Tidak aneh rasanya menganggap Jepang sebagai negara yang sangat baik tingkat edukasinya, mereka juga diajarkan disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi sedari kecil sehingga tidak heran banyak orang Jepang yang begitu serius dalam bekerja. Hal ini menjadi sebuah buah bibir dari seorang tokoh pendidikan di Jepang, Hirotada Ototake.
Hirotada Ototake adalah tokoh pendidikan yang terkemuka di Jepang, dia menjadi terkenal setelah masuk ke universitas ternama, Waseda; walaupun tidak memiliki lengan dan kaki. Autobiografinya mendapatkan pengakuan internasional, dan setelah lulus dia bekerja sebagai penulis serta guru sekolah dasar sebelum akhirnya diangkat menjadi anggota Badan Pendidikan Tokyo pada tahun 2013.
Ototake berhenti dari badan tersebut pada akhir tahun lalu, walaupun dia seharusnya masih menjabat. Untuk mengetahui alasannya, mungkin beberapa darinya tersirat dari rangkaian tweet terbarunya mengenai sistem pendidikan Jepang. Dalam rangkaian tersebut, dapat dilihat juga ketidakpuasannya dengan sistem saat ini.
日本の学校は、言わば「サラリーマン養成所」。だから、サラリーマンに向いていない子や、そもそもサラリーマンを目指していない子にとっては窮屈な場所でしかない。日本で起業家が少ない理由も、そのあたりと関連しているのではないかと、わりと本気で思っている。
— 乙武 洋匡 (@h_ototake) February 15, 2016
“Kamu bisa mengatakan sekolah di Jepang seperti ‘pusat pendidikan salaryman’. Karena itulah tujuan mereka, bagi anak-anak yang tidak bisa menjadi salaryman, atau mereka yang tidak bercita-cita menjadi salaryman, sekolah adalah tempat yang membosankan, datar. Aku rasa ini adalah akar masalah kenapa jumlah wirausaha di Jepang itu sangat sedikit sekali.“
スティーブ・ジョブズもビル・ゲイツも発達障害だと言われている。もし彼らが日本のような「サラリーマン養成所」で教育を受けていたら、はたしてアップルやマイクロソフトはこの世に誕生していただろうか。翻って、日本の教育は国際的に活躍する可能性を秘めた子どもの才能を潰してはいないだろうか。 — 乙武 洋匡 (@h_ototake) February 15, 2016
“Kita tahu Steve Jobs dan Bill Gates pernah kesusahan di sekolah. Bila mereka mendapatkan pendidikan di ‘pusat pendidikan salaryman’ seperti di Jepang, Apple dan Microsoft mungkin tidak akan ada. Bila dilihat-lihat, bukankah sistem pendidikan Jepang merusak potensi seorang anak untuk mengejar dunia internasional?“
もちろん、「起業家>サラリーマン」などと優劣をつけて考えているわけではない。ただ、人には向き不向きがある。あきらかにサラリーマンには向いていないだろう子どもさえ、あたかもそこしかゴールがないかのように追い込まれていく。世の中にはもっと様々な職業があるし、様々な生き方があっていい。
— 乙武 洋匡 (@h_ototake) February 16, 2016
“Tentu aku tidak mengatakan menjadi salaryman itu tidak sebaik menjadi wirausaha. Tentu setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kalau saja ada sebuah cara bagi anak-anak yang tidak cocok menjadi salaryman untuk mengejar mimpi-mimpi mereka. Rasanya dunia akan menjadi lebih baik dengan variasi usaha yang banyak didampingi cara hidup yang bervariasi.”
Ototake ingin menjelaskan kalau sebenarnya banyak murid Jepang yang memiliki jalan hidup berbeda namun tidak bisa mengejarnya karena pendidikan yang begitu ketat. Dia kemudian menambahkan contoh spesifik di sebuah tweet lain:
@NRR143 たとえば、ほとんどの学校で盲目的に「前へならえ」をさせているところです。メニューを選べない給食、服装や髪型を細かに規定される校則。やはり日本の教育は、誰かの指示に従ったり、集団行動ができるようになることを重視する側面が強いように思います。 — 乙武 洋匡 (@h_ototake) February 16, 2016
“Sebagai contoh, hampir semua sekolah mencekoki anak muridnya untuk belajar dari pendahulunya dan menggunakan metode yang sudah ditentukan. Murid tidak bisa memilih makanan untuk makan siang dan sekolah memiliki aturan ketat mengenai baju dan gaya rambut. Aku rasa pendidikan Jepang menekan muridnya untuk mengikuti perintah dari orang lain supaya mereka lebih teratur dalam grup.”
