Belum selesai kita membahas mengenai karakter video game dan manga yang disalahgunakan sebagai sasaran perlindungan hak wanita yang salah fokus, kini ada lagi kasus hak asasi menyangkut gadis-gadis muda Jepang. Karena menurut beberapa pengakuan, industri dewasa di Jepang sering mengincar gadis-gadis di bawah umur untuk menjadi bintang film mereka.
Industri dewasa merupakan industri yang sangat besar di Jepang, bahkan bintang film dewasa yang sudah terkenal juga bisa masuk ke acara-acara bincang-bincang dan variety show lain dan dianggap lumrah oleh mereka. Namun ada sisi gelap dari industri ini yang mungkin belum diketahui oleh orang banyak.
Baru-baru ini diketahui ada 130 kasus di masa lalu yang menyangkut pelecehan seksual kepada gadis-gadis muda. Dalam kasus-kasus tersebut termasuk dipaksa melakukan hubungan seksual tanpa proteksi juga dipaksa melakukan hubungan seks dengan beberapa pria sekaligus.
Biasanya, seorang wanita akan didekati oleh seorang pria yang mengaku sebagai pencari bakat dari agensi-agensi artis. Saat para wanita tersebut menyadari kalau ada yang tidak beres, mereka akan dijerat dengan surat kontrak dan hukum yang sudah mereka tanda tangani sebelumnya.
Sebuah kasus yang merebak pada bulan September tahun lalu mencuat saat Pengadilan Tinggi Tokyo menolak tuntutan seorang wanita berumur 20 tahunan yang mencari ganti rugi sebesar 24 juta Yen saat dia mengakhiri kontraknya dengan agensinya. Wanita tersebut awalnya adalah seorang talenta TV yang cukup populer, namun ternyata dia pernah dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang tidak senonoh saat masih di bawah umur, dan dipaksa membintangi film porno saat menginjak usia dewasa.
Seorang pengacara bernama Yukiko Tsunoda berkata, “Para wanita ini dipaksa untuk melakukan hubungan seksual di luar kemauan mereka.”
Sebuah grup aktivis dan pengacara juga terkejut dengan banyaknya wanita muda (bahkan pria muda dan remaja) yang kemudian meminta bantuan mereka. Salah satu dari wanita yang melapor bahkan sampai melakukan bunuh diri setelahnya karena tekanan. Disebutkan juga kalau wanita tersebut dipaksa menandatangani kontrak dalam ruangan kecil dan dikelilingi oleh pria-pria menakutkan.
Hiroko Goto, seorang profesor dari Universitas Chiba menjelaskan, “Sepertinya bisa dimengerti kalau gadis-gadis ini setuju untuk melakukan shooting film dewasa. Namun kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis muda di bawah umur atau 20 awal yang belum matang secara sosial. Mereka menjadi sasaran yang empuk bagi mereka yang memiliki kekuatan dan uang.”
Setiap tahun, industri film dewasa ini dapat menghasilkan lebih dari 500 milyar Yen, sebuah industri yang menguntungkan yang dapat menciptakan 20,000 film per tahun. Para pengacara dan aktivis sedang mengusahakan supaya mereka mengawasi industri ini secara ketat, serta menutup lubang hukum yang dapat para pemilik industri ini eksploitasi.
sumber: Japan Times
The post Aktivis Jepang Membela Gadis-gadis Muda Yang Diincar Industri Film Dewasa appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.