Kontroversial? Mungkin salah satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan Musaigen no Phantom World di season ini. Diusung oleh studio berkualitas tinggi, Kyoto Animation; dan mengambil sumber cerita dari salah satu novel yang memenangkan penghargaannya dengan iming-iming waifu-waifu berkualitas membuat ekspektasi yang cukup tinggi bagi beberapa orang. Namun, setelah meninjau anime tersebut lebih lanjut, bahkan netizen Jepang menganggapnya tidak berbobot untuk ditonton.
Disutradarai oleh Tatsuya Ishihara, pria yang menyutradarai Suzumiya Haruhi no Yuutsu dan pernah bekerja di hampir semua anime buatan KyoAni membuat harapan saya terhadap anime ini cukup tinggi. Tapi kenyataan sepertinya berbicara lain, karena cerita Musaigen sepertinya tidak seperti yang diharapkan.
Seperti apa pendapat kami mengenai anime yang satu ini? Berikut adalah penjabarannya.
It doesn’t have any real story (?)
Salah satu yang banyak disayangkan oleh para penontonnya adalah karena Musaigen dianggap tidak memiliki cerita yang pasti. Sepertinya Musaigen tidak bisa menentukan apakah mereka ingin menjadi cerita keseharian di sekolah, anime berantem super, anak-anak yang memiliki hubungan buruk dengan orang tua, atau simply a fanservice anime. Given that it’s an episodic anime by nature, I can’t really decide their theme myself. Bagi kamu yang berharap dapat merangkai petunjuk-petunjuk dan cerita di setiap episodenya, I have a really bad news for you.
Mereka hanya menggabungkan beberapa episode individual menjadi sebuah rangkaian anime yang penuh dengan keseharian waifu. Saya rasa KyoAni tidak salah, buku pertama Musaigen memang hanya menjadi sebuah fondasi yang happy go lucky sebagai pengantar buku keduanya yang jauh lebih gelap. Hanya ada beberapa episode yang sepertinya adalah cerita utama dari anime ini, namun tanpa build up yang berarti di episode-episode sebelumnya, impact episode terakhirnya terasa kurang kuat.
Cerita yang tidak berkaitan dan super klise membuat banyak netizen menganggap menonton Musaigen membuang-buang waktu. It probably is, bila kamu tidak tertarik dengan heroine-nya sama sekali, masih ada pilihan menonton anime lain yang memiliki cerita lebih immersive. Melihat bonus yang ditawarkan dalam Blu-raynya pun saya cukup yakin Musaigen adalah plot KyoAni dalam menjual heroine mereka.
Namun saya masih berharap kalau KyoAni akan membuat season keduanya supaya mereka dapat menampilkan cerita masa depan para karakter yang pastinya lebih seru dari season pertamanya. Season pertama ini memberikan cukup fondasi bagi KyoAni bila mereka mau mengembangkan cerita menjadi season kedua. Supposedly.
It does have waifus
Saya yakin para penggemar yang bertahan menonton Musaigen sampai akhir adalah mereka yang tidak henti-hentinya mendukung waifu mereka. Saya bangga pada kalian, kamerad. Secara total, Musaigen memiliki 5 waifu utama, 4 orang manusia dan seorang(?) phantom.
Kawakami Mai: Heroine utama dari seri ini, pada awalnya adalah partner pertama Haruhiko sebelum haremnya dimulai bersama karakter-karakter lain. Mai memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, menguasai kempo dan dapat memanggil kekuatan alam dari bagian-bagian tubuhnya. Mai sering terlihat lebih cepat berbicara menggunakan tangan dibandingkan mulut, namun di dalam dirinya dia memiliki insting onee-sama yang sangat kuat sehingga tak salah bila saya jatuh cinta padanya.
Izumi Reina: Gadis imut yang menggunakan kekuatan perutnya untuk menyegel para phantom ini juga memiliki banyak penggemar. Selain fakta bahwa dia diisi suaranya oleh Saori Hayami, sifatnya yang sopan dan santun juga menjadi daya tarik tersendiri. Tidak terhitung berapa kali Haruhiko sudah memeluknya dan membuatnya tersipu dalam seri ini, entah mungkin dia ketularan virus Rito.
Minase Koito: Pendiam dan dingin, itulah impresi pertama saya kepada gadis yang tidak pernah terpisahkan dari headphone-nya ini. Sebelumnya, karena latar belakangnya yang kelam, dia selalu bekerja sendiri dan menolak bantuan orang lain. Namun tentu, dia adalah seorang tsundere yang mau tidak mau mengakui Haruhiko dan kawan-kawan sebagai teman dekatnya. Koito menggunakan kekuatan suara yang dapat menembakkan api dan dengan nyanyiannya dapat mengekang phantom dengan rantai.
Kumamakura Kurumi: Kalau Kurumi adalah pilihan waifu-mu, selamat karena saya yakin kamu adalah seorang lolicon tulen. Dengan kekuatannya, Kurumi dapat membuat boneka beruangnya Albrecht menjadi besar dan bertarung melawan para phantom. Surprisingly, Albrecht ternyata cukup kuat untuk beradu dengan bahkan Enigma sekalipun, dia juga pintar dan dapat memperbaiki alat-alat elektronik dengan cukup mudah.
Ruru: Ruru adalah phantom kecil seperti peri yang selalu mengikuti Haruhiko kemanapun dia pergi. Ruru memiliki sifat yang periang dan tidak bisa diam karena terus berlarian kesana kemari. Biasanya Ruru hanya bertindak sebagai maskot saja dan hampir tidak pernah menyumbang kekuatan saat mereka bertarung, namun dia memiliki cerita tersendiri.
Kelima heroine tersebut memiliki porsi ceritanya sendiri-sendiri, dan tentunya fanservice yang cukup beragam. Ditambah dengan kemampuan KyoAni menggambarkan setiap karakter dengan detil yang KyoAni banget membuat pengalaman mencari istri menjadi menyenangkan.
Does it suck?
Calling it sucks from the get go is a bit unfair to the anime as a whole. Karena sucks atau tidaknya sebuah anime benar-benar subjektif, kita harus kembali ke diri kita masing-masing untuk menanyakan pertanyaan tersebut dan tidak ada jawaban absolut. Secara pribadi saya masih bisa menikmati Musaigen no Phantom World, jauh lebih baik dari beberapa anime yang tayang season ini. Cerita yang santai, fanservice yang tidak berlebihan, visual yang bagus, dan pastinya enjoyable. Walaupun memang sedikit kurang dari segi cerita yang tidak dapat menggambarkan apa maunya anime ini.
Beberapa yang mengatakan anime ini sucks rasanya berasal dari ekspektasi yang tinggi saat mendengar nama studio Kyoto Animation dengan sejarah anime-nya yang luar biasa. Mereka juga berharap mendapatkan cerita sekaliber karya-karya sebelumnya, namun disuguhkan dengan cerita-cerita individual yang terasa hanya menjual heroine membuat ekspektasi tersebut jatuh dan terpuruk. Walaupun sebenarnya KyoAni tetap melakukan pekerjaan yang cukup baik.
Bila saja mereka dapat merilis season keduanya, dengan cerita yang lebih gelap dan menjanjikan pertarungan yang lebih luar biasa, saya rasa kesalahan mereka di season pertamanya bisa dimaafkan. Asal tidak menjadi anime jualan waifu lagi saja.
Verdict: Fin/10
Sebanyak-banyaknya saya berharap supaya mereka menyiarkan season keduanya, saya langsung lemas saat melihat mereka menuliskan “Fin” di episode terakhirnya. Kemungkinan sangat besar Musaigen sudah tamat, finished, kaput. Mereka bahkan membuat sebuah ending yang berbeda dari light novel, mungkin karena mereka tidak tahan betapa gelapnya ending yang dimiliki oleh light novel-nya. It’s so dark that I hoped Urobuchi directed the series instead.
Namun sepertinya KyoAni memang tidak bisa membuat anime yang terlalu gelap, mereka menggunakan ending orisinil untuk menutup seri ini. Walaupun begitu, anime ini tetap memiliki beberapa poin kuat yang dapat membuatmu betah untuk menontonnya, beberapa poin tersebut adalah:
Animasi yang patut ditonton
Anime ini tetaplah buatan KyoAni yang terkenal dengan karya-karyanya yang artistik dan detil-detil luar biasa, jadi sepertinya tidak aneh bila kamu kemudian terserap dalam indahnya anime ini. Mereka juga menyajikan animasi yang luar biasa halus dan konsisten sehingga kamu tidak akan merasa bosan saat menontonnya. If anything, you’ll appreciate how KyoAni treat your eyes right.
Salah satu OP dan ED terbaik season ini
Naked Dive dan Junshin Always adalah dua dari beberapa lagu tema sebuah anime terbaik di season ini. Musaigen sukses menjadi salah satu anime yang selalu saya dengarkan OP dan EDnya, hanya karena saya begitu menikmati lagu-lagu tersebut.
Waifus
It’s actually a safe bet if you don’t think too much about it
Salah satu kelemahan penikmat anime dewasa ini adalah mereka terlalu banyak komplain. “Gak sesuai selera gue ah!“, “Ah bagusan anime buatannya yang kemaren nih!“, “Masa jualan waifu doang, mana ceritanya!” dan masih banyak lagi rant ngalor ngidul yang seharusnya bisa diselesaikan dengan berhenti menonton Musaigen. Namun pada dasarnya, menonton Musaigen adalah sebuah pilihan aman bagi kamu semua yang hanya ingin menikmati anime ringan tanpa berpikir terlalu banyak.
Sebuah episodic anime yang sarat dengan fanservice moderat, ditambah dengan waifu-waifu berkualitas dan cerita yang cukup ringan membuat saya dapat menikmati anime ini dengan baik. Sayang sepertinya memang tidak akan berlanjut ke season dua, tapi saya masih berharap.
Don’t think about it too much, just enjoy the ride and it’ll be fine. Musaigen adalah sebuah anime yang cukup baik dan enjoyable untuk ditonton. Ceritanya (lol) mudah untuk dimengerti, pace setiap episodenya pas, seiyuu-nya mantap, nikmat Kyoani mana lagi yang mau kamu dustakan?
The post [Review] Musaigen no Phantom World appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.