Nusakana adalah sebuah game RPG buatan Studio Namaapa, dan dirilis pada tanggal 20 November di Steam setelah development selama 3 tahun. Setelah sebelumnya telah kami bahas, kali ini kedua penulis kami akan mendiskusikan impresi mereka setelah menghabiskan 30 hari in-game dalam game ini.
Disclaimer: Review copy diberikan oleh developer game. Sebagian besar gameplay untuk impresi diperoleh sebelum bug fix versi 1.01. Kedua penulis telah memainkan gamenya masing-masing 9 jam dan 13 jam sebelum penulisan.
Kaptain
So Nusakana. Sebuah pulau dengan suasana seperti wilayah pesisir Indonesia ditambah dengan keganasan flora dan fauna Australia. Entah kenapa mayoritas anggota “keamanannya” tuh Cewek dengan baju renang yang jago silat.
bukan_randy
Dan itu plesetan dari Nusa dan Sakana (魚, ikan). So yeah, “Negara Ikan”.
Kaptain
Game ini dikatakan “terinspirasi” dengan seri Atelier. Setelah tiga tahun masa development akhirnya game ini dirilis oleh Studio Namaapa tanggal 20 kemarin.
bukan_randy
Dan kali ini kita berdua telah memainkan sejauh 30 hari in-game yang memiliki batasan waktu 1 tahun in-game.
Kaptain
Jadi apa saja yang terjadi selama 30 hari itu?
First Impression
Gambaran (sangat) kasar tentang apa itu Nusakana
Gwa sendiri udah main beberapa game RPG Maker lain, kebanyakan terjemahan dari buatan Jepang dan kebanyakan yang gwa mainin itu game horor, tetapi ada beberapa juga yang murni RPG.
Dan sebagai game yang dibuat dengan RPG Maker, gwa cukup kagum dengan visual gamenya. Semuanya benar-benar dibuat ulang tanpa menggunakan satupun aset grafis dari RPG Maker (di mana beberapa game RPG Maker berbayar lain di Steam itu lumayan banyak yang masih pakai aset grafis vanilla RPG Maker). Grafisnya sendiri meski sederhana, nggak jelek-jelek amat. Meski entah kenapa stylenya mirip banget dengan Rong-Rong.
Bahkan menu dan tampilan battlenya juga dibuat unik. Sampai ada tutorial juga di awal-awalnya dan juga disiapin buat dimainin via gamepad. Musiknya juga semuanya digarap sendiri, jadi tidak ada musik RPG Maker yang itu-itu lagi (meski SFXnya masih vanilla RPG Maker).
Jadi yah, terima kasih kepada mas numfanklewhat, Anda jelas tidak makan gaji buta.
Intro gamenya sempat membuat saya cukup berharap dengan game ini.
Kaptain
Sebagai game buatan RPGmaker emang kualitasnya diatas rata-rata. Sayangnya berbagai hambatan dari enginenya, terutama di aspek UI; kerasa juga disini. Fitur dan konten memang banyak, sayang kebanyakan kesannya sekedar nempel dan eksekusinya subpar banget.
Game ini dengan kualitasnya yang sekarang seharusnya masuk early access dulu. Game ini bisa aja bagus kalau aja sebulan sebelum rilisnya dirapihin dulu sama editor dan tester/debugger yang ngerti selera dan temperamen user Steam itu kayak gimana.
bukan_randy
Yeah, masih banyak hal yang balancingnya kacau atau -Just plain bad ideas-.
Kaptain
Kesannya game ini tuh target pasarnya orang Indonesia yang englishnya pas-pasan dan bukan pasar internasional.
bukan_randy
Nah itu. Karakter-karakter penghuni pulau Nusakana di game ini banyak yang berbicara setengah bahasa Inggris setengah bahasa Indonesia, di game yang seharusnya dirilis untuk internasional. Banyak pula joke yang cuma bisa dimengerti oleh orang Indonesia.
Dan banyak dialog campuran English-Indo yang bukan berkesan ingin menyampaikan kultur Indonesia ke luar negri, tapi untuk sekedar lucu-lucuan saja. Terjemahan nama binatangnya juga kadang ga konsisten, contohnya biawak diterjemahkan jadi monitor lizard, tapi ikan tenggiri tetap ditulis sebagai tenggiri ketimbang mackerel.
Saya hanya bisa mohon maaf pada para pemain yang tidak mengerti bahasa Indonesia ketika berhadapan dengan beberapa dialog yang murni ditampilkan dalam bahasa Indonesia saja.
