Tidak jarang sebuah game menemui kesalahan teknis atau memiliki lubang kelemahan yang membuat game tersebut mengalami kekacauan. Contohnya Fate Grand Order yang baru saja diluncurkan saat ini menghadapi permasalahan karena banyaknya yang mengeksploitasi sistem game tersebut dengan melakukan roll ulang demi menemukan servant kesukaannya. Karena itu, server dipenuhi akun-akun yang ‘dibuang’ demi secercah harapan servant kelas menengah. Seriously, stop doing that, right now.
Namun apa jadinya saat game memiliki masalah di dunia nyata, dimana mereka harus berhadapan langsung dengan penggemarnya? Mungkin kerusuhan adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya, seperti acara Monster Fest yang merayakan game populer Monster Strike di Jepang pada hari Minggu lalu.
モンストフェス待機勢の塊、熱中症で倒れてもすぐに運び出すことは出来ない地獄絵図です
スタッフが近くに一人もいないので何かトラブルがあってもそれを伝えられません
#モンフェス pic.twitter.com/8X3hJnTnVG
— てぃーや (@LunRISH) August 2, 2015
- “Tidak ada staf disini.”
- “Kami tidak senang melihat stafnya malas.”
Adalah contoh komentar para pengunjung mengenai kealpaan para staf yang sedang bertugas. Selain itu mereka pun menulis sebuah tanda berbunyi, “Pintu Masuk Toko Souvenir: Waktu tunggu: 330 menit” yang diunggah ke twitter dengan komentar, “Ini sih bohong” dari seorang pengunjung. Selain tweet tersebut, banyak tweet lain yang mengeluhkan kurangnya staf dan banyaknya masalah di tengah-tengah acara.
うそだろおい。。。 pic.twitter.com/2zK2y8xe5D
— 緒方雄一@モンストの人 (@u1ogata) August 2, 2015
速報
モンフェスで倒れた人心肺停止ってまじ
#拡散 #モンフェス pic.twitter.com/SvTRHsqLsr
— GHOSTHUNTER (@alohaaloha626) August 2, 2015
対策がなってないモンフェス
それ以前に、ゴミをポイ捨てするという一部の民度の低さがうかがえる
#モンフェス pic.twitter.com/NPJe7iMvqH
— くないちょー@生え際の魔術師 (@hiroshi99525) August 2, 2015
“Monster Fest tidak bersiap-siap menangani sampah, dan orang-orang melupakan sampah mereka di mana-mana“
Belum ada pengumuman resmi dari mixi, perusahaan di balik Monster Fest mengenai masalah-masalah di atas. Namun saya harap, kejadian serupa tidak perlu terulang kembali.
sumber: ANN