Kalau kamu senang mengikuti budaya Jepang tapi belum pernah mendengar judul film “Kimi no Na wa,“ mungkin kamu kurang gaul. Film yang disutradarai oleh Makoto Shinkai dan baru saja melampaui angka penjualan 10 milyar Yen tersebut selalu menjadi topik perbincangan yang menarik belakangan ini. Film ini mungkin bisa menggeser kepopuleran Spirited Away buatan studio Ghibli sebagai film animasi tersukses di Jepang.
Tentu banyak faktor yang bisa mempengaruhi kesuksesan film ini, mulai dari cerita sampai ke penyutradaraan, tema film sampai ke pemasaran filmnya sendiri. Namun menurut testimoni Nanamiku yang baru saja pulang dari Jepang, dia selalu kangen untuk menonton filmnya lagi. Saya hanya bisa berharap Indonesia termasuk dari 85 negara yang dijanjikan akan menayangkan film tersebut.
Seorang produser dan penulis yang bekerja untuk Realsound, Noboru Hiroshi kemudian menulis apa yang menurutnya menjadi alasan sukses dari film ini. Menurutnya, saat menonton film tersebut bioskop selalu penuh baik oleh orang tua maupun anak-anak. Baginya, antusiasme penonton berbeda saat dengan film pendahulunya, 5cm per Second.
1. Potensi tinggi Makoto Shinkai sebagai sutradara
Walaupun sang sutradara mengaku tidak memiliki potensi sebesar itu, namun harus diakui kalau Shinkai adalah sutradara yang handal. Hal ini bahkan diakui oleh Yutaka Yamamoto, sutradara anime terkenal lain yang sudah mencetak beberapa karya yang baik. Menurut Noboru, memang sudah saatnya Shinkai untuk berdiri di panggung yang lebih besar dibandingkan tempatnya berada sebelumnya.
2. Adanya pasar yang harus diisi
Setelah pensiunnya Hayao Miyazaki dari dunia anime, tentu ada sebuah kursi kosong yang sampai saat ini belum diisi oleh orang lain. Salah satu kandidat untuk kursi tersebut adalah Mamoru Hosoda yang juga sudah mengerjakan karya-karya fenomenal seperti Summer Wars, Ookami Kodomo no Ame to Yuki, Bakemono no Ko, dan masih banyak lagi.
Namun menurutnya film-film Mamoru Hosoda masih banyak yang terlalu tersegmen untuk kelompok umur tertentu, jadi kursi Hayao Miyazaki selanjutnya mungkin akan diisi oleh Makoto Shinkai.
3. Ada perubahan yang major dalam karyanya
Sebelumnya, karya-karya Makoto Shinkai itu identik dengan ending yang pahit. Sebagai contoh, 5cm per Second dan adegan saat kedua protagonis melewati masing-masing di rel kereta. Adegan tersebut tentu membawa kepahitan tertentu bagi para penonton, namun penonton juga bisa merasakan manisnya realita dan mungkin bisa belajar dari film tersebut.
Memang sepertinya ada perubahan yang sangat besar antara film Kimi no Na wa dan film-film Shinkai terdahulu, beberapa teman saya juga mengatakan kalau ending-nya memang berbeda dan lebih manis.
Noboru mengungkapkan kekagumannya kepada film ini, bagaimana dunia yang sekarang semakin kompleks namun film buatan Shinkai seakan memberikan harapan bagi penontonnya. Dia juga mengatakan mengenai pentingnya media sosial sebagai media pemasar, dan review orang-orang akan film tersebut. Media sosial memang menjadi sebuah alat pemasaran yang sangat penting akhir-akhir ini.
Mengingat film ini akan ditayangkan di 85 negara, dan sepertinya tidak mungkin Indonesia tidak termasuk dalam jajaran negara tersebut, saya makin tidak sabar ingin menonton filmnya di layar lebar.
Sumber: Yahoo!
The post Inilah 3 Alasan Kenapa ‘Kimi no Na wa’ Sukses di Bioskop Jepang appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.