Bisa aja sih ngeles kalau itu emang dialeknya Nusakana. Toh juga di dunia nyata ada tempat kayak gitu. –coughsingaporecough-
Kaptain
Sebagai orang dengan background translator dan editor, writingnya lebih banyak ngakibatin sakit kepala daripada ngasih informasi.
bukan_randy
Oui.
Kaptain
Jadi selama 30 hari ini yang terjadi dengan sang karakter utama adalah: Dipaksa bersahabat dengan penduduk lokal yang kurang waras dengan bahasa rusak, diteror flora dan fauna yang super ganas baik yang nyata maupun mistis, mengais-ngais ala gelandangan untuk makan, dan akhirnya dibantai oleh Genderuwo.
It was an okay vacation.
Para karakter yang bukan anak kecil juga untungnya nggak terlalu menyebalkan. Kurang tepat juga sih kalau bilang anak kecilnya menyebalkan. Lebih tepatnya mungkin cara game ini menggunakan anak kecil itu yang LUAR BIASA menyebalkan.
bukan_randy
Dan untungnya tidak seperti manusia normal, Keboliar (nama karakter utama saya) dan para gadis pulau ini bisa bertahan hidup hanya dengan makan kacang saja.
Game ini memiliki sistem di mana karakternya bisa lapar, tapi sayangnya karakter-karakter di game ini cepat sekali jadi laparnya. Selain itu, lebih mudah untuk mungut kacang dan berbagai makanan kecil lainnya ketimbang beli/bikin makanan-makanan lain di game ini.
Kaptain
Dan makanan juga cuma pengaruh di combat aja.
bukan_randy
Pengaruh BESAR. Karena kalau lapar, karakter bertarung dengan stats kurang dari setengah normalnya. Dan lagi, laparnya juga cepat banget.
Kaptain
Makanan kalau ngasih stat boost juga cepet ilangnya. Selama nggak masuk combat, nggak tidur dan makan seminggu juga bisa.
Sistem Battle yang Malah Bikin Kita Enggan Battle
bukan_randy
Speaking of combat. Fitur combat game ini memiliki beberapa masalah yang cukup mendasar.
Pertama-tama, game ini memiliki tipe encounter di mana musuhnya bisa kelihatan di mapnya ketimbang random encounter. Bedanya, saat menabrak musuh, pemain akan diam di tempat selama 3-4 detik sementara musuh-musuh lain di map akan langsung “balapan” ke posisi pemain sebelum battle dimulai.
Musuh-musuh yang berhasil mencapai posisi pemain ketika battle dimulai adalah musuh yang akan dihadapi di battle itu. Fitur yang menarik -on paper-, tapi masalahnya ada masalah fatal di pembagian musuh di mapnya. Dalam satu map itu, tingkat kesulitan musuh itu variasinya jauh banget.
Gambaran (cukup tepat) tentang sistem encounter Nusakana
Bisa ada musuh yang bisa dengan gampang kita beresin dalam 2 turn hanya dengan satu karakter, ada juga musuh yang kalau duluan dapet turn maka dijamin game over. Kedua musuh itu ada di satu map yang sama.
Dan dari sana muncul satu masalah karena fitur lain di battlenya. Di dalam battle, cuma Keboliar yang bisa pakai item atau kabur dari battle.
Kaptain
Udah gitu sang karakter utama lembek banget. Singkatnya bayangin battle Pokemon, cuma sang trainer bisa diserang.
bukan_randy
Di game ini, kita bisa bawa 4 party member (termasuk Keboliar), tetapi cuma 2 orang yang bisa ikut battle-nya (dan Keboliar wajib ikut battle) sementara 2 sisanya bakalan ngasih buff kayak naikin ATK dan semacamnya.
Dan game ini memakai sistem yang sama dengan Persona 3 & 4 di mana kalau sang tokoh utama KO meskipun masih ada party member lain, maka otomatis game over. Jadi pastinya bisa bayangin seberapa menyeramkannya kalau battle dengan laba-laba putih yang bisa bikin paralyze.
Karena kurang lebih Keboliar akan langsung di-paralyze. Terus dari sana semua masalah berentetan muncul, Keboliar tidak bisa di-heal karena yang bisa pakai item hanya Keboliar, Party tidak bisa kabur karena yang bisa kabur hanya Keboliar.
