugasnya sebagai anggota dan calon pemimpin kelompok mafia.

Ia juga terlibat dalam pembunuhan keluarga Angelo dan bahkan adalah orang yang secara tidak sengaja membiarkan Angelo hidup karena ia tidak berani menembaknya saat masih kecil. Setelah Avilio berhasil mendekati kelompok Vanetti, ia dan Nero di luar dugaan menjadi cukup akrab, dan membuat kita bertanya-tanya, apakah Avilio tidak akan membunuh Nero?

rev91d4

Meskipun dia adalah target balas dendam sang tokoh utama,
dia juga karakter yang paling ingin saya dukung.
Berikutnya adalah Corteo, teman baik Avilio sejak kecil yang kini menjadi pembuat bir oplosan yang dianggap salah satu oplosan terbaik di masanya. Ia membenci mafia dan sudah banyak menolong Avilio sejak kecil dan terus rela membantunya. Avilio memanfaatkan oplosan buatannya untuk mendekati kelompok Vanetti. Meski terus membantu Avilio, ia mulai muak karena dirinya makin terlibat dan menjadi bawahan mafia demi membantu Avilio.

rev91d5

Persahabatannya dengan Angelo/Avilio justru menjadi kunci penutup bagian terakhir ceritanya.
Masih ada banyak karakter lainnya yang menarik dan penting selain mereka, tapi saya akan membahas karakter favorit saya, Fango. Fango adalah salah satu karakter antagonis di 91 Days, di mana dia pertama kali muncul sebagai anak buah kelompok Orco, salah satu kelompok mafia saingan kelompok Vanetti. Tidak seperti Nero yang waras dan Avilio yang kalem, Fango sangatlah liar dan gila, tidak peduli aturan dan benar-benar kejam. 91 Days memiliki banyak tokoh antagonis dan teman yang bisa berubah menjadi lawan kapan saja, tapi menurut saya hanya Fango lah yang membuat saya merasa para karakter lain berada dalam bahaya besar tiap kali ia muncul.

rev91d6

Mungkin agak konyol di tengah-tengah setting mafia serius muncul satu karakter yang tingkah lakunya lebih seperti seorang supervillain dari cerita superhero, tapi saya tidak bisa membencinya karena tingkah lakunya sangat entertaining, bahkan seiyuu-nya juga terdengar bersenang-senang dengan perannya sebagai orang gila yang selalu menyelipkan tawa di hampir tiap kalimat yang diucapkannya.

Lack of quality in some part

91 Days memiliki cerita yang sangat kuat. Sisa faktor lainnya tidak begitu wah tapi juga tidak begitu jelek, tapi ada juga beberapa masalah yang kadang-kadang nongol. Kualitas gambar anime ini bisa dibilang cukup, tidak ada animasi/detil yang super, tapi juga tidak ada gambar jelek yang mencolok… selain 2 episode tertentu. Di 2 episode tersebut nampak cukup jelas kalau kualitas gambarnya menurun. Tidak sampai super mengganggu selama satu episode penuh seperti salah satu episode Aquarion, tapi cukup terasa kalau episode tersebut dikerjakan dengan mengejar deadline dan/atau kehabisan budget.

rev91d7

Selain itu, seperti yang sebelumnya bilang, saya selalu tertarik dan penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya karena cerita 91 Days sangat menarik. Sayangnya saya harus sempat kecewa karena seminggu setelah episode 7, tayang episode 7.5 yang isinya hanyalah recap episode-episode sebelumnya.

Verdict: An underlooked gem

Rasanya malu ketika mengingat saat pertama kali saya melihat gambar 91 Days, yang terpikirkan oleh saya adalah “egh, kayaknya target pasarnya bukan buat gwa” karena saya melihat karakternya adalah cowok semua dan tokoh utamanya terhitung masuk ke tipe tampang karakter cowok “bishounen” yang kerap ada di seri-seri BL. Rasanya ironis sekali saya merasa begitu mengingat saya sendiri pernah menulis artikel tentang cowok zaman sekarang yang keburu malas menonton anime yang lebih didominasi karakter cowok, terutama karena 91 Days berhasil menjadi salah satu anime terfavorit saya pada season lalu, atau bahkan dalam tahun ini.

rev91d8a

Saya sendiri cukup kagum ada studio anime yang mau membuat anime orisinil dengan tema yang nampaknya sangat sulit untuk menghasilkan uang. 91 Days tidak mengincar pasar BL, pasar moe, atau bahkan pasar umum anime sekalipun karena ceritanya lebih seperti sebuah drama serial HBO ketimbang sebuah anime. Rasanya sedih juga karena nampaknya yang mengikuti anime ini sangat sedikit dan nampak jauh lebih sulit untuk dibuat merchandising-nya ketimbang Durarara!!. Saya harap anime-anime berikutnya yang akan dibuat oleh studio Shuka bisa lebih sukses dan tidak kalah bagus.

Kaptain

91 Days saat tayangnya bisa dibilang terjebak di posisi dimana tone ceritanya sendiri agak terlalu absurd (berkat karakter seperti Fango dan Goliath) untuk fans crime drama dan tidak cukup absurd untuk penonton anime pada umumnya. Saya membayangkan bila skrip anime ini dikerjakan oleh sineas film Jepang yang umum membuat film “serius” di posisi tersebut, responnya kemungkinan besar akan lebih baik.

91 days verdict extra

Fango, yang saya sendiri memiliki awalnya sentimen bahwa dia itu “karakter Yakuza/Ryu ga Gotoku yang nyasar” memiliki peran yang sangat penting di akhir cerita. Dia bertransformasi dari “bandit rendahan” menjadi pemimpin yang profesional, dia adalah produk akhir dari kekerasan era ini. Kematiannya di tangan Corteo mengingatkan bahwa tidak ada yang kebal di cerita ini dan menghilangkan kekhawatiran saya bahwa staf produksi lupa dengan genre yang mereka kerjakan.

Secara keseluruhan 91 Days merupakan sebuah crime drama yang sangat kompeten. Saya lebih bisa menolerir kualitas produksi yang buruk bila staf produksi tersebut ambisius dalam membuat sesuatu, dan skrip cerita anime ini tetap dapat bersinar walaupun produksi bermasalah. Ending-nya yang tragis juga menyatakan sesuatu yang sering dilupakan genre ini, crime doesn’t pay.

The post [Review] 91 Days appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 16409

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>