Pada pekan ini, Sony Interactive Entertainment mengundang berbagai media, termasuk JOI, untuk mencoba langsung PlayStation VR. Tetapi ternyata event ini cukup spesial karena juga menghadirkan demo terbaru “Resident Evil 7” yang dimainkan menggunakan PlayStation VR.
Sony menyiapkan beberapa mesin agar semua orang bisa mencoba VR headset ini. Meski booth yang disiapkan ada banyak, sayangnya yang demo untuk Resident Evil 7 hanya ada 1 saja. Hal ini tidak aneh karena ini adalah pertama kalinya demo Lantern dari Resident Evil 7 baru pertama kali dipamerkan di Asia Tenggara. Sony juga membawa banyak game lainnya, tetapi sayangnya hanya berupa demo saja dan semuanya versi Inggris, jadi tidak ada Summer Lesson yang sangat ingin saya mainkan.
Dari PlayStation VR, yang paling saya khawatirkan adalah headset-nya akan sulit digunakan apabila menggunakan kacamata. Masalah ini pernah saya temui ketika mencoba HTC Vive milik teman. kacamata yang saya kenakan ukurannya cukup panjang, jadi pas mengenakan HTC Vive, pinggiran busa jadi menekan kacamata ke wajah. Setelah mengenakan PlayStation VR, saya langsung merasa tidak khawatir. Headset tersebut dapat saya kenakan dengan nyaman meski masih menggunakan kacamata.
Ternyata PlayStation VR dapat nyaman digunakan karena desain headset-nya berbeda dengan VR headset lainnya. Gear VR, Oculus Rift, dan HTC Vive akan terpasang erat pada wajah kalian karena menggunakan karet yang terpasang di kepala untuk mengamankan perangkat. Tetapi PlayStation VR mengenakan desain yang berbeda. Perasaan mengenakan PlayStation VR serupa serasa seperti mengenakan topi. Kalian akan memasangkan headband yang terbuat dari bahan yang elastis dan bagian PlayStation VR yang menempel ke mata kalian akan tergantung dari headband-nya. Selain itu, kalian juga akan bisa mengatur jarak antara perangkat dengan mata, jadi kalian akan bisa menggunakan jarak sesuka hati.
Sebelum melihat Resident Evil 7, saya mencoba dulu beberapa game lainnya. Ada 2 game yang saya coba yaitu RIGS Mechanized Combat League yang berupa olahraga mirip American Football tapi menggunakan robot serta Batman: Arkham VR yang membuat kalian akan menjadi Batman. Kedua game-nya sangat berbeda karena dalam RIGS, kalian akan bisa bergerak bebas sedangkan dalam Batman kalian hanya akan berdiri saja. Bermain Rigs cukup menarik karena kalian akan menggerakan kepala untuk menggerakan aim, sedangkan seluruh kontrol dikendalikan dengan DualShock 4.
Jujur saja, sebenarnya saya tidak mencoba langsung demo Resident Evil 7. Saya sudah takut terlebih dahulu karena sebelumnya sudah mencoba demo Resident Evil 7 Teaser: The Beginning Hour. Tetapi saya bisa melihat langsung bagaimana pengalaman Resident Evil 7 jika menggunakan PlayStation VR.
Karena Resident Evil 7 sudah menggunakan sudut pandang first-person, jadi tampilan menggunakan PlayStation VR menjadi tidak berubah. Salah satu perubahan terbesar adalah kalian akan menggerakan kamera dengan cara menggerakan kepala kalian karena PlayStation VR juga bisa membaca gerakan dan posisi. Karena itu, pengalaman bermain pun akan menjadi lebih immersive karena sekarang kalian akan bisa mengintip dari pojokan untuk melihat posisi musuh tanpa perlu ketahuan.
Yang sedikit saya merasa janggal adalah pada saat memutar arah hadap. PlayStation VR hanya digunakan untuk melihat kondisi sekitar. Untuk mengubah orientasi karakter, kalian masih tetap menggunakan analog kanan. Yang menjadi aneh adalah karakter tidak memutar dengan smooth, tetapi terasa patah-patah. Ketika saya bertanya kepada perwakilan Sony, ternyata pada saat memutar orientasi, gerakannya dibuat menjadi per 30 derajat. Belum diketahui apakah versi penuh dari Resident Evil 7 masih tetap seperti ini atau tidak.
PlayStation VR sudah tersedia di Indonesia dalam 2 varian. Varian pertama hanya menghadirkan PlayStation VR saja, sedangkan varian kedua dilengkapi dengan PlayStation Camera yang diperlukan untuk PlayStation VR.
The post [Event] Mencoba Resident Evil 7 dengan PlayStation VR appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.