Kebanyakan encounter game ini hobi banget ngasih status effect. Memang ada party member yang bisa heal/cure dan equipment buat nangkal efeknya. Cuma ya datengnya telat banget.
bukan_randy
Dan dalam 30 hari yang saya mainkan, Keboliar dan harem-nya ga cukup kuat untuk bisa ngalahin laba-laba putih sendirian, jadi pilihan untuk ngehabisin laba-laba putih pakai party member sebelum Keboliar mati juga ga bisa.
Jadi intinya: ketemu laba-laba putih = mati. Sementara laba-laba putih itu ada di salah satu area (technically dungeon) yang paling awal di game ini, alias masih lebih banyak musuh lain yang jauh lebih kuat di area-area berikutnya.
Battle di game ini sendirian = cari mati, kecuali lawan ayam liar dan biawak di awal-awal. Dan sayangnya, untuk dapetin party member paling pertama pun cukup makan waktu. Gwa baru dapet party member pertama gwa setelah 5 jam mainin.
Jadi 5 jam sebelumnya itu jalan-jalan di map yang ada musuhnya itu kalau bukan ayam, ya lari-lari ngehindarin musuh-musuh. Efektif seandainya ini game Survival Horror, sayangnya ini bukan game Survival Horror.
Situasi yang lebih menyeramkan daripada kebanyakan game horror belakangan
UI yang Kurang Informatif dan Progresi yang Membingungkan
Kaptain
Kayaknya emang awal game harus ngais-ngais barang dan ngindarin musuh sampe cukup buat ngedapetin cukup uang buat equipment dan suplai buat party member Begitu juga dengan ngebuka event, yang kalau sampe ngelibatin combat kemungkinan besar bakal mati gara-gara plot. Bahkan kalaupun battle-nya menang. Satu tahun kemungkinan besar bakal abis gara-gara diopname doang, yang umumnya ngabisin 3 hari.
Soal status juga pelit banget ngasih informasi. Di game yang lebih waras bakal ngasihin level & experience. Di sini cuma dikasih stats, dan level juga ditunjukin lewat panjangnya “simbol” di menu status.
Silahkan tebak mana yang nunjukkin level-nya
“Mine is longer than yours”
Kaptain
Habis ngalahin musuh dapet experience, tapi nggak pernah ngasih tahu berapa banyak experience-nya dan perlu berapa banyak lagi buat level up.
Hal ini juga berlaku sama ke equipment-nya. Toko menjual beberapa equipment, tapi yang ditampilkan cuma harga dan deskripsinya saja. Kita tidak tahu berapa stats yang diberikan equipment yang dijual, apakah equipment-nya lebih bagus atau lebih jelek daripada yang sudah kita punya.
Jadi mau tidak mau harus save -> beli equip-nya -> cek stats-nya -> load game kalau stats-nya ga lebih bagus, dan itu nyebelin.
Kaptain
Singkatnya semua konten yang berhubungan dengan battle tuh kebanyakan repotnya. Persiapan ngerepotin, biaya suplai mahal, balance encounter berantakan, unit, item, dan skill yang berguna telat dapetnya, dan ngasih informasi pelit banget.
bukan_randy
Gwa pribadi sebisa mungkin pingin ngehindarin battle, tapi karena kadang-kadang ada event yang langsung ngelempar pemain ke battle, mau ga mau mesti leveling biar ga langsung mati kalau ketemu begituan. Ngomong-ngomong soal event, balik lagi soal progresi game ini.
Sistem progresi cerita/side-event di game ini mirip-mirip dengan Harvest Moon, yaitu ketemu karakter di waktu dan tempat (dan cuaca) yang pas. Beberapa petunjuk event berikutnya cukup jelas ada di jurnal yang ngasih penjelasan ke detil event-nya dan hint cara ke event berikutnya.
Gwa berharap dia ga mati karena gwa kebanyakan screenshot gamenya
atau karena brightness layar gwa rendah
Syarat dia untuk gabung itu adalah temui dia di pantai di siang/sore hari ketika cuaca cerah (sunny). Masalahnya, ketika gwa nyadar kalau battle sendirian itu cari mati dan mulai nyari party member, entah kenapa pas siang-sore itu gwa dapetnya mendung (cloudy) terus selama 4 hari berturut-turut.