Kritik Ototake tersebut langsung menuai banyak reaksi dan di-retweet ribuan orang. Beberapa komentar netizen terlihat setuju dengan ide dari Ototake tersebut.
- “Aku juga merasa begitu”
- “Bener banget. Orang tua juga punya andil, karena tujuan mereka adalah supaya anaknya diterima perusahaan yang bagus.”
- “Aku ingin kita punya sistem pendidikan yang menghormati pilihan individu, dan membiarkan anak-anak mengembangkan ketertarikannya.”
Namun walau ada pro, pasti juga ada kontra dari pendapat tersebut. Tidak semua orang bisa menerima pendapat Ototake, beberapa netizen melawan pendapat tersebut dengan keras, juga menyuarakan pendapatnya masing-masing. “Siapa yang menentukan seorang anak tidak pantas jadi salaryman? Guru mereka?” menurut salah seorang pengguna Twitter.
Ada juga yang mengatakan kalau Jepang, dalam lingkup tertentu, memiliki sebuah dasar pendidikan yang cukup bagi mereka yang tidak berencana melanjutkan kuliah atau bekerja di perusahaan setelah mengenyam bangku sekolah. Pendidikan tinggi tidak begitu penting di Jepang karena banyaknya sekolah kejuruan yang dapat memberikan keterampilan tertentu untuk bidang usaha lain.
@h_ototake スティーブジョブズやビルゲイツを例に挙げられても…極端すぎると思います。起業家は成功すればそりゃ大儲けできるけれど失敗すれば悲惨…それなら安定にサラリーマンしながら生活していったほうが幸せになれる確率は高いと思います…
— バーガーキングのポテトが美味しい (@mmayuuuun) February 16, 2016
Netizen lain tidak yakin bila menggunakan Steve Jobs dan Bill Gates sebagai contoh wirausaha merupakan ideal yang baik, menurutnya kedua orang tersebut adalah pengecualian. Bila sukses, seorang wirausaha tentu akan mendapatkan banyak uang, tapi bila gagal maka yang akan didapatnya adalah kesengsaraan. Karena itu lebih banyak orang yang mencari kestabilan hidup dengan menjadi salaryman. Kestabilan adalah sesuatu yang sangat dihargai oleh masyarakan Jepang, dan keinginan mereka untuk mendapatkannya juga berperan besar kepada tingkat kemiskinan yang rendah dari negara tersebut.
Walaupun tweet Ototake sepertinya berbicara mengenai sistem pendidikan yang mengekang muridnya menjadi salaryman, tidak sedikit juga anak-anak yang memiliki aspirasi untuk menjadi pekerja kantoran saat mereka dewasa. Menjawab mereka yang memiliki pendapat berbeda dengannya, Ototake kemudian meluncurkan sebuah tweet penutup mengenai masalah ini.
今朝の連ツイに対して、「『起業家』『サラリーマン』と区分けすると誤解が生まれる。乙武さんの指摘する“お仕着せ型”の教育では育むことのできない思考力やリーダーシップは、サラリーマンとなる人にも必要なのでは」というご意見をいただきました。いやあ、まさしくその通りですね。深い洞察です。 — 乙武 洋匡 (@h_ototake) February 16, 2016
“Tweet yang aku sebarkan pagi ini sepertinya telah mengundang banyak kesalahpahaman kalau aku membeda-bedakan antara wirausaha dengan salaryman. Beberapa orang mengekspresikan kepadaku kalau cara pikir dan kepemimpinan yang menurutku tidak berhasil diajarkan oleh sistem edukasi juga penting bagi para salaryman. Mereka benar tentang itu.“
Sepertinya, Ototake ingin supaya sistem pendidikan Jepang memberikan lebih banyak kebebasan bagi mereka yang ingin mengejar cita-citanya sendiri dan tidak terpaku pada 1 profesi saja. Mungkin dia memang benar, seharusnya lebih banyak sekolah yang memberikan dukungan lain sesuai dengan aspirasi dan cita-cita anak didiknya. Walaupun hal itu artinya menggebrak kebiasaan lama mereka.
sumber: Rocketnews
The post Tokoh Pendidikan di Jepang Berkata, “Tidak akan ada Bill Gates dan Steve Jobs kalau mereka belajar di Jepang” appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.