Menggunakan lokasi asli sebagai setting sebuah anime sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah dewasa ini. Dengan banyaknya lokasi-lokasi dimana kamu bisa napak tilas perjalanan karakter utama anime favorit kamu, kamu juga bisa merasa telah terlempar ke dunia lain. Misalnya saat saya ‘diseret’ Ryuukikun untuk datang ke Kuil Kanda di Akihabara, for a time, I was at loss for where I am.
Penggunaan lokasi asli untuk sebuah anime juga bisa menambah keuntungan lain, misalnya kegiatan ekonomi di daerah tersebut menjadi tinggi karena banyaknya turis yang akan datang mengunjungi daerah tersebut.
Film yang baru-baru ini sangat sukses Kimi no Na wa juga menggunakan lokasi asli untuk kampung halaman Mitsuha, yaitu Hida; sebuah kota kecil di pegunungan prefektur Gifu. Para penggemar kemudian memenuhi stasiun Hida-Furukawa, Kuil Hien, halte tua, dan perpustakaan lokal. Diestimasikan kalau pendapatan penduduk lokal dapat naik sampai lebih dari 10 milyar Yen.
Kota Hida bersamaan dengan Kota Takayama yang berada di dekatnya diestimasikan mendapatkan 150.000 pengunjung penggemar anime setiap tahunnya dengan pendapatan 2,1 milyar Yen. Namun dengan film Kimi no Na wa, sepertinya angka itu akan melambung lebih tinggi lagi.
Tangga di depan Kuil Suga di distrik Yotsuya di Tokyo ini juga menjadi sebuah lokasi untuk visual filmnya yang dirilis beberapa bulan lalu.
Anime mungkin tidak hanya menjadi sebuah sarana hiburan saja bagi para penontonnya, namun juga bisa menjadi sebuah alat untuk mendorong turisme lokal, maupun interlokal. Mungkin saja suatu hari nanti hal tersebut dapat diwujudkan. Indonesia dan Jakarta saja sudah beberapa kali tampil di dalam seri anime.
Sumber: ANN
The post Lokasi Pengambilan Gambar ‘Kimi no Na wa’ Menjadi Tujuan Wisata Populer appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.