Lalu ada juga sistem inn di mana pemain bisa istirahat (ngelongkapin waktu + heal). Tapi karena sama sekali ga ada penalti kalau karakternya ga tidur dan kalau tidur di inn itu party membernya misah semua dan mesti dicari lagi di pulau kalau mau dimasukkin ke dalam party, jadi tentunya pemain yang mikirin cara ngatur waktu yang efektif bakal mikir kalau tidur di inn itu ga guna atau malah nggak efektif. Tapi ada beberapa event dan party member yang cuma bisa direkrut kalau pemain istirahat di inn di tengah-tengah game, dan gamenya ga pernah ngasih tahu soal itu.
Kaptain
Sekali lagi, too much busywork. Memang di gamenya setelah beberapa waktu bakal dikasih NPC buat ngambil party member yang tersebar, itu juga mesti bayar. Kenapa nggak dari awal kayak gitu?
bukan_randy
Ada juga satu event yang dibilang harus ke puncak gunung ketika badai (thunderstorm). Cuaca itu sendiri nongolnya cukup jarang, dan begitu muncul, langsung gwa kejar itu event. Begitu sampai di puncak, gamenya malah nge-freeze.
Itu sebelum update 1.01 sih, tapi setelah itu gwa pribadi cuma pernah dapet cuaca badai satu kali lagi.
Kaptain
Sini gak pernah sekalipun malahan.
bukan_randy
Dan itu gwa pakai untuk ngejar event lain yang juga butuh cuaca badai. Dan begitu gwa datengin, apa yang gwa dapet?
Bos super kuat yang ga bisa gwa kalahin, dan begitu kalah langsung dilempar balik ke menu utama alias game over, bukan penalti 3 hari atau sejenisnya.
Kaptain
Entah ke depannya mungkin bakal ada cara buat ngendaliin atau ngeramal cuaca. Because Seriously, Di yang pulau ada ekpedisi sains & literal wizard apa nggak ada satupun yang bisa ngasih info buat cuaca?
bukan_randy
Oke, setelah masalah di battle dan event progression, kita bahas satu lagi fitur yang seharusnya jadi fitur “penting” mengingat game ini katanya terinspirasi dari seri Atelier, Crafting.
Sistem Crafting yang Tidak Efektif
bukan_randy
Seperti seri Atelier, kita bisa ngumpulin macam-macam bahan dengan mungut di titik-titik tertentu di map. Beberapa bahkan ga nyambung, kayak di mana kita bisa mungut salak, lavender, dan pisang di satu titik yang sama. Tapi itu ga gwa keluhin karena itu bikin segala hal jadi jauh lebih praktis.
Sistem crafting di sini cukup standar. Kumpulkan bahan-bahan. Kalau bahannya mencukupi, itemnya bisa dibuat. Dan untungnya tidak ada sistem blueprint atau semacamnya, jadi asal punya bahannya, gado-gado dan bandrek sekalipun bisa langsung dibikin. Masalahnya adalah di satu bagian yang entah kenapa ada di sistem crafting ini.
Yaitu crafting itu MAKAN WAKTU.
Dan bukan dalam artian craftingnya baru akan jadi setelah ditinggal setelah beberapa waktu, tapi membuat item itu akan bikin kamu nge-skip waktunya. Jadi ketika gwa bikin gado-gado, pisang goreng, bandrek, pempek, & beberapa item lainnya, tahu-tahu begitu kelar gwa udah longkap 2 hari dari sebelum gwa bikin item.
Tentunya semua karakternya jadi full laper lagi, jadi semua makanan yang sebelumnya dipakai sebelum bikin item jadi sia-sia. Untungnya game ini ga ada sistem makanan bisa basi sih, kalau ada bakalan makin celaka lagi.
Mungkin akan ada yang bilang, “Ah, sistem ini juga pernah ada kok di seri Atelier.” Masalah dari sistem ini di Nusakana adalah dua hal. Pertama-tama, item healing & buff yang dihasilkan seringkali tidak worth untuk dibuat karena healing dari sekedar bahan kumpulan saja sudah mencukupi, dan buff yang dihasilkan cepat sekali hilang (jalan setengah map kurang dari 10 detik saja sudah hilang). Kedua adalah karena crafting yang memakan waktu sampai berhari-hari ini mempersulit pengaturan waktu, terutama kalau sedang mengejar karakter/event yang hanya tersedia di hari-hari tertentu, di mana kalau sampai kelewat, berarti harus menunggu hampir satu mingguan sebelum ada kesempatan lagi.
Kaptain
Game yang lebih waras bakal ngasihin NPC yang ngasih jasa crafting. Jasa crafting yang bisa DITINGGAL lalu diambil lain waktu. Apalagi crafting senjata yang bisa makan waktu seharian.
Memang crafting berguna untuk mendapatkan equipment untuk late-game. Tapi nyaris semuanya harus dikumpulin dari musuh dan area endgame. Early sampai mid-game pemain yang alternatif equipmentnya terbatas harus tertatih-tatih untuk bertahan hidup.
Your Average Fishing Minigame
bukan_randy
Satu lagi fitur di game ini yang ada karena nama gamenya adalah NuSAKANA dan tokoh utamanya adalah pemancing, fishing minigame.
Kaptain
Yang agaknya cuma peduli sama tipe umpan sama pancingan doang.
bukan_randy
Gwa kira bakalan lebih menarik, tapi ujung-ujungnya ga jauh-jauh amat ama fishing minigame di JRPG umumnya.
Bisa ganti alat pancing yang hanya menentukan durability benang pancingnya, dan ganti umpan yang menentukan jenis ikan yang bakal tertarik. Sisanya seperti biasa. Lempar kail, tunggu ada yang gigit, tarik, dapet.
Mungkin masalah terbesar di sistem mancing ini itu adalah effort kita ga sepadan dengan hasilnya. Dalam 10 menit memancing, gwa bisa nangkep 6-8 ikan. Tapi 6-8 ikan itu kalau dijual, harganya kalah jauh ama hasil mungut-mungut item bahan di map-map selama 10 menit.
Seandainya ga ada event yang mana kita harus pergi mancing untuk nge-trigger event-nya, mungkin gwa ga akan mancing sama sekali di game ini.
Kaptain
Untuk game yang pekat dengan tema memancing, anehnya effort untuk membuat memancing menarik sangat kurang. Ngeliat daftar achievement sih ada ikan legendaris, mungkin saja yang itu bakal lebih menarik mancingnya.
Big Cast of Okay-ish Character
Kaptain
Seperti yang sudah dibicarakan diatas, walaupun bahasa rusak, paling nggak castnya yang bukan anak kecil nggak terlalu menyebalkan. Dan agaknya ilustratornya punya fetish buat baju renang. Oke, di plotnya sendiri emang dikasih penjelasan kenapa, tapi ya tetep aja. Not that I mind.
Interaksi kurang lebih sebatas bicara dan ngasih hadiah sekali sehari, nantinya juga kita bakal dapet cara buat manipulasi stats mereka.
Party member bisa diajak bicara dan dikasih hadiah masing-masing sekali dalam sehari. Setelah diulang-ulang cukup lama, pemain bakal dapet hint untuk ngejalanin event berikutnya dari karakter tersebut, yang untuk mengupgrade skill set mereka.
Dan ntah ini gwa aja atau nggak, tapi gwa bahkan sering lupa berinteraksi dengan party membernya dan lebih fokus nyari barang atau nyasar keliling berharap gwa nge-trigger random event.
Kaptain
Beberapa event juga cuma bisa ditemuin kalau party-nya cuma satu orang, dan berhubung encounter-nya juga kebanyakan hobi ngasih status effect yang rese dan kemungkinan besar bakal ngebunuh dalam satu turn kalau sendirian, sering kali yang kayak gini ngeharusin pemain ngesave-scum
bukan_randy
Dan gwa sempat main beberapa jam tanpa sadar kalau bisa save tanpa harus tidur di inn.
Kaptain
Any favorite character so far?
bukan_randy
Not-Tenryuu (Orca) simply for being Not-Tenryuu.
She can pasir hisap my… uh, nevermind
Idem. Udah gitu ngedapetinnya relatif gampang, level & statsnya juga diatas party lain.
bukan_randy
Intinya sih masih lom bisa komentar banyak karena belum interaksi banyak ama karakternya juga sih.
Final Impression
Kaptain
Jujur aja untuk kondisinya sekarang sayangnya susah mau ngerekomendasiin game ini. Sekali lagi impresi yang didapat sejauh ini tuh game ini dibuat oleh seseorang yang kurang mengerti kalau game di Steam itu punya pasar internasional, dan mendesain gamenya untuk konsumsi lokal semata.
Masih banyak aspek yang harusnya dipermak sebelum game ini diluncurin. Balancing, desain quest. Aspek writing banyak banget yang secara pribadi harus ditulis ulang. Ada standar kualitas yang harus dipenuhi kalau seorang developer ingin tetap kompetitif di Steam. Nggak peduli kalau developernya sendiri kelasnya indie, doujin, atau masih baru. Dan sejauh ini saya nggak kagum sama kualitasnya.
Kalau saja game ini di early access atau beta-nya dikirimkan untuk di-review sebulan lebih awal, kemungkinan besar saya akan neriakin developernya untuk nge-delay rilisnya.
Tergantung dedikasi developer kedepannya, yang beberapa hari ini cukup gencar melakukan bugfix; mungkin rekomendasi baru bisa diberikan. Mungkin bisa saja game ini dibuat versi remasternya di masa depan.
bukan_randy
Game ini punya banyak potensi dan poin-poin yang terlihat menarik. Dan sebagai game RPG Maker, ada banyak tempat di mana kita bisa lihat effort dari developernya untuk ngebikin game ini beda dari game RPG Maker lainnya. Sayangnya secara praktik banyak masalahnya.
Gwa pribadi seneng tiap kali nemuin event, baik yang ga sengaja nemu atau memang gwa incar, tapi segala hal lain di antara event-eventnya itu terasa lambat dan/atau menyebalkan.
Sistem battle-nya malah bikin gwa ga mau battle. Fishing minigame-nya ngebosenin. Craftingnya ngemakan waktu pemain yang terbatas dan agak ngerusak rencana kalau misalnya mau nyari karakter/event di hari dan waktu yang spesifik.
Bukan game RPG Maker & game buatan orang Indonesia terburuk yang pernah gwa mainin, tapi game ini bakal sulit banget bersaing di pasar Steam dengan kondisinya sekarang.
Dan sama seperti Kaptain, kalau developernya niat ngatur ulang balance dan fitur-fitur game ini, bisa aja ke depannya game ini jadi lebih bagus. Tapi untuk saat ini, gwa susah rekomendasiin game yang selama gwa main lebih banyak bikin gwa frustrasi ketimbang seneng.
Singkat katanya, game ini “bagaikan campuran Metal Max dan Rune Factory yang sayangnya kurang memuaskan”.
Kaptain
Atau “Harvest Moon: Murderhobo Edition.” Mungkin kedepannya kami bakal ngasih verdict untuk game ini setelah beberapa ending sudah didapatkan, semoga saja saat waktu itu tiba sebagian besar uneg-uneg yang sudah diutarakan diatas bisa diperbaiki.
Early Game Tips
Jadi biar nggak kebanyakan ngabisin waktu buat muter kami bakal ngasih beberapa tips awal untuk game ini:
1. Don’t go Alone. Kecuali stats/equipment udah mantep banget.
2. Makanan mending yang bisa diambil dari Gathering spot. Beberapa makanan memang ngasih efek buff, tapi jalan dikit juga udah ilang efeknya.
3. Beberapa karakter bisa ngajarin skill ke MC. Equip senjata yang sesuai dan bicara dengan karakter tersebut:
-Knife: The Ambassador
-Gun: The Hunter
-Sword: Fishing Shop
-Fist: Kalau nggak nemu kebangetan deh.
4. Save sebelum nyoba lawan musuh yang belum pernah dilawan. Beberapa lebih lemah dari keliatannya, tapi kebanyakan jauh lebih kuat dari kelihatannya.
5. Jangan beli alat pancing manapun sebelum lanjutin event-nya Kaimana.
6. Party member yang cukup berguna dan cepat didapat bisa diperoleh lewat:
–Event di pantai awal saat cuaca cerah di siang-sore hari.
–Event dari menggunakan kapal transportasi saat sendirian.
–Event dari menggunakan kapal untuk memancing saat cuaca cerah dan hujan.
7. Steam overlay-nya sampai saat ini masih belum jalan, kalau mau screenshot jangan pencet F12 kelamaan karena bakalan nge-restart gamenya.
8. Meski deskripsi Power Band bilang itu ga guna, beli aja, itu tetep naikin stats cukup lumayan.
9. Ada event tertentu yang naruh karakter super kuat ke dalam party untuk beberapa saat. Manfaatin itu untuk ngelarin quest-quest ngalahin musuh-musuh yang kuat sebelum ngelarin event-nya.
10. Beberapa event cuma bisa terjadi setelah tidur di penginapan dan hanya di penginapan.
11. Kilauan di tanah baru relevan setelah dapat party member.
12. Pribadi dan beberapa user lain pernah ngalamin crash/freeze, jadi sering2 save. Kalau-kalau memang terjadi crash/freeze, silahkan laporin di Steam discussion, developernya cukup cepat tanggap untuk memperbaiki bug-bug yang ditemukan.
The post [Impression] Nusakana appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.