Salah satu grup musik yang terkenal di kalangan penggemar anime dan penggemar lagu Jepang adalah T.M. Revolution. Karena itu, untuk Monday Music kali ini akan membahas tentangnya.
Meski namanya seperti nama grup musik, T.M. Revolution sebenarnya adalah solo band yang dipimpin oleh Takanori Nishikawa. Namanya sendiri adalah singkatan dari Takanori Makes Revolution. Meski namanya terdengar seperti Takanori yang aktif sendirian, sebenarnya nama ini ditujukan untuk Takanori yang melakukan revolusi bersama produsernya, staffnya, dan juga fans.
Sebelum pembentukannya, Daisuke Asakura yang menjadi produser T.M. Revolution membentuk band sendiri di tahun 1995, tetapi kemudian berpisah dan fokus menjadi produser untuk musisi-musisi lainnya. Di tahun yang sama, Takanori diperkenalkan oleh seorang hair stylist kepada Asakura untuk menjadi salah satu vokalis lagu yang diproduserinya. Sebelum bergabung, Takanori adalah vokalis dari band Luis-Mary, tetapi band tersebut bubar pada tahun 1993 karena perbedaan pendapat.
Pada awalnya, Asakura merilis single “Black or White?” dengan Takanori sebagai vokalis tamu dengan nama unit Daisuke Asakura expd. Takanori Nishikawa. Ternyata single ini cukup sukses, hingga bisa masuk Oricon. Takanori pun jadi sering diundang sebagai tamu untuk berbagai event yang diadakan oleh Asakura. Tidak lama setelah mereka aktif bersama, akhirnya mereka membentuk unit permanen dengan nama T.M. Revolution. Pada saat mereka membentuk unit ini, mereka membentuk 3 janji:
- Berhasil menduduki Oricon Chart no.1 dengan single
- Merilis album yang menjadi million seller
- Mengadakan konser di tempat konser terbesar di Jepang (Konser di Tokyo Dome)
Ternyata, ketiga janji ini berhasil dipenuhi dalam waktu 2 tahun 8 bulan saja sejak mereka debut.
Di tahun 1996, single ketiga yaitu “Heart of Sword ~Yoake Mae~” menjadi lagu ending dari Rurouni Kenshin. Ternyata single ini salah satu katalis yang membuat nama T.M. Revolution jadi terkenal. Selain laku terjual, single tersebut juga membuat T.M. Revolution jadi sering tampil di berbagai acara musik.
Di tahun 1997, karir T.M. Revolution pun masih melaju dengan kencang. Single ke-6 yang berjudul “White Breath” berhasil menduduki peringkat pertama di Oricon Chart dan memenuhi janji pertama. Tidak hanya itu, T.M. Revolution juga tampil di Kouhaku Uta Gassen, acara musik terbesar di Jepang, untuk pertama kalinya. Di tahun 1998, album ketiganya yaitu “Triple Joker” berhasil menjadi million seller dan janji keduanya terpenuhi. T.M. Revolution juga tampil kembali di Kouhaku secara berturut-berturut untuk kedua kalinya.
Di tahun 1999, T.M. Revolution mengadakan konser di Tokyo Dome selama 2 hari. Karena itu, janji ketiga dan terakhir pun dipenuhi. Tetapi mereka mengumumkan bahwa kegiatan T.M. Revolution akan “disegel.” Setelah disegel, mereka beraktivitas dengan nama the end of genesis T.M.R. evolution turbo type D atau disingkat sebagai T.M.R-e. Salah satu perubahannya adalah mereka sengaja “membatasi diri” dengan cara merilis lagu dengan jumlah terbatas atau tidak banyak tampil di media.
Untungnya proses segel ini tidak lama karena di tahun 2000, segel T.M. Revolution dibuka kembali dan mulai beraktivitas seperti biasa. Tetapi di tahun 2001, T.M. Revolution merilis single “Boarding” yang menjadi single terakhir yang ditangani oleh Asakura. Karena itu, single berikutnya di tahun 2002 yaitu “Out of Orbit ~Triple Zero~” menjadi single pertama yang ditangani oleh Takanori sendiri.
Tahun 2002 juga bisa dibilang menjadi perubahan terbesar untuk karir Takanori. Dia merilis single “Invoke” yang menjadi lagu opening dari Mobile Suit Gundam Seed. Sejak saat ini, Takanori mulai sering beraktivitas di dunia anime dan game. Selain menyanyikan banyak lagu tema untuk Gundam Seed dan Gundam Seed Destiny, dia juga mulai mencoba karir sebagai seiyuu dengan mengisi suara Miguel di Gundam Seed dan Heine di Gundam Seed Destiny.
Karir Takanori terus sukses selama bertahun-tahun. T.M Revolution pun mulai berkolaborasi dengan berbagai konten. Contohnya di tahun 2005 T.M. Revolution berkolaborasi dengan Hello Kitty yang membuat sang maskot tersebut tampil mengenakan kostum T.M. Revolution, berkolaborasi dengan Nana Mizuki untuk lagu tema Valvrave di tahun 2013, berkolaborasi dengan SCANDAL di tahun 2014, dengan grup musik AOA di tahun 2016, dan lainnya.
Salah satu keunikan grup ini adalah pada saat konsernya. Pada saat konser dimulai, Takanori biasanya mengenakan kostum yang cukup tebal dan menutupi seluruh tubuhnya. Seiring konser berlanjut, Takanori akan mulai melucuti pakaiannya satu per satu. Jadi pada saat lagu terakhir dimulai, biasanya Takanori hanya memakai pakaian yang sangat minim, dengan celana yang sangat pendek dan baju yang sleeveless.
Grup ini pernah tampil di Indonesia dalam konser di Anime Festival Asia Indonesia 2014. Di tahun 2016, mereka juga akan hadir di Anime Festival Asia 2016 yang berlangsung di Singapura pada tanggal 25-26 November.
Kalian bisa mengikuti T.M. Revolution melalui situs resmi dan Twitter.
The post [Monday Music] T.M. Revolution